Langsung ke konten utama

Jurnal #7 ApresiAKSI

 Bismillahirrahmanirrahim, 

Alhamdulillah akhirnya materi ke-7 bisa kami dapatkan setelah sempat tertunda. Semoga ibu Septi diberi kesehatan agar bisa terus menularkan ilmu dan membagikan pengalaman beliau untuk kami. Ditambah informantika (11/11) yang semakin menguatkan pemahaman. 

Tugas di pekan ini cukup banyak, terdiri dari 5 worksheet yang harus kami isi. Maka seperti biasa, kami janjian dengan tim untuk ngobrol bareng. Tidak selesai dalam satu waktu, kami ngobrol secara bertahap sambil melanjutkan aksi kami: diswap tentang desain logo dan kulzoom visual hierarki dalam desain. 


A. Analisa Dampak Sosial

Apa itu social impact? 

Kami awali dengan memahami social impact dari aksi tim, yaitu pengaruh aksi tim terhadap manusia dan lingkungan tempat aksi  berlangsung. Khususnya hasil positif dari aksi. Karena kami fokus ke SDGs pendidikan bermutu, jadi akses utk semua orang belajar desain grafis, manfaat yang bisa berupa dampak langsung maupun tidak langsung.

Apakah kita perlu menganalisis dampak sosial? Jika ya, apa alasannya? 

Seluruh anggota tim Rinjing Destock sepakat analisis sosial impact perlu dilakukan

1. Supaya bisa upgrade aksi berikutnya (apa yg perlu diperbaiki/ditingkatkan)

2. Agar bisa memetakan siapa penerima manfaat dari aksi --  membuat perencanaan agar lebih luas lagi, atau lebih spesifik apa yang dibutuhkan

Sebagai bahan referensi, kami juga mengulas contoh Impact Report dari LFK (Liga Film Keluarga) waktu nobar film Ibu Bumi berikut: https://online.fliphtml5.com/jrzfg/rwcy/

Konsep gerakan di Tim bunsal mirip dengan CS. Membentuk tim menjadi sociopreneur untuk membawa dampak--solusi dari masalah yang telah dirumuskan. Analisa Dampak itu penting untuk memetakan siapa penerima manfaat dari aksi sehingga dapat membuat perencanaan agar lebih luas lagi dampak AKSI dengan mendata lebih spesifik apa yang dibutuhkan. Tak hanya berdampak luas, penting mempertimbangkan dampak kepada yang memang membutuhkan (tepat sasaran). 

Siapa sih yang terkena dampak langsung dari aksi kita?

1. Anggota tim: bahagia belajar medibang, bisa membuat clip art, seamless pattern, dan lettering, membuat event yang berdampak lebih luas. 

2. Peserta mini workshop & diswap: menyimak materi, berani membuat karya, paham pengetahuan tentang logo. 

3. Followers di media sosial dan pengunjung wesite

Jangkauan/Dampak IG Rinjing Destock


Adakah yang terkena dampak tidak langsung dari aksi kita? 

1. Keluarga anggota tim 

Ada anak yang ingin tahu dan ikut mencoba, Suami yang meminta dibuatkan gambar/lettering 

2. Teman dari peserta workshop yang ikut menyimak proses belajar-berkembang-berkarya yang dilakukan peserta

Pentingnya Analisa Dampak Sosial


B. Theory of change (Teori Perubahan)

Berisi panduan tentang bagaimana beragam aksi tersusun dan dapat terlaksana secara runtut. 

1. Input: sumber yang dimiliki oleh tim

Anggota tim, platform belajar, mentor, aplikasi HP, kuota+sinyal, waktu, tenaga. 

2. Activities: program yang sudah berjalan 

Mini workshop,  Diswap, Materi milestone#1, Diskusi tim, postingan di Medsos & Website, Live di IG tim, kolaborasi dengan tim lain

3. Output: akibat langsung dari penggunaan input dan aktivitas yang dilakukan

- Menyelesaikan materi dan praktik di milestone #1

- Diajari app medibang untuk membuat clip art, seamless pattern, dan lettering

- Diajari ilmu seputar logo

4. Outcome: efek jangka pendek dari output

- Skill menggambar dengan medibang & membuat logo meningkat

- Skill mengelola media sosial

- Skill memperluas jaringan/ kolaborasi

5. Impact: dampak aksi (jangka panjang) 

- Bahagia menjalankan passion

- Membuka peluang bisnis (mandiri financial)

- Berkontribusi membekali peserta workshop ttg app medibang, selebihnya peserta bisa menggunakan kreativitas masing-masing untuk membuat karya yang lain. 

- Berkontribusi menambah pengetahuan desain logo baik untuk desainer pemula maupun klien yang akan membuat logo 

Theory of Change

C. The Logic Models
The Logic Models


D. Risk Management

Manajemen risiko artinya tim perlu mengatur segala resiko yang mungkin terjadi dalam proyek dan merencanakannya agar menjadi lebih baik dan bahagia menjalaninya. 

