Langsung ke konten utama

Review Materi #9: KREATIVITAS

Pengalaman Belajarku: Review Pribadi Materi #9
Kelas Bunda Sayang MRJatseLa batch#1

Memasuki cawu ketiga kelas Bunda Sayang, suasana kelas semakin hangat bahkan memanas seiring hadirnya fasilitator baru serta cara belajar yang baru di kelas Bunda Sayang #1 MRJatseLa. Bunda Ressi dan Bunda Lina yang mendampingi kami belajar di cawu ini. Sebelum memulai materi, kami berkenalan dengan beliau-beliau ini. Penulis WTJK, kontributor Buku Buncek, Leader penulis buku BunProd, dan sederet prestasi-prestasi beliau berdua membakar semangat kami untuk maju bersama.
***

28/10/2017

Next, kami kenalan lagi agar lebih dekat dengan IIP lewat CoC alias code of conduct IIP. Belajar lebih beradab sebelum menjadi arsitek peradaban. Aturan-aturan yang disepakati dan dijalankan dalam komunitas sehingga memudahkan kami ke depannya. Kami pun bebas bertanya jika ada yang kurang jelas di dalamnya. Seperti biasa, saya yang tipe visual butuh coret-coret untuk memahami isi. CoC dengan lebih baik sebelum bisa latihan praktek.

Link CoC IIP :
http://bit.ly/CoCIbuProfesional
***

30/10/2017

Biasanya, kami akan langsung masuk materi-tanya jawab-kemudian datanglah tantangan 10 hari yang dinantikan. Tapi kali ini berbeda, kami disuguhi "Materi Pembuka" sebelum masuk ke materi inti. Meskipun sama-sama membahas soal Kreativitas.

Sebuah slide dari Krishna Aditya disuguhkan. Dari judulnya sudah menarik karena kata beliau ada yang perlu diperbaiki: "Menumbuhkan Kreativitas Anak Sejak Dini", tak ada yang perlu ditumbuhkan karena memang kreativitas adalah fitrah yang sudah ada pada setiap anak. Dan mindset kami pun seketika kembali ke jalan yang benar.

Anak-anak selalu memiliki rasa ingin tahu yang besar, tidak mengenal kata tidak mungkin, serta berani mencoba/tidak takut salah. Dan beragam cara yang menurut kita wajar, rupanya tidak berdampak baik bagi kreativitas anak-anak.
~ Mematikan kreativitas anak
~ Sering over protektif terhadap anak
~ Memasukkan anak ke sistem persekolahan yang justru memangkas kreativitas anak

Lalu apa yang sebaiknya dilakukan orangtua?
~ Memberikan lebih banyak dorongan untuk anak
~ Memberikan cinta tanpa syarat
~ Menghargai keunikan setiap anak
~ Memberikan dunia untuk dijelajahi
~ Orangtua yang harus lebih dulu berubah

Kemudian kami pun diminta menanggapi isinya. Diskusi hangat pun dimulai, utamanya tentang kebiasaan kami (orangtua) yang ternyata menghambat kreativitas anak-anak. Sering melarang ini itu, hingga anak menjadi terbatas ruang jelajahnya. Menyekolahkan anak dengan sistem yang justru memangkas kreativitas anak. Dan mulailah kami menerka-nerka solusi atas tiap masalah yang dihadapi.

Berikut sumber review dan slide dari "Hidangan Pembuka" materi #9 ini:

http://www.bincangedukasi.com/menjaga-anak-tetap-kreatif/

***

31/10/2017

Masuk ke materi inti. Ternyata kami tak lagi disuguhi materi yang sudah jadi, tinggal melahap dan disuapi. Ada cara baru yang seru di belajar kali ini. Seperti halnya belajar interaktif secara langsung, kami pun belajar slide per slide lewat WAG. Perlu support sinyal dan kondisi belajar yang mendukung tentunya.

Setiap slide dilempar ke WAG, kemudian diiringi pertanyaan yang membuat kami ikut memutar otak.

*Apa itu KREATIVITAS?*
Sempat membaca sekilas buku Bunda Sayang #9, Kreativitas: kemampuan berpikir dengan beragam cara.

*Apa yang dilihat dalam gambar?*
Langsung terlihat tulisan "LIFT", ada juga yang menjawab puzzle hitam.
*Apa yang membuat jawabannya berbeda-beda?*
Setiap orang mempunyai sudut pandang yang berbeda

CARA I: *Ubah Fokus & Geser Sudut Pandang*

*Apa tulisan di gambar?*
Mayoritas semua menjawab "BE CREATIVE"
*Mengapa menebak demikian?*
Umumnya semua terbawa arus utama, karena kita sedang membahas tentang kreativitas.
*Ternyata bukan "BE CREATIVE", Apa learning point-nya?*
Jangan buru-buru membuat kesimpulan, lihat secara utuh.

