Langsung ke konten utama

TANTANGAN 1.3 : MENDENGAR LEBIH BANYAK

HARI KETIGA

Diawinasis M. S
Malang, 27 Januari 2017

Bismillahirrahmanirrahim

Sampai di hari ke 3, ah.. rasanya masih saja banyak kekurangan di sana sini dalam hal komunikasi. Tapi rasanya lebih dekat dengan anggota keluarga kecil kami.

Hari ini seperti biasa setelah sarapan kami luangkan waktu sebentar telinga dan hati untuk ngobrol. Meskipun sejak bangun tidur tadi juga ngobrol, membicarakan kepiting yang sukses membuat intellectual curriousity Farza naik. Dan benar, memperpanjang nalar akan memendekkan emosi. Saat dihujani beragam pertanyaan saat sibuk urusan domestik, hanya butuh menarik nafas panjang lalu tersenyum memasang wajah ramah sambil memasang sebuah kepiting di piring untuk di”observasi” sang observer cilik. “apa ini bun? waah.. ada kepiting.. mau dimasak?.. ada kakinya.. ada capitnya” lalu ada yang bergoyang “kepiting”.

Pagi ini Farza yang piket “bicara”. Anak 2.5 tahun bicara apa? Apa saja boleh. Kami bisa menggali rasa bahagianya saat kemarin main di playground.
B: “Farza kemarin ngapain?”
F: “Main perosotan warna kuning.. wuuuuu… main jungkat jungkit yang kecil.. yang kuning Farza ga nyampe”
B: “Lho kenapa ga nyampe?”
F: “Besarr..”
B: “Tinggi?”
F: “Tinggi jungkat jungkitnya.. Farza yang kecil yang merah aja..”
Dan mengalirlah cerita lain tentang “beli es krim”. “Farza beli es krim yang coklat sama ayah, bunda ga diajak, bunda sekolah”. :-D #baiklah

Dilanjut Farza menunjukkan beberapa buku, “membaca”nya di depan ayah bunda. Saat disebut judul tertentu, dia memilih buku yang dimaksud sambil menceritakan gambar di dalam buku.

Lepas obrolan, kami coba mengukur tinggi dan berat badan Farza. Wah, naik 0.5cm dan 0.2 kg dibanding bulan lalu. yeayy...alhamdulillah. Membuat aktivitas simple ini jadi seru ketika dilakukan dengan “hati”.

Diselipkan pula obrolan tentang oleh-oleh dari majelis ilmu kemarin. Ternyata ada kaitannya dengan “Family Project” kami.





PERUBAHAN KOMUNIKASI DI HARI KETIGA
√ Menjaga emosi tetap stabil agar “nalar” tetap panjang--dengan pengaturan nafas, dsb
√ Memakai suara ramah di depan anak ternyata efektif saat berhadapan dengan anak
√ KISS (keep information short and simple) --kalau dulu di ABA ada prinsip harus jelas, tegas, konsisten. DTT sebelum DT.




#hari3
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...

Alir Rasa Kelas Bunda Cekatan

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Ta'ala yang telah memberikan kelapangan hingga mampu menyelesaikan kelas Bunda Cekatan batch #1 Institut Ibu Profesional.  Challenge Buncek: Done! Terimakasih untuk Ibu Septi Peni Wulandani yang telah menjadi guru bagi kami, setia membawa dongeng istimewa di setiap pekannya. Terimakasih untuk team belakang layar Buncek #1 (Mak Ika dkk), teman-teman satu angkatan, dan tentu all team Griya Wistara yang mendukung saya belajar sampai di tahap ini. Apa yang membuat bahagia selama berada di kelas Bunda Cekatan? Kelas Bunda Cekatan menyimpan banyak sekali stok bahagia yang bisa diambil oleh siapa saja dengan cara yang tak pernah sama. Rasanya tak ada habisnya jika harus disebutkan satu per satu. Potongan gambar berikut cukup mewakili proses yang telah saya lalui. Tahap Telur-Telur Saya jadi tahu apa yang membuat saya bahagia. Apa yang penting dan urgent untuk segera dipelajari. Dan saya diijinkan untuk membuat pe...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...