Langsung ke konten utama

Jurnal Buncek 1.2: Apa Kebutuhan Belajarmu? (Telur Merah)

Jurnal 2 - Telur Merah 

Saatnya melanjutkan belajar di kelas bunda cekatan Institut Ibu Profesional. Materi pekan ini dimulai dengan mengulang kembali telur hijau yang telah ditemukan sebelumnya. Sebelum memasuki permainan telur merah, ada dongeng menarik yang disampaikan oleh Mas Pandu Kartika tentang metakognisi. 
Apa itu Metakognisi?


Metakognisi secara mudahnya dapat diartikan sebagai ilmu tentang "belajar cara belajar". Sebuah cara untuk belajar, agar kita lebih aware dengan proses belajar. Cakupannya sangat luas, namun metakognisi berkaitan erat dengan pembelajaran mandiri yang saat ini sedang saya lakukan di kelas bunda cekatan. 
Mengapa perlu belajar Metakognisi?

Metakognisi dapat meningkatkan kecepatan (akselerasi) proses belajar. Apapun bidang yang dipilih, dengan metakognisi prosesnya dapat dilakukan lebih cepat dan efektif.

Mas Pandu pernah meneliti tentang salah satu sub/bagian dari metakognisi berkaitan dengan bidang IT yang digelutinya. Di era ini  semua orang sudah memiliki akses yang setara terhadap ilmu, sehingga belajar dengan mandiri itu sangat penting. 

Apa saja kunci pembelajaran mandiri itu?

  1. Mengambil inisiatif
Belajar mandiri dimulai dengan kemauan dari dalam diri.
  1. Melakukan pembelajaran dengan atau tanpa bantuan orang lain
Kita bebas memilih belajar sendiri atau menggunakan bantuan, mencari guru, dsb.
  1. Mendiagnosa kebutuhan belajar
Memilih dan memilah apa saja yang harus dipelajari. Kebutuhan satu orang dengan yang lain bisa berbeda-beda.
  1. Formulasi tujuan belajar
Setelah paham kebutuhan belajar, kita bisa merumuskan tujuan spesifik dari apa yang ingin dipelajari.
  1. Identifikasi kebutuhan sumber belajar
Dari kebutuhan belajar dapat dipilah sumber belajar yang memungkinkan dapat digunakan, misalnya: dari guru, kelas belajar, akses internet, workshop, dsb.
  1. Memilih dan mengimplementasikan strategi belajar
Strategi belajar yang paling nyaman untuk memudahkan proses belajar, misalnya: mind-mapping, dengan praktek langsung, mengulang-ulang video pembelajaran, dsb.
  1. Evaluasi hasil belajar
Evaluasi mandiri, apakah sudah sesuai dengan tujuan belajar yang telah dibuat.

Pasti sangat seru ketika semua pembelajar di luar sana dapat membuat peta belajar mengenai hal-hal yang sudah dipelajari. Komunitas pembelajar mandiri dapat saling berbagi inspirasi peta belajar agar dapat menciptakan percepatan dalam membangun peradaban. 

Sebelumnya di jurnal pertama telah ditentukan 5 aktivitas yang membahagiakan, berikutnya dipilih keterampilan pendukung agar aktivitas yang membahagiakan dapat berjalan dengan baik:

1. Doodling
Seringkali membuat lupa waktu dan mengambil jatah waktu aktivitas lainnya. Meskipun mulai menghasilkan earn, pengelolaannya perlu diatur dengan baik. Sehingga dibutuhkan keterampilan:
-Manajemen waktu
-Manajemen finansial
-Keterampilan membuat beragam doodle
-Mencari ide dan inspirasi doodling

2. Membaca-menulis
Seperti aktivitas sebelumnya, perlu dibuat kandang waktu dan ketentuan bacaan-tulisan yang membahagiakan.
-Manajemen waktu
-Manajemen memilih bacaan
-Ilmu tentang menulis di blog

3. Jalan-jalan
Agar dapat dijalankan, dibutuhkan dana dan pengaturan jadwal agar bisa dilakukan dengan seluruh anggota keluarga.
-Manajemen waktu keluarga
-Manajemen finansial
-Manajemen menu

4. Ngobrol & Main
Agar aktivitas ini lebih bermakna, perlu belajar lagi tentang:
-Home team 
-Ilmu Parenting untuk mendampingi ananda
-Manajemen menata rumah

5. Belanja pengalaman
Belajar sesuatu yang disukai seringkali memakan waktu lebih banyak. Entah karena terlalu asik maupun butuh waktu lebih dalam memahami sesuatu.
-Manajemen waktu
-Pembelajaran Mandiri





Membuat skala prioritas dari keterampilan di atas:
1. Penting & Mendesak
-Ilmu Parenting (FBE) dan turunannya
-Manajemen Waktu
-Manajemen Finansial
-Keterampilan mencari ide dan inspirasi doodling
-Home Team

2. Penting & Tidak Mendesak
-Pembelajaran Mandiri
-Manajemen Menu

3. Tidak Penting & Mendesak
-Manajemen Laundry
-Manajemen Penataan rumah

4. Tidak Penting & Tidak Mendesak
-Berselancar di media sosial tanpa tujuan
-Membaca-menulis tema yang tidak penting



Diawinasis M. Sesanti (3119331323)
IP Malang Raya

#janganlupabahagia
#jurnalminggu2
#materi2
#kelastelur
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapata...

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...