CARA II: *DON'T ASSUME, Gali Lebih Dalam*

Hubungkan 9 titik dengan 3 garis tanpa putus!
Selamat, saat anda mulai bingung maka di sanalah anda mulai belajar.

CARA III: *OUTSIDE THE BOX THINKING, Buka Kotak Pikiran*

Tiga Gambar tentang Kreativitas:
#Sintesis: gabungan 2 ide--payung&tali kekang anjing
#Evolusi: ide baru dibangkitkan dari ide yang pernah ada (tatakan lilin yang bisa menampung lelehan lilin sehingga bisa dipakai ulang)
#Sintesis: 2 ide yang ada digabung menjadi ide baru (pintu&meja pingpong)
Ketiga gambar di atas menunjukkan 3 proses kreativitas:
~ Evolusi
~ Sintesis
~ Revolusi
Seringnya kita masih berkutat dengan evolusi dan sintesis, rasanya revolusi ini bukan sembarangan muncul di setiap orang dan setiap kondisi.

*Apa saja yang menghambat kita menjadi ibu kreatif? Apa solusinya?*
~ Kurang memberi kesempatan diri sendiri untuk "menjelajah" - - ikut tumbuh dan eksplorasi bersama anak yang umumnya fitrah belajarnya (kreativitas) masih bagus.
~ Kurang aktivitas menantang untuk melatih kreativitas - - Melakukan aktivitas harian dengan cara yang berbeda, mencoba hal baru, lakukan bersama anggota keluarga lain.
~ Inner child, bawaan dulu saat kecil sering dilarang - - Bebaskan diri, tadzkiyatun nafs untuk berubah menjadi lebih baik

Kemudian menengok diri sendiri, sudah mengidentifikasi tantangan serta solusi maka tak ada jalan lain: *BERUBAH!!! MENJADI IBU YANG LEBIH KREATIF UNTUK MEMBERSAMAI PARA CREATOR*

***

*MindMapping Materi #9 Kelas Bunda Sayang #1 MRJatseLa*
***

Sumber:
1. WAG Kuliah Bunda Sayang IIP #1 MRJatseLa
2. http://www.bincangedukasi.com/menjaga-anak-tetap-kreatif
3. http://bit.ly/CoCIbuProfesional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Pulang ke Udik: Menggelar Kenangan, Membayar Hutang Kerinduan

Sebagai warga perantau, bagi Griya Wistara acara mudik bukan lagi hal baru. Entah pulang ke rumah orangtua di luar kota dalam propinsi maupun mertua yang lebih jauh, antar kota antar propinsi. Bukan hal mudah dalam mempersiapkan mudik, sebutlah H-3 bulan kami harus berburu tiket kereta agar tak kehabisan sesuai tanggal yang direncanakan. Pernah suatu waktu kami harus pasang alarm tengah malam, karena hari sebelumnya sudah kehabisan tiket kereta yang diharapkan. Padahal baru jam 00.15 WIB, artinya 15 menit dari pembukaan pemesanan. Belum lagi persiapan deretan kebutuhan selama sekian hari di kampung halaman. Mana barang pribadi, mana milik pasangan, dan persiapan perang ananda tak ketinggalan. Jangan tanya rancangan budget lagi, saat pengeluaran mendominasi catatan keuangan. Membawa sepaket koper alat perang, melipat jarak agar semakin dekat. Perjalanan selalu menyisakan hikmah. Bukan perkara mudah mengelola sekian jam di atas kereta bersama balita. Alhamdulillah, beberapa kali mele

Jurnal Belajar Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Usia 0-6 tahun : selesai dengan diri sendiri. Salah satu tantangan yang paling identik dengan tema level 7 ini, adalah saat orangtua mulai galau dan membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Atau yang paling dekat dengan saudara kandungnya sendiri. Seolah-olah anak harus mengikuti sebuah pertandingan yang belum tentu setara dengan dirinya. " Coba lihat, mas itu sudah bisa jalan. Kamu kok belum?" "Berani nggak maju ke depan seperti mbak ini? " Setiap anak memiliki sisi unik yang menjadikannya bintang. Allah tak pernah salah dalam membuat makhluk, maka melihat sisi cahaya dari setiap anak adalah keniscayaan bagi setiap orangtua. Berusaha dalam meninggikan gunung, bukan meninggikan lembah. Mengasah sisi yang memang tajam pada diri anak butuh kepekaan bagi orangtua. Dalam buku CPWU, dapat diambil teknik E-O-WL-W untuk menemukan kelebihan setiap anak. 1. Engage Atau membersamai anak dalam proses pengasuhan dan pendidikan dengan sepenuh hati (yang