Langsung ke konten utama

Review Jurnal #8

 Bismillahirrahmanirrahim, 

Tahapan kelas hampir usai, berikutnya persiapan menuju gerbang ekosistem Ibu Pembaharu. Review terakhir kami lakukan diskusi bersama tim Rinjing Destock pada Jumat (07/01). Awalnya kami sudah jadwalkan memakai platform gmeet, tetapi beberapa anggota ada kepentingan mendadak yang mengharuskan perjalanan sehingga kali gunakan WAG saja agar bisa ditanggapi saat sudah sampai tujuan. 

SELF ASESSMENT

Untuk self asessment sebagian sudah saya tuliskan di jurnal 8 kemarin. Tetapi saya tuangkan kembali dalam bentuk poin di template review kali ini. 


Hal-hal di atas adalah yang sudah baik saya lakukan bersama tim dan insya Allah akan kami lanjutkan bersama. 
Sebenarnya ada banyak sekali hal-hal yang membahagiakan. Mulai dari ngobrol recehan, mengumpulkan ide liar tim, saat kesulitan praktik tutorial, sampai dampak yang lebih besar yang bisa kami lakukan bersama. Intinya main-ngobrol-beraktivitas bareng dalam tim membuat kami bahagia. 
Pelajaran paling besar bagi saya adalah saat baper ada anggota yang mundur dari tim tanpa kabar. Tetapi ternyata dengan adanya golden rules, saya lebih logowo ada anggota yang mundur dengan adab, tentu karena ada alasan yang masuk akal. 

Berikutnya yang akan kami lakukan adalah melanjutkan yang sudah baik, dan memperbaiki yang beberapa hal bersama tim: mengawal milestone berikutnya, memastikan semua tim bahagia dengan perannya, jika dibutuhkan dilakukan rekruitmen ulang, serta pengelolaan web dan medsos lebih baik. 


PEER ASESSMENT

Bersama tim, kami juga melakukan mastermind & false celebrations. 



Yang sudah baik dikerjakan oleh:

1. Santi: Leader yg jadi lem buat tim nya..eh gimana ya jelasinnya.. Menguatkan tim Cara nyemangatin timnya itu sabar, gercep trus komunikasinya keren menurutku 😍

2. Tika: sudah sesuai peran, sabar dan telaten mengelola data, website, dan media sosial tim, gercep setiap ada diskusi & koordinasi tim, perkembangan skill desainnya keren. 

3. Resti: mentor kece, sabar berbagi ilmu seputar medibang, gercep mengawal project tim sesuai peran sebagai PJ project. Punya ide brilian waktu diskusi / kegiatan 💕, mentor yg baik hati. 

4. Fiqoh: berhasil mengawal tim RD belajar sesuai rencana milestone 1-2, sesuai peran sbg PJ belajar. Semangat belajar tinggi, saling back up saat ada yang berhalangan. Punya pertanyaan² dan ide brilian juga buat kegiatan / bikin jadwal belajar. Gercep bikin karya.

5. Lucky: mengambil peran mengelola keuangan tim, mengkomunikasikan dengan anggota tim. 


Momen membahagiakan bersama:

1. Santi: kerjasama tim

2. Tika: barengan lulus bunsal setelah berproses bersama di tim RD. 

3. Resti: menyimak ilmu seputar medibang

4. Fiqoh: sharing karya-karya yang telah dibuat

5. Lucky: sharing tantangan yang dihadapi dan mencari solusi bersama




Di milestone berikutnya, saran perbaikan untuk:

1. Santi: tetap menjadi lokomotif tim yang lebih baik

2. Tika: moga nggak bosen belajar bareng lagi, gapapa lebih galak untuk nagih piket konten medsos. 

3. Resti: moga bisa bikin workshop/project lagi, menambah jam terbang bareng tim RD, ide liarnya bisa dikumpulin di bank ide project RD berikutnya

4. Fiqoh: semangat belajarnya semoga terus berkobar, jangan sungkan untuk meminta bantuan/berbagi peran dengan anggota tim lain 

5. Lucky: berani mencoba dan menambah jam terbang skill desain, bisa dimulai dari jenis desain yang dibutuhkan


Semangat menuju tahap berikutnya, apapun playground yang kami masuki nanti semoga bisa terus melanjutkan value Ibu Profesional: belajar, berkembang, berkarya, berbagi, dan berdampak. 


Malang, 9 Januari 2022

Diawinasis Mawi Sesanti

IP Malang Raya




Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Pulang ke Udik: Menggelar Kenangan, Membayar Hutang Kerinduan

Sebagai warga perantau, bagi Griya Wistara acara mudik bukan lagi hal baru. Entah pulang ke rumah orangtua di luar kota dalam propinsi maupun mertua yang lebih jauh, antar kota antar propinsi. Bukan hal mudah dalam mempersiapkan mudik, sebutlah H-3 bulan kami harus berburu tiket kereta agar tak kehabisan sesuai tanggal yang direncanakan. Pernah suatu waktu kami harus pasang alarm tengah malam, karena hari sebelumnya sudah kehabisan tiket kereta yang diharapkan. Padahal baru jam 00.15 WIB, artinya 15 menit dari pembukaan pemesanan. Belum lagi persiapan deretan kebutuhan selama sekian hari di kampung halaman. Mana barang pribadi, mana milik pasangan, dan persiapan perang ananda tak ketinggalan. Jangan tanya rancangan budget lagi, saat pengeluaran mendominasi catatan keuangan. Membawa sepaket koper alat perang, melipat jarak agar semakin dekat. Perjalanan selalu menyisakan hikmah. Bukan perkara mudah mengelola sekian jam di atas kereta bersama balita. Alhamdulillah, beberapa kali mele

Jurnal Belajar Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Usia 0-6 tahun : selesai dengan diri sendiri. Salah satu tantangan yang paling identik dengan tema level 7 ini, adalah saat orangtua mulai galau dan membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Atau yang paling dekat dengan saudara kandungnya sendiri. Seolah-olah anak harus mengikuti sebuah pertandingan yang belum tentu setara dengan dirinya. " Coba lihat, mas itu sudah bisa jalan. Kamu kok belum?" "Berani nggak maju ke depan seperti mbak ini? " Setiap anak memiliki sisi unik yang menjadikannya bintang. Allah tak pernah salah dalam membuat makhluk, maka melihat sisi cahaya dari setiap anak adalah keniscayaan bagi setiap orangtua. Berusaha dalam meninggikan gunung, bukan meninggikan lembah. Mengasah sisi yang memang tajam pada diri anak butuh kepekaan bagi orangtua. Dalam buku CPWU, dapat diambil teknik E-O-WL-W untuk menemukan kelebihan setiap anak. 1. Engage Atau membersamai anak dalam proses pengasuhan dan pendidikan dengan sepenuh hati (yang