Langsung ke konten utama

Jurnal Buncek 1.1: Jangan Lupa Bahagia (Telur Hijau)

Jurnal Belajar 1.1 (Telur Hijau)

Seorang perempuan memiliki banyak aktivitas yang perlu dilakukan dalam rangka menjalankan peran sebagai individu, sebagai istri, maupun sebagai seorang ibu. Rasanya tidak ada habisnya saat membuat daftar panjang aktivitas yang setiap hari kita jalani. Suka atau tidak, mau tidak mau semua menuntut untuk diselesaikan.



Lelah?
Bosan?
Merasa hampa karena setiap hari melakukan aktivitas itu-itu saja?
Atau muncul "burnout" karena terlalu banyak tugas dengan rentang waktu yang terbatas?

Saatnya kembali "SADAR" penuh dalam menjalani aktivitas. Karena kita bukan wonderwomen yang mudah melibas semua tugas. Perlu dibuat skala prioritas agar tetap waras. Apa saja aktivitas yang membuat mata berbinar bahagia saat melakukannya?


Aktivitas+Membahagiakan?




Bukankah ibu bahagia akan menularkan bahagia pada seluruh anggota keluarga bahkan komunitas di sekitarnya?

Setelah membuat daftar panjang aktivitas, saatnya memilahnya ke dalam empat ruang:
1. Aktivitas yang *suka, bisa*
2. Aktivitas yang *suka, tidak bisa*
3. Aktivitas yang *tidak suka, bisa*
4. Aktivitas yang *tidak suka, tidak bisa*



Bukankah kita harus melihat pada sisi tertinggi agar bisa meninggikan gunung? Mari fokus pada kekuatan, memilih lima aktivitas yang mampu menjadi "charger" bahagia bagi Bunda Wistara.


Doodling
Awalnya aktivitas ini menjadi semacam katarsis setelah melihat anak pertama bahagia mencoreti tembok rumah. Perlahan aktivitas ini menjadi cara untuk aktualisasi diri dengan berkumpul bersama ibu lain yang memiliki binar bahagia yang sama di rumah belajar Doodle Art. Empat tahun terakhir saya mulai menekuninya. Membuka kembali perjalanan coret-coret karya lama hingga saat ini membuat saya bahagia @griyawistara. Earn yang saya dapatkan mungkin tidak seberapa, tetapi menjadi sangat bermakna saat saya bisa berbagi kebahagiaan dengan orang lain.

Membaca-menulis
Tak hanya buku fisik, saya sudah cukup bahagia saat bisa mengikuti lanjutan komik favorit tiap pekan di webt**n atau author yang mengisnpirasi di watt**d. Misalnya setelah selama ini menikmati tulisan BuNes, semakin berbinar menyimak tulisan bu Septi Peni.
Sedangkan menulis bagi saya semacam mengalirkan stok 20.000 kata. Meskipun lebih banyak curhat, tapi tak jarang saya menitipkan catatan hikmah yang saya dapat dari keseharian.
Saya akui memang lebih banyak yang ahli di bidang ini, tetapi saya menikmati dan berbahagia. Earn berupa buku antologi, kontributor di blog IP Malang Raya, dan curhatan random di blog pribadi.

Jalan-jalan
Jangan berpikir seperti traveler yang berkeliling dunia, berkeliling taman dekat rumah saja cukup membuat bahagia. Naturewalk bahasa kerennya. Dulu mungkin lebih mudah saat masih berdua, sekarang emak beranak dua perlu banyak pertimbangan sebelum mbolang kemana-mana. Untuk jarak dekat cukup tanggalkan mager, untuk jarak jauh butuh effort lebih baik dari fisik, psikis, dana, dsb. Banyak insight yang saya dapatkan, betapa Allah Ta'ala Maha Baik. Rasanya semangat baru kembali mengalir deras sebelum-saat-setelahnya.

Ngobrol & Main
Saya suka didengar sekaligus mendengarkan. Selain fitrah sebagai makhluk sosial, selalu ada hal baru yang saya dapatkan melalui sebuah pembicaraan. Entah dengan anak-anak, pasangan, bahkan lewat chat ringan dengan sesama ibu pembelajar di luar sana. Main di rumah maupun di luar rumah, tak masalah.

Belanja Pengalaman
Belajar hal baru atau hal lama dengan cara yang berbeda kadang membuat saya deg-degan. Mirip seperti orang kasmaran. Banyak hal yang belum saya ketahui menarik untuk diulik. Belanja di sini bukan hanya dengan duduk di majelis ilmu, pengalaman menjadi anggota komunitas, panitia event, menjadi wali murid, dsb menurut saya cukup menantang dan bisa dijadikan pijakan menjalani tantangan baru yang datang kemudian.



Selamat menjalani hari dengan bahagia.

Diawinasis M. Sesanti
(3119331323)
IP Malang Raya

#janganlupabahagia
#jurnalminggu1
#materi1
#kelastelur
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapata...

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...