Langsung ke konten utama

JURNAL BELAJAR LEVEL 6 : I LOVE MATH



Ada masanya anak akan mulai penasaran dengan bilangan, biasanya karena sering dijumpai di sekitar misalnya di kalender, penggaris, halaman buku, dsb. Tak ada salahnya kita penuhi rasa ingin tahunya dengan mengenalkan angka lewat cara yang menyenangkan. Tak perlu memakai alat mahal, kita bisa gunakan apa saja yang ada di rumah untuk membantunya mengenal angka.

*Kartu Angka*

Alat dan bahan:
- Kertas hvs
- Kardus bekas
- Pensil
- Penggaris
- Spidol
- Gunting
- Lem/double tape

Cara membuat :
- Ambil kertas hvs kemudian buat pola (10*10)cm2 dengan pensil dan penggaris (buat sebanyak 11 buah)
- Potong kertas sesuai pola
- Tulis angka 0-10 di masing-masing kartu
- Tempel setiap kartu pada kardus bekas agar kartu lebih tebal dan mudah dipegang anak
- Jika ingin awet, bisa juga kartu angka dicetak kemudian dilaminasi.



Cara menggunakan:
Kartu angka ini bisa digunakan untuk berbagai aktivitas, antara lain:

1. Mengidentifikasi angka.
Biasanya diajarkan di tahap awal pengenalan angka.
Tujuannya : agar anak mampu membedakan angka satu dengan yang lainnya.
Orangtua bisa menggunakan pertanyaan sederhana saat pertama kali mengenalkan angka. Misalnya dengan "Tunjuk angka satu!" / "Mana angka satu?". Bisa dilakukan satu per satu, setelah anak paham bisa ditambah dengan angka lain secara bertahap. Jika di metode ABA, ada aturan tahapan kartu. Dimulai dari satu kartu (angka 1), satu kartu dengan 1 kartu pendistraksi (angka 1, pendistraksi angka 2), angka 2, angka 1 Vs 2, dst.
1. 1
2. 1 (dengan distraksi kartu lain)
3. 2
4. 1 Vs 2
5. 3
6. 1 Vs 2 Vs 3
7. 4
8. 1Vs 2 Vs 3 Vs 4
9. 5
10. 1Vs 2 Vs 3 Vs 4 Vs 5

2. Melabel angka
Setelah anak bisa membedakan, bisa dilanjutkan dengan tahap ini.
Tujuan: Anak mampu menyebutkan nama dari setiap lambang bilangan.
Orangtua dapat menunjukkan satu kartu kemudian meminta anak menyebutkan namanya, "Angka berapa?". Sama seperti tahap sebelumnya, dapat dilakukan satu per satu, baru ditambah dengan angka lain setelah anak bisa melabel setiap angka.
1. 1
2. 2
3. 1 Vs 2
4. 3
5. 1 Vs 2 Vs 3
6. 4
7. 1Vs 2 Vs 3 Vs 4
8. 5
9. 1Vs 2 Vs 3 Vs 4 Vs 5

3. Mencocokkan benda - dengan angka
Tujuan: Anak bisa belajar membilang benda nyata kemudian memasangkan dengan lambang bilangan yang mewakili.
Kita bisa gunakan apa saja yang ada di rumah, misal biji-bijian, manik-manik, batu kerikil, dsb. Memakai wadah kecil untuk tempat biji-bijian kemudian membantu anak membilang jumlah benda. Setelah itu anak bisa ditanya "Ada berapa biji-bijiannya?", anak bisa menyebutkan langsung sambil memilih kartu angkanya.

4. Mencocokkan angka - dengan benda/jumlahnya
Tujuan: Anak bisa memberikan benda sejumlah angka yang diminta orangtua memakai kartu angka.
Orangtua dapat menunjukkan sebuah kartu, kemudian meminta anak memasukkan biji-bijiannya ke wadah sebanyak angka yang ada di kartu. "Bunda minta tiga biji koro". Awalnya kita bisa membantu dengan memberi tahu cara membilang, lama-lama anak akan mampu melakukan sendiri.

