Langsung ke konten utama

Griya Wistara : Tempat Kami Bertumbuh dan Berbagi Cinta


ke·lu·ar·ga n 1 ibu dan bapak beserta anak-anaknya; seisi rumah: seluruh -- nya pindah ke Bandung; 2 orang seisi rumah yg menjadi tanggungan; batih: ia pindah ke Jakarta bersama -- nya; 3 (kaum -- )sanak saudara; kaum kerabat: ia sering berkunjung ke Jakarta krn banyak -- nya tinggal di sana; 4 satuan kekerabatan yg sangat mendasar dl masyarakat; (KBBI)

Kami mengawali sebuah keluarga tepat di bulan Syawal lima tahun silam. Prosesi sederhana, akad nikah dan walimah dengan mengundang tetangga dan saudara dekat. Jangan bayangkan gedung mewah, hingar bingar dekorasi, atau panggung hiburan. Karena kami ingin memulai dengan mudah, mengingat ini adalah awal perjalanan panjang. Bismillah, lillah.

Melewati tahun demi tahun, ujian pun hadir silih berganti memberi warna.
Baik kemudahan maupun tantangan, kami syukuri kehadirannya.

Pada tahun pertama, rupanya keluarga bukan semacam romansa anak SMA. Bukan sekedar jalan berdua, makan bersama, atau kata-kata cinta. Akan ada setumpuk cucian yang menanti dibersihkan hingga kembali rapi di lemari. Lantai yang merindu sapu, piring yang penuh masakan hingga rak piring kembali penuh rapi jali. Perbedaan selera terkadang menyapa, maklum si Betawi lebih akrab dengan semur jengkol daripada si Jawa. Tapi sekali lagi, dunia milik berdua.

Lalu hadir anak pertama. Lupakan drama korea, lebih banyak lika liku menarik belajar menjadi orangtua. Penantian 9 bulan lamanya, dimulai dari mual muntah pagi hari, keinginan di luar logika, kecemasan dan mood silih berganti. Dan bersama hadirnya Wistara satu, petualangan keluarga kami pun semakin seru. Sempat LDM selama setahun, menyadarkan kami bahwa berkumpul bersama keluarga itu "mahal". Lebih mahal dari bensin yang dibeli untuk bertemu lintas kota, harga pulsa, hingga kuota. Percayalah, lebih lega mengatakan "aku sedang marah" di depan pasangan daripada menunggu balasan pesