Langsung ke konten utama

KUMPULAN TANTANGAN 10 HARI (9.1-9.8)




 KUMPULAN TANTANGAN 10 HARI (9.1-9.8)
Level #9 Think Creative
Kelas Bunda Sayang IIP


TANTANGAN 9.1
Diawinasis M Sesanti 
Tgk, 02-11-2017

Kemarin sempat ramai di rumbel playdate tentang nature study, belajar bersama alam, dan nama lain yang sejenis. Mumpung sedang mudik, kesempatan emas untuk menjelajah dunia di sekitar. Jangan kira saya akan naik bukit-bukit di sekitar kampung halaman, baru keluar pintu saja sudah bertemu banyak hal yang 
#menarik. Belajar membersamai anak yang super kreatif ternyata memantik sisi kreatif si "Emak".

#UndurUndur 
Berbekal rasa ingin tahu saat membersamai ananda akhirnya asyik menangkap undur-undur. Mengulang pengalaman masa kecil, menularkan pada si kecil. Tapi sepertinya macet di pertanyaan "Undur-undur makan apa ya?". Dipakailah senjata andalan emak-emak: browsing. Baiklah, mari kita PDKT dengan si serangga ini.Yang membuat bingung, kenapa dikatakan dalam referensi bahwa serangga ini bersayap dan mirip capung? Weleh-weleh, rupanya yang terkenal ini larva undur-undur. Hewan kecil ini sebenarnya bisa bermetamorfosis dari: telur--larva--kepompong--undur-undur dewasa, dan saya baru tahu salah satunya saja. Saya sibuk kepo, si kecil pun tak kalah seru mengamati. Menikmati belajar dengan cara yang berbeda. 

#MahkotaDaun
Tak berhenti di situ, memanfaatkan segala yang ada di sekitar kita ternyata seperti tak ada habisnya. Sumber daya sudah Allah sediakan, tinggal kita mau atau tidak menggunakannya. Cukup berbahan daun kakao yang berjatuhan (yang menjadi PR harian untuk dibersihkan)+lidi untuk menyematkan jadilah mahkota daun. 

#MengecatBatu
Menikmati aktivitas bersama ananda, membuat saya ikut bebas berkreasi. Kali ini memungut bebatuan dan mencoba mengecatnya membentuk pola tertentu. Seru sekali meskipun hasilnya belum seperti yang diharapkan. Kepik buatan bunda terlihat sedikit horor. 
Description: https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v9/fd0/1/16/1f602.png😂
 

#KapukRandu
Masih sambil memakai mahkota, si kecil pun berlarian di rumput. Melihat buah randu yang jatuh, tampak bewarna cokelat dan menyembul kapuk putih di sana. Ananda pun penasaran ikut memegang, "halus ya..", katanya menyebutkan teksturnya. Dan kami pun mengamati pohon randu di atasnya, dimana buah-buahnya mulai mengering. 

Sebelum dakron dan silikon menguasai pangsa pasar dunia bantal-guling, si kapuk ini menjadi primadona. Memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar menurut saya adalah cara yang #efektif dan efisien yang dilakukan nenek moyang kita. Karena buah yang jatuh tidak banyak, rasanya main tempel-tempel kapuk seru juga dilakukan. Dengan memakai kertas-double tape-kapuk-krayon, bunda bersama Farza membuat awan. "Kasih matahari bun", Ananda kemudian mewarnai matahari dengan warna orange dan sisi luar kertas yang masih kosong dengan warna biru. Kapuk yang dibiarkan terbuka, biasanya menimbulkan debu sehingga bunda bungkus dengan lapisan plastik bening agar tidak mengganggu pernafasan. 

#DoodleArt 
Salah satu aktivitas yang membuat saya berbinar, adalah doodling. Alhamdulillah bersama teman-teman di RumBel DoodleArt belajar lewat karya&saling berbagi. Ada Challenge yang berbeda-beda, membuat sesuatu yang baru dan #berbeda

#Tantangan10Hari 
#Level9
#KuliahBunsayIIP 
#ThinkCreative

  
TANTANGAN 9.2
Diawinasis M Sesanti
Tgk, 03-11-2017

Setiap hari, tantangan itu tak pernah sepi. Ada berbagai PR, baik yang sama dan berulang maupun yang baru dan lebih menantang.

#SateDaun
Sate adalah makanan favorit ananda. Makan langsung dari tusuknya menjadi seni tersendiri. Bagaimana jika belajar membuat sate?
Emak-emak memang tak boleh mati gaya saat membersamai anak-anak. Sambil menyelam minum air, sambil membersihkan dedaunan di halaman mari kita main.

*Bahan: lidi panjang dan daun kering
*Cara membuat: ambil daun yang berjatuhan kemudian tusukkan lidi, lakukan berulang hingga lidi penuh dengan daun kering.

Awalnya hanya bunda yang membuat, tak lama si kecil pun ikut memasukkan daun-daun ke batang lidi. Senang sekali saat berhasil membuat 4 tusuk sate daun.
"Satenya yuk dibakar!! ", kata ananda.
"Kata uti, nggak boleh bakar sampah sembarangan.", karena di sekitar kami kawasan kebun kakao organik, jadi daun-daun kering tersebut dibuat kompos.
"Bakar pura-pura aja kalau gitu", jawabnya santai.

Wah, hanya bermodal "sampah" ternyata bisa membuat aktivitas bareng yang menarik.

#GebyarPertanian

Dalam rangka hari pangan, Kabupaten Trenggalek punya gawe. Berjalan-jalan bersama ananda ke acara ini, memberi beraneka ragam pemandangan kreatif. Disambut gerbang hidup: oyong/gambas dan pare yang menjalar dan buah-buahnya pun menghiasinya. Tak hanya itu, ada juga gerbang blonceng yang tak kalah rimbun buahnya. Saat kami masuk, kami bisa menjelajah berbagai macam tanaman yang tumbuh subur: jagung, padi, tomat, strawberry, okra, kangkung, sawi, bunga matahari, kenikir, tembakau, ubi jalar, singkong, cabe, timun, kacang panjang, terong, bawang merah, daun bawang, merica, dan banyak lagi. Di sisi seberang, terdapat hewan ternak sapi-domba-kambing-kelinci-ayam yang juga merupakan peliharaan masyarakat sekitar.

Ternyata potensi pertanian Kabupaten Trenggalek begitu kaya. Saat dikemas dengan acara berbeda seperti ini, lebih menarik untuk dilihat. Ditambah stand-stand dari kelompok tani beberapa kecamatan. Pengunjung bisa membeli berbagai produk pertanian, serta beragam jenis tanaman untuk ditanam di rumah. Ada cabai yang ukuran lebih besar dengan rasa 3x lebih pedas, ada seledri yang ukurannya tak biasa, dsb. Berbagai hiasan pun semua dari produk pertanian lokal, tugu blonceng, pete, degan, jagung, dan banyak lagi.

Benar-benar "cuci mata" saat melihat berbagai sayuran hijau favorit di mana-mana. Cocok untuk acara bareng keluarga, sesuatu yang #berbeda,#menarik, serta memberi ide yang berbeda bagi penikmat farming.




TANTANGAN 9.3
Diawinasis M Sesanti 
Tgk, 04-11-2017

Belajar menjadi emak kreatif ternyata tidak mudah. Jadi, kali ini kita belajar dari "guru kecil" di Griya Wistara saja.

#AkuSukaMakanBuah

Alhamdulillah si kecil sangat suka makan buah, sama seperti emaknya. Segala jenis buah hampir sudah dicobanya. Pagi-pagi kami menghambar dan mewarnai buah bersama. Bunda menuliskan huruf-huruf sesuai gambar buah, kemudian ananda menebak huruf satu per satu. Belum semua benar, karena annada memang belum hafal semua huruf. Yang lucu ketika sampai gambar sirsak, "S-I-R-S-A-K dibaca manggis", kata ananda. Sepertinya belum hafal betul dengan buah lokal satu ini. Padahal kemarin baru makan bareng bunda. 

Alhamdulillah, saat pulang kampung seperti ini ada banyak buah lokal yang bisa ditemui. Kali ini rejeki kami ketemu ciplukan. First time-bagi si kecil mencoba buah ini. Awalnya hanya dipegangnya, masuk mulut tapi tak juga digigitnya. Kemudian dikembalikan ke bunda lagi. Sepertinya ada yang belum tahu cara makannya. Si #deliberative satu ini memang butuh "bukti" dan contoh untuk percaya hal baru ini aman. Senangnya jadi orangtua dari anak tipe waspada, tak akan ada kejadian aneh yang membahayakan. Bunda lalu memecah 1 buah dan memberikan ke ananda. Baiklah, setelah ini si ciplukan pun jadi buah primadona, camilan hari ini. 

Ternyata ada banyak alternatif pangan lokal yang tersedia di sekitar kita. Anak kita tak suka buah? Mungkin kita yang perlu lebih dulu "kreatif" mencari beragam buah unik. 

#Konser
Masih soal menggambar dan mewarnai, karya ananda sudah memenuhi tembok rumah kakung-uti. Kali ini ananda minta menyanyi bareng bunda, rupanya judul yang dipilihnya berasal dari setiap gambar di dinding. Ternyata ananda punya cara sendiri dalam bersenang-senang, dan tak pernah kehabisan ide. Jadi tak ada salahnya emak belajar kreatif dari anak-anak yang memang fitrahnya terlahir kreatif. 




TANTANGAN 9.4
Diawinasis M Sesanti
Tgk, 05-11-2017

Lagi-lagi pak sayur bilang si "lele" absen dari dagangannya hari ini. Baiklah, ikhlaskan si lele. Mari kita pakai apa yang ada saja.

#TakAdaLeleAyamPunJadi
Biasanya, si lele yang menjadi bahan utama sayur ini. Tapi berhubung ikan lele tak ada, bukan berarti tidak jadi masak kan? Alhasil digantilah bahannya dengan ayam dan tahu. Alhamdulillah, rejeki kami hari ini.

Santan kelapa dari kebun sendiri memang beda dari santan kemasan, ketahuan si emak ini malas marut kelapa saat di perantauan. Ditemani bumbu sederhana bawang+kencur+cabe, masuklah si ayam+tahu tadi. Ditutup dengan daun kemangi, gula garam secukupnya. Alhamdulillah menu yang berbeda ini bisa dinikmati emak-emak picky eater dan orang dewasa lain di rumah. Sementara si kecil memilih sayur bening tanpa cabe.

Ananda sejak semalam mulai pilek, tapi tentu bukan Farza namanya jika duduk diam anteng sepanjang hari. Pagi-pagi sudah main bareng mbak-mbak sebelah rumah: main boneka, makan kue bareng, main mobil-mobilan, gambar bareng, membaca buku bareng, dan banyak lagi. Sepertinya anak-anak tak pernah kehabisan ide aktivitas. Bahkan warning "jangan lari-larian di bawah matahari", dijawab dengan mengambil bola dan main ke rumah Mbak Wawa. Baiklah, mumpung hari Ahad anak-anak libur sekolah dan esok kita kembali ke Ngalam, selamat bereksplorasi.

Meskipun ternyata si kecil tak lama main, terdengar ada yang menangis "Mau ikut bunda". Ternyata ada hal yang membuatnya tak nyaman, sehingga minta pulang saat asyik main. Baiklah, kita istirahat dulu agar segera pulih dan kembali menjelajah dunia.




TANTANGAN 9.5
Diawinasis M Sesanti
Mlg, 06-11-2017

Hari ini persiapan kembali ke Makobu. Tapi ada saja kreativitas si kecil saat menunggu bunda bersiap-siap. Tiba-tiba tali yang ada di topi bundarnya disangkutkan di pegangan laci. "Bun, ada ayunan", katanya. Spontan bunda ambilkan boneka agar ada yang diayun. Si kecil pun berganti-ganti mengayun 3 bonekanya.

Alhamdulillah all team bisa diajak kerjasama, sehingga tepat 08.00 kami sudah berangkat dari Bumi Minak Sopal. Kebalikan cuaca kemarin sore, pagi ini cerah ceria, terlihat langit biru dan matahari bersinar hangat. Pemandangan yang begitu memesona, mengingatkan akan "The Greathest Creator" yang telah menciptakannya.

Dan akhirnya si kecil bertemu dengan salah satu karya yang keren, buku "ABC Indonesiaku". Terlihat jelas "kesungguhan" pengarangnya dalam membuat ilustrasi yang Indonesia banget. Dulu saya dan ananda pernah membuat gambar-gambar A-B-C sambil mewarnai, tapi tentu saja tak se-komplit dan se-keren buku ini. Apapun itu, buku ini membuat kami (orangtua) menjadi lebih kreatif dalam menceritakan setiap detail ilustrasi. Misalnya di huruf T-terumbu karang: si kecil pun menyebut yang dikenalnya, kemudian kami pun berimajinasi apa saja yang ada di bawah laut. Begitu pula saat huruf J dan Y, terdapat ilustrasi 2 kota yang pernah dikunjungi ananda.

Menjadi kreatif, salah satu potensi fitrah belajar yang sudah Allah berikan pada setiap manusia. Alhamdulillah Allah telah berikan hal ini, sehingga menambah rasa syukur kita di setiap harinya. Menyemai fitrah yang tak kalah penting, fitrah keimanan.




TANTANGAN 9.6
Diawinasis M Sesanti
Mlg, 07-11-2017

Ngobrol bareng, main bareng, aktivitas bareng
Masih menjadi andalan untuk lebih dekat dengan all team Griya Wistara.

Setelah seminggu mudik, saat beraktivitas kembali di rumah. Sepaket Tayo besar sudah mendarat beberapa hari lalu, terimakasih yang sudah bersabar menanti. Ananda selalu berbinar saat melihat deretan bus-bus kecil ini, ditatanya setiap mobil. Diperiksa jika ada pintu terbuka, kemudian dirapikannya. Disusunnya berdasarkan warna bis, sambil dihitungnya jumlah bis-bis yang tersisa. Biasanya ini membutuhkan waktu panjang, disertai ceriwis tentang teman-teman kecil yang telah membeli atau direncanakannya akan membelinya. Bagi orang dewasa, sepertinya sepele. Tapi melihat anak-anak berbinar dengan mainan, seperti tak ubahnya orang dewasa yang hobby dengan koleksi tertentu.

Sambil menemani anak-anak main, kadang penasaran juga ingin mencoba ikut "nyemplung" seru-seruan. Tapi memang kita butuh lebih banyak maklum saat imajinasi anak-anak lebih kaya daripada orang dewasa. Saat merangkai block-block lego, ananda (3y3m) tiba-tiba membuat drone, kereta, garasi, mobil pemadam kebakaran, dsb. Sementara bunda mentok membuat ular dan bunga.Description: https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v9/fd0/1/16/1f602.png
😂

Baiklah, memang harus mengakui jika kreativitas orang dewasa banyak terpangkas dengan rutinitas dan oleh-oleh dari sistem yang ada. Mari kita belajar banyak-banyak dari anak-anak yang masih kaya akan ide.





TANTANGAN 9.7
Diawinasis M Sesanti
Mlg, 08-11-2017

Bulan ini, meskipun masih tetap belajar di kelas Bunda Sayang reguler, tetapi ada WAG baru yang hadir di HP saya. Menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk memanage sekian banyak grup, dengan aturan masing-masing serta "Pe-eR" yang menjadi pelengkapnya.

Dan hari ini, ada tantangan baru: Google Classroom. Nah, makanan apa lagi ini? Mau tak mau saya pun wajib belajar hal baru ini karena belajarnya bukan lagi di WAG, tapi mencoba fitur mbah google satu ini. Entah kenapa, naluri saya untuk mencoba membuka-buka fitur, baca keterangan, cek-cek petunjuk selalu menjadi andalan saat bertemu hal baru dalam hal teknologi. Nah, berarti memang belajar itu sudah menjadi fitrah kita semua. Tapi seringnya, kita orang dewasa perlu "DIPAKSA" untuk "BUTUH" baru mau belajar. Beda sekali dengan anak-anak yang menjelajah tanpa batas, mencoba ini itu tanpa takut gagal.

Seperti hari ini, ananda menemani bunda "ngobrol" persiapan acara milad IIP Malang Raya Desember nanti. Awalnya masih minta ditemani saat main di rumah Bunda Mei, lama-lama ananda mulai memilih berbagai mobil-mobilan milik Mas Rozaq, lompat dan berlarian khas anak-anak, bernyanyi Tayo sambil menunjuk gambar di kaosnya, dan mengeksplorasi segala hal yang ada. Sepertinya anak-anak tak pernah kehabisan aktivitas, meskipun sesekali ikut "nimbrung" saat para ibu sedang serius ngobrol.

Belajar hal baru ternyata seru, memberi kesempatan kita untuk keluar dari KOTAK dan berfikir kreatif. BE CREATIVE!

#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative

TANTANGAN 9.8
Diawinasis M Sesanti
Mlg, 09-11-2017

Biarkan anak-anak bebas menjelajah, lalu ubah sudut pandang kita. Maka temukan harta karun dari yang kecil hingga tak terbatas tiap harinya.

#Bendera
Setelah membuka-buka buku abc Indonesia, ananda sekarang mulai hafal huruf sambil menyanyi lagu "a-b-c". Nah, karena ilustrasi buku ini "Indonesia" banget, tak jarang ananda pun tiba-tiba menyanyikan lagu-lagu nasional, maupun lagu kebangsaan Indonesia Raya. Meskipun kadang nadanya tiba-tiba berubah, liriknya sebagian hilang, dsb tetapi melihat ide altivitas ananda membuat si emak ikut semangat.
Kali ini ada yang menyanyikan lagu Indonesia Raya sambil hormat. Tiba-tiba diambilnya lakban hitam, "Bun, gunting mana?". Tanpa banyak bertanya, bunda menunjukkan tempatnya. Tiba-tiba ada yang menempel tisu di dinding menggunakan lakban. "Ini bendera bun.. Nih, lihat!", katanya bangga. Kemudian dinyanyikannya lagu bendera merah putih.
Wah, anak-anak memang selalu kaya akan ide. Lalu emaknya???

#DoodleArt
Masih mencoba menantang ide kreatif pribadi dari aktivitas ini. Alhamdulillah masih bisa coret-coret tentang surat An-Naazi'at 27-33. Salah satu agenda family forum di Griya Wistara adalah belajar tafsir juz Amma, meskipun belum bisa setiap hari tetapi alhamdulillah masih diberi kesempatan ngobrol bareng dan "diikat" dalam coretan. Aktivitas doodling ini memang selalu seru, kali ini berlanjut dengan coretan untuk publikasi acara IIP Malang Desember nanti.

Masih belajar dan terus belajar, think creative!

#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative


Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Pulang ke Udik: Menggelar Kenangan, Membayar Hutang Kerinduan

Sebagai warga perantau, bagi Griya Wistara acara mudik bukan lagi hal baru. Entah pulang ke rumah orangtua di luar kota dalam propinsi maupun mertua yang lebih jauh, antar kota antar propinsi. Bukan hal mudah dalam mempersiapkan mudik, sebutlah H-3 bulan kami harus berburu tiket kereta agar tak kehabisan sesuai tanggal yang direncanakan. Pernah suatu waktu kami harus pasang alarm tengah malam, karena hari sebelumnya sudah kehabisan tiket kereta yang diharapkan. Padahal baru jam 00.15 WIB, artinya 15 menit dari pembukaan pemesanan. Belum lagi persiapan deretan kebutuhan selama sekian hari di kampung halaman. Mana barang pribadi, mana milik pasangan, dan persiapan perang ananda tak ketinggalan. Jangan tanya rancangan budget lagi, saat pengeluaran mendominasi catatan keuangan. Membawa sepaket koper alat perang, melipat jarak agar semakin dekat. Perjalanan selalu menyisakan hikmah. Bukan perkara mudah mengelola sekian jam di atas kereta bersama balita. Alhamdulillah, beberapa kali mele

Jurnal Belajar Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Usia 0-6 tahun : selesai dengan diri sendiri. Salah satu tantangan yang paling identik dengan tema level 7 ini, adalah saat orangtua mulai galau dan membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Atau yang paling dekat dengan saudara kandungnya sendiri. Seolah-olah anak harus mengikuti sebuah pertandingan yang belum tentu setara dengan dirinya. " Coba lihat, mas itu sudah bisa jalan. Kamu kok belum?" "Berani nggak maju ke depan seperti mbak ini? " Setiap anak memiliki sisi unik yang menjadikannya bintang. Allah tak pernah salah dalam membuat makhluk, maka melihat sisi cahaya dari setiap anak adalah keniscayaan bagi setiap orangtua. Berusaha dalam meninggikan gunung, bukan meninggikan lembah. Mengasah sisi yang memang tajam pada diri anak butuh kepekaan bagi orangtua. Dalam buku CPWU, dapat diambil teknik E-O-WL-W untuk menemukan kelebihan setiap anak. 1. Engage Atau membersamai anak dalam proses pengasuhan dan pendidikan dengan sepenuh hati (yang