5. Mencocokkan angka - dengan angka
Kita bisa membuat kartu angka yang sama (masing-masing angka memiliki pasangan), bisa juga menggunakan halaman buku dan kartu angka agar anak mencari pasangan angka yang sama.

6. Mengurutkan angka
Tujuan: Anak mampu mengurutkan kartu angka.
Bisa dimulai dengan menunjukkan kepada anak kartu angka berurutan (1-10), baru kemudian dicoba meminta anak mengurutkan mulai dua kartu (1-2), tiga kartu (1-3), empat kartu (1-4), lima kartu (1-5), dst.

Ternyata ada banyak kegiatan hanya dengan memakai kartu yang dibuat dari bahan yang mudah ditemui di rumah. Anak yang mulai penasaran dengan si angka pasti suka. Kegiatan ini bisa divariasikan sesuai kemampuan anak dan tentu saja dengan cara yang menyenangkan.
Jangan lupa beri apresiasi saat anak berhasil memahami tugas belajar yang Bunda berikan.


Sumber:
Bantu Balita Belajar Konsep Berhitung : https://www.ayahbunda.co.id/balita-tips/bantu-balita-belajar-konsep-berhitung-

Cecklist Perkembangan Anak 0-6 tahun : www.rumahinspirasi.com

Sutady, Rudy. Kurikulum ABA (Applied Behavior Analysis). Bekasi: KIDABA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alir Rasa Kelas Bunda Cekatan

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Ta'ala yang telah memberikan kelapangan hingga mampu menyelesaikan kelas Bunda Cekatan batch #1 Institut Ibu Profesional.  Challenge Buncek: Done! Terimakasih untuk Ibu Septi Peni Wulandani yang telah menjadi guru bagi kami, setia membawa dongeng istimewa di setiap pekannya. Terimakasih untuk team belakang layar Buncek #1 (Mak Ika dkk), teman-teman satu angkatan, dan tentu all team Griya Wistara yang mendukung saya belajar sampai di tahap ini. Apa yang membuat bahagia selama berada di kelas Bunda Cekatan? Kelas Bunda Cekatan menyimpan banyak sekali stok bahagia yang bisa diambil oleh siapa saja dengan cara yang tak pernah sama. Rasanya tak ada habisnya jika harus disebutkan satu per satu. Potongan gambar berikut cukup mewakili proses yang telah saya lalui. Tahap Telur-Telur Saya jadi tahu apa yang membuat saya bahagia. Apa yang penting dan urgent untuk segera dipelajari. Dan saya diijinkan untuk membuat pe...

Oncek Tela; Tradisi Mengupas Singkong Bersama

 Sekitar tahun 2000-an, ada kegiatan membuka lahan baru di bukit seberang. Deru mesin pemotong kayu bersahutan. Pohon-pohon besar dicabut hingga ke akarnya. Entah kemana perginya hewan-hewan penghuni hutan. Berpindah tempat tinggal atau justru tersaji ke meja makan.  Aroma dedaunan serta kayu basah menyebar. Tak hanya lewat buku pelajaran IPA, aku bisa melihat langsung lingkaran tahun belasan hingga puluhan lapis. Pohon-pohon itu akhirnya menyerah dengan tangan manusia. Tunggu dulu... Mengapa orang-orang justru bersuka cita? Bukankah menggunduli hutan bisa berisiko untuk tanah di perbukitan seperti ini? Waktu berselang, pertama kalinya aku menapak ke bukit seberang. Setelah menyeberang dua tiga sungai, dilanjutkan jalan menanjak hingga ke atas. Terhampar tanah cokelat yang siap menumbuhkan tanaman baru. Aku melihat terasering di bukit seberang, rumahku tersembunyi di balik rimbun pohon kelapa. Di kiri kanan terhimpun potongan pohon singkong yang siap ditancapkan. Jenis singkon...

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...