Langsung ke konten utama

Begadang Karena Canthing

Kemarin sempat seliweran satu judul cerbung di beranda FB. Dari judulnya cukup menarik hati, "Canthing" yang tak lain sebuah alat untuk membatik. Benar saja, dua tokoh dengan nama khas Jawa, Sekar dan Hadi ditambah latar kota Jogja yang selalu membuat kangen karena keistimewaannya.

Yang jelas, ini cerita tentang cinta, tentang impian, tentang kesetiaan, dst. Satu yang membuat cerita ini makin menarik adalah hadirnya petuah-petuah Jawa dalam tembang, pepatah, dan filosofi yang bisa ditemui lewat tokoh Simbok dan Hadi. Bagi yang tidak tahu bahasa Jawa, terdapat terjemahan beberapa percakapan Jawa yang terselip diantara dialog para tokohnya.

Jadi ikut nembang sendiri saat membaca lirik-lirik lagunya, sebut lah si macapat "kipuasmimasmegapasidhandur" yang sering ketemu waktu dulu mata pelajaran bahasa Jawa. Paling nancep lirik "gegarane wong akrami.. Dudu banda dudu rupa", karena sering dilantunkan bapak saya saat jadi pranatacara temu manten. Kalau penasaran dengan tembang-tembang yang dibahas di cerita ini, mumpung masih bulan Syawal (biasanya musim nikahan) boleh lah main ke GSP. Tak usah mengharap diundang di walimahan Sekar dan Hadi, apalagi di nikahan bulik Hana tantenya Kirana. Cukup duduk lah di depan lapangan GSP sambil bawa camilan.

Bagi para pembaca yang masih jomblo, semoga tidak terlalu dibawa perasaan. Ingat ini hanya cerita. Akan lebih baik jika langsung menikah saja. #trustMe Sebaliknya, yang sudah menikah tak usah mengharap dilamar juragan batik. Sudah, mari tengok anak sudah dua. Bapaknya Wistara sih bukan orang Jogja, tapi minimal sudah pernah ngajak jalan-jalan ke sana. Jalan kaki Malioboro - UGM 3 kali. Itu waktu masih muda, sekarang sih masih muda juga. 😆

Banyak adegan romantis ditemui, maklum saja ini kisah pengantin baru yang melewati ragam ujian baik susah maupun senang. Mari kembali ke dunia nyata setelah dibuat begadang dengan cerita mbak Fissilmi Hamida. Penasaran sih dengan akhir ceritanya, menggantung sempurna agar pembaca ikut PO bukunya. Manteman, kabar-kabar ya.. Kali ada yang mau minjami saya.

Maksud hati ingin romantis nembang Jawa buat mas garwa, apalah daya si bapak pasti bingung dengan artinya. Baca majalah Jayabaya saja mendadak jadi bahasa sunda semi ngapak semua. Baiklah, sepotong puisi buat kamu yang jauh di sana.. Kamu, iya kamu.. Ayahnya Wistara yang sekarang ceweknya tiga.

Kujeda sejenak putaran waktu
Mengambil sepotong rindu tentang kamu
Remah-remah kenangan tertabur sempurna
Di atas semangkok cinta yang masih sama

Diawinasis M Sesanti
Tgk, 10 Juli 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapata...

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...