✅ Risiko anggota tim ada yang mundur, ada posisi kosong. Aktivitas tidak bisa berjalan sesuai timeline, ada anggota yang harus merangkap peran.
*probability : high
*impact : high
*respon: accept
*strategi: menambah anggota tim (oprec)

✅ Risiko tidak ada mentor
*probabilitas: medium
*impact: high 
*respon: accept
*strategi: follow up mentor sebelum hari H, jika tidak bisa rescredule atau mencari mentor pengganti.

✅ Risiko kendala sinyal/kuota
*probabilitas: medium
*impact: medium
*respon: accept
*strategi: saling back up anggota tim saat ada kendala sinyal/peralatan

✅ Risiko tidak ada dana tim
*probabilitas: medium
*impact: medium
*respon: accept
*strategi: workshop/ pelatihan berbayar, buka jasa desain, membuat produk untuk dijual

✅ Risiko member tidak aktif/ WAG sepi
probabilitas: medium
*impact: medium
*respon: accept
*strategi: berbagi ilmu / pengalaman / challenge / membuka kelas, sharing karya, piket sapa WAG sekalian ada jadwal tema/konten yg bisa dibagikan

✅ Risiko anggota tim yg kelelahan/burn out / creative block
*probabilitas: medium
*impact: medium
*respon: accept
*strategi: pembagian kerja yang jelas, jadwal piket, penyesuaian ritme milestone

Risk Management


E. Stop, Continue, Start

Stop
- Anggota tim mundur/tidak menjalankan peran 
- Jadwal posting/sapa WAG belum teratur
- Satu anggota menghandle terlalu banyak peran

Start: 
- Pembagian tugas piket medsos dan WAG
- Produksi barang/terima jasa desain untuk aktivitas tim
- Oprec anggota tim baru 

Continue
- Menyediakan backup untuk mentor pengganti
- Saling backup anggota tim jika terkendala sinyal / peralatan
- Penyesuaian milestone tim agar tidak terlalu padat
- Melanjutkan kelas belajar, challenge, sharing 
- Jadwal diskusi tim 
- Follow up mentor
Stop-Continue-Start

Malang, 29 November 2021
Diawinasis M. Sesanti
IP Malang Raya



Badge Level #7 Apresiaksi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Pulang ke Udik: Menggelar Kenangan, Membayar Hutang Kerinduan

Sebagai warga perantau, bagi Griya Wistara acara mudik bukan lagi hal baru. Entah pulang ke rumah orangtua di luar kota dalam propinsi maupun mertua yang lebih jauh, antar kota antar propinsi. Bukan hal mudah dalam mempersiapkan mudik, sebutlah H-3 bulan kami harus berburu tiket kereta agar tak kehabisan sesuai tanggal yang direncanakan. Pernah suatu waktu kami harus pasang alarm tengah malam, karena hari sebelumnya sudah kehabisan tiket kereta yang diharapkan. Padahal baru jam 00.15 WIB, artinya 15 menit dari pembukaan pemesanan. Belum lagi persiapan deretan kebutuhan selama sekian hari di kampung halaman. Mana barang pribadi, mana milik pasangan, dan persiapan perang ananda tak ketinggalan. Jangan tanya rancangan budget lagi, saat pengeluaran mendominasi catatan keuangan. Membawa sepaket koper alat perang, melipat jarak agar semakin dekat. Perjalanan selalu menyisakan hikmah. Bukan perkara mudah mengelola sekian jam di atas kereta bersama balita. Alhamdulillah, beberapa kali mele

Jurnal Belajar Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Usia 0-6 tahun : selesai dengan diri sendiri. Salah satu tantangan yang paling identik dengan tema level 7 ini, adalah saat orangtua mulai galau dan membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Atau yang paling dekat dengan saudara kandungnya sendiri. Seolah-olah anak harus mengikuti sebuah pertandingan yang belum tentu setara dengan dirinya. " Coba lihat, mas itu sudah bisa jalan. Kamu kok belum?" "Berani nggak maju ke depan seperti mbak ini? " Setiap anak memiliki sisi unik yang menjadikannya bintang. Allah tak pernah salah dalam membuat makhluk, maka melihat sisi cahaya dari setiap anak adalah keniscayaan bagi setiap orangtua. Berusaha dalam meninggikan gunung, bukan meninggikan lembah. Mengasah sisi yang memang tajam pada diri anak butuh kepekaan bagi orangtua. Dalam buku CPWU, dapat diambil teknik E-O-WL-W untuk menemukan kelebihan setiap anak. 1. Engage Atau membersamai anak dalam proses pengasuhan dan pendidikan dengan sepenuh hati (yang