Langsung ke konten utama

Mastermind Bulan Delapan

 Agustus selalu identik dengan kesibukan, perayaan, dan dekorasi merah putih di mana-mana. Meskipun di masa pandemi, semarak peringatan hari kemerdekaan juga tak surut begitu saja. Memang kita tak bisa lomba balap karung atau makan kerupuk seperti biasa, tetapi media sosial tak kalah riuh dengan konten lomba tujuh belasan. Keterbatasan ternyata membuat setiap orang berpikir lebih kreatif menjawab tantangan.

Bulan delapan sekaligus pergantian tahun Hijriyah, menjadi titik istimewa. Semoga catatan receh ini bisa menjadi pengingat untuk bisa tetap produktif di tengah keterbatasan yang ada.

***

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta yang telah memberikan kesempatan hingga sampai di titik ini.

*Bahagia menjadi bagian Tim Desain GASS, saya banyak belanja jam terbang berhubungan dengan si Canva membuat desain harian. Mendadak dapat tantangan jadi moderator sinau bareng di WAG dengan tema Natural Beauty. Bulan ini juga harus berpisah dengan partner sekaligus mentor yang selama ini mengajarkan banyak ilmu, semoga semakin bersinar di tempat baru.

*Bahagia berproses di RB Doodle Art, alhamdulillah project #IbuMerdeka telah berhasil diselesaikan. Semoga bisa lanjut dengan project-project berikutnya yang sudah menanti di depan mata.

*Di RB Menulis, masih berusaha mengejar challenge draft buku, tulisan pekanan, dan rencana antologi. Wah, sepertinya bersiap sibuk setelah ini.

*Bahagia bareng Shiwachi, masih on the way project Poster Adab. Belajar dari para mastah seputar memilih font, tutorial gambar ilustrasi orang dan hewan. Mulai latihan nyicil beberapa gambar untuk poster Adab Bertamu meskipun belum selesai.

*Belajar Doodle Sepekan, tantangan yang cukup berat yang berani saya terima. Menyiapkan materi, mengisi kulwap harian, hingga challenge membuat doodle. Benar-benar sepekan yang padat merayap, ditambah request sertifikat dadakan bagi peserta. 

*Alhamdulillah akhirnya antologi Biyung Bingah selesai dan sudah bisa dipesan. Keseruan nulis, bikin cover, dan template flyer promosi serasa memacu adrenalin. 

*BDR kakak masih berlanjut. Ada Parade Lomba 17-an dari SAAM yang tetap bisa dilakukan dengan mengirimkan file video, mulai dari foto keluarga, puisi, menyanyi, dan tahfizul Qur'an. Alhamdulillah kakak berhasil mengumpulkan poin terbanyak kedua hingga membawa kipas angin pulang ke rumah. 

*Belajar di HSI sudah masuk ke Silsilah 8 tentang Beriman kepada para Rasul. Semakin ke sini, merasa ada banyak yang belum dipahami ternyata. Rukun iman yang enam jika dipelajari lebih rinci bisa makan waktu bertahun-tahun. 

*Dimase-Art bulan ini ternyata libur dengan giveaway, tapi alhamdulillah ada project bantal dan otw project totebag. Plus giveaway bulan Juli yang baru di-submit, dan gift untuk Padepokan Margosari. Bikinnya aja bahagia, lebih bahagia lagi ketika ibu Septi berkenan menerima.

***

Kesempatan belum tentu datang untuk kedua kalinya, ambil yang memang mampu dilakukan dengan bahagia.

 Tawaran posisi magang datang dari tiga pengurus IP Regional Malang di bulan ini. Posisi pertama auto mundur loss, karena bukan posisi main-main. Tawaran posisi kedua dari orang yang berbeda, tanpa pikir panjang memilih mundur karena merasa tidak memiliki skill di bidang tersebut. Ketika posisi ketiga datang, saya merasa mungkin bisa. Setelah meminta waktu sehari, diskusi dengan pasangan, akhirnya diputuskan untuk menjawab "iya" di lamaran kali ini. Bismillahirrahmanirrahiim, semoga Allah memberi jalan dan kekuatan untuk mengambil peran dengan bahagia. Inilah salah satu tantangan baru di bulan September ini.

What next?

1. Magang Komponen IP Malang

2. Kelas Buncek #1

3. Desain GASS

4. Poster Adab Bertamu

5. Desain Promo Biyung Bingah

6. Rumbel Doodle Art & Menulis

7. HSI Silsilah 8

8. Belajar Doodle Sepekan Batch #2


Ganbate!!!

Semoga semua bisa dijalani dengan sadar dan bahagia. 


Dimase

Malang, September 2020


Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Pulang ke Udik: Menggelar Kenangan, Membayar Hutang Kerinduan

Sebagai warga perantau, bagi Griya Wistara acara mudik bukan lagi hal baru. Entah pulang ke rumah orangtua di luar kota dalam propinsi maupun mertua yang lebih jauh, antar kota antar propinsi. Bukan hal mudah dalam mempersiapkan mudik, sebutlah H-3 bulan kami harus berburu tiket kereta agar tak kehabisan sesuai tanggal yang direncanakan. Pernah suatu waktu kami harus pasang alarm tengah malam, karena hari sebelumnya sudah kehabisan tiket kereta yang diharapkan. Padahal baru jam 00.15 WIB, artinya 15 menit dari pembukaan pemesanan. Belum lagi persiapan deretan kebutuhan selama sekian hari di kampung halaman. Mana barang pribadi, mana milik pasangan, dan persiapan perang ananda tak ketinggalan. Jangan tanya rancangan budget lagi, saat pengeluaran mendominasi catatan keuangan. Membawa sepaket koper alat perang, melipat jarak agar semakin dekat. Perjalanan selalu menyisakan hikmah. Bukan perkara mudah mengelola sekian jam di atas kereta bersama balita. Alhamdulillah, beberapa kali mele

Jurnal Belajar Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Usia 0-6 tahun : selesai dengan diri sendiri. Salah satu tantangan yang paling identik dengan tema level 7 ini, adalah saat orangtua mulai galau dan membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Atau yang paling dekat dengan saudara kandungnya sendiri. Seolah-olah anak harus mengikuti sebuah pertandingan yang belum tentu setara dengan dirinya. " Coba lihat, mas itu sudah bisa jalan. Kamu kok belum?" "Berani nggak maju ke depan seperti mbak ini? " Setiap anak memiliki sisi unik yang menjadikannya bintang. Allah tak pernah salah dalam membuat makhluk, maka melihat sisi cahaya dari setiap anak adalah keniscayaan bagi setiap orangtua. Berusaha dalam meninggikan gunung, bukan meninggikan lembah. Mengasah sisi yang memang tajam pada diri anak butuh kepekaan bagi orangtua. Dalam buku CPWU, dapat diambil teknik E-O-WL-W untuk menemukan kelebihan setiap anak. 1. Engage Atau membersamai anak dalam proses pengasuhan dan pendidikan dengan sepenuh hati (yang