Langsung ke konten utama

Tugas Review Jurnal #3 (Yayan Nurlian)

 Bismillahirrahmanirrahim, 

Sampai di review jurnal buddy yang ketiga. Kali ini saya berpasangan dengan mbak Yayan Nurlian. 



Berikut jurnal beliau: 

https://yayannurlian.wordpress.com/2021/08/17/amigdala-hijacking-starbursting-tim-temani/

Problem statement tim-nya sangat menarik nih, Amigdala Hijacking. Pembajakan? Siapa yang membajak? Untuk apa dibajak? 

Alur jurnalnya sudah baik, saya sebagai orang di luar tim dapat menangkap dengan baik alur dalam merumuskan problem statement dan starbursting yang dilakukan oleh tim Temani. 

Namun ada beberapa catatan agar dapat lebih baik lagi ke depannya. Yaitu jumlah pertanyaan di setiap sudut bintang dalam jurnal yang masih berjumlah satu saja. Betul jawabannya cukup mendalam, tetapi akan lebih baik lagi jika sesuai ketentuan. Atau ini adalah resume dari sekian pertanyaan? Jika demikian maka lebih baik jika semua pertanyaan dituliskan saja. 


Proses diskusi juga sudah melibatkan tim dalam merumuskan masalah aku-kamu menjadi masalah kita. Sudah baik dan perlu dipertahankan. 


Setelah merumuskan starbursting, jika ada sumber bacaan/film/ahli lain sebaiknya dituliskan saja agar menguatkan proses starbursting yang telah dilakukan. 





Semoga sukses untuk mbak Yayan Nurlian serta tim Temani. Tema yang diangkat banyak dialami oleh para perempuan, semoga dapat menjadi solusi untuk mereka yang butuh pengendaliaan emosi lebih baik lagi. 


Berikut review dari mbak Yayan:

https://yayannurlian.wordpress.com/2021/08/23/review-jurnal-buddy-3/





Malang, 23 Agustus 2021

Diawinasis M. Sesanti

IP Malang Raya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapata...

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...