Langsung ke konten utama

TANTANGAN 5.15

Tantangan 5.15
Diawinasis M. Sesanti©
Jkt, 22 Juni 2017

Hari ini Ananda mengajak main ke taman berkali-kali, artinya berulang kali pula kami "nongkrong" di perpus untuk membaca. Alhamdulillah taman ada di ujung gang dan bisa ditempuh dengan jalan kaki. Seru sekali memilih-milih buku baginya, saat cover buku terlihat menarik segera diambil oleh Farza. Apalagi saat ada anak lain yang datang, ikut ingin tahu sambil mengintip isi bukunya.

Ayah-bunda tak mau kalah. Ayah memilih baca komik sambil menunggui Farza main, bacaan ringan yang habis sekali duduk. Bunda ikut asyik berkhayal kepengen punya sekolah gerbong kereta seperti Toto-Chan, meskipun banyak value yang berbeda di keluarga kami dan di buku ini tetapi jelas terlihat fitrah belajar anak berkembang pesat di Tomoe Gakuen. Keren banget deh kemampuan "listen" pak kepala sekolah waktu Toto-Chan mau masuk sekolah ini, 4 jam didengarkan penuh oleh orang dewasa pasti begitu berkesan bagi anak-anak. Stimulasi IQ-EQ-SQ hingga AQ bukan sesuatu yang kaku, bahkan tidak terasa belajar karena anak-anak belajar bersama alam, memperkaya peng-alam-an anak lewat kegiatan di sekolah maupun ke tempat lain.

Cerita tentang Tetsuko-San sudah pernah bunda baca, tapi sekarang kesan buku ini lebih mendalam setelah ada anak-anak di Griya Wistara. Tak mau buru-buru selesai, setengah bagian buku dalam sehari rupanya cukup menguras emosi. Ada banyak hal ditularkan: semangat, haru, cinta, sedih, dan pastinya buku ini ditulis dengan hati.

Ayo main ke perpus lagi... Liburan seru untuk "latihan otak" agar sehat (mengutip istilah di #HIAIP).

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Pulang ke Udik: Menggelar Kenangan, Membayar Hutang Kerinduan

Sebagai warga perantau, bagi Griya Wistara acara mudik bukan lagi hal baru. Entah pulang ke rumah orangtua di luar kota dalam propinsi maupun mertua yang lebih jauh, antar kota antar propinsi. Bukan hal mudah dalam mempersiapkan mudik, sebutlah H-3 bulan kami harus berburu tiket kereta agar tak kehabisan sesuai tanggal yang direncanakan. Pernah suatu waktu kami harus pasang alarm tengah malam, karena hari sebelumnya sudah kehabisan tiket kereta yang diharapkan. Padahal baru jam 00.15 WIB, artinya 15 menit dari pembukaan pemesanan. Belum lagi persiapan deretan kebutuhan selama sekian hari di kampung halaman. Mana barang pribadi, mana milik pasangan, dan persiapan perang ananda tak ketinggalan. Jangan tanya rancangan budget lagi, saat pengeluaran mendominasi catatan keuangan. Membawa sepaket koper alat perang, melipat jarak agar semakin dekat. Perjalanan selalu menyisakan hikmah. Bukan perkara mudah mengelola sekian jam di atas kereta bersama balita. Alhamdulillah, beberapa kali mele

Jurnal Belajar Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Usia 0-6 tahun : selesai dengan diri sendiri. Salah satu tantangan yang paling identik dengan tema level 7 ini, adalah saat orangtua mulai galau dan membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Atau yang paling dekat dengan saudara kandungnya sendiri. Seolah-olah anak harus mengikuti sebuah pertandingan yang belum tentu setara dengan dirinya. " Coba lihat, mas itu sudah bisa jalan. Kamu kok belum?" "Berani nggak maju ke depan seperti mbak ini? " Setiap anak memiliki sisi unik yang menjadikannya bintang. Allah tak pernah salah dalam membuat makhluk, maka melihat sisi cahaya dari setiap anak adalah keniscayaan bagi setiap orangtua. Berusaha dalam meninggikan gunung, bukan meninggikan lembah. Mengasah sisi yang memang tajam pada diri anak butuh kepekaan bagi orangtua. Dalam buku CPWU, dapat diambil teknik E-O-WL-W untuk menemukan kelebihan setiap anak. 1. Engage Atau membersamai anak dalam proses pengasuhan dan pendidikan dengan sepenuh hati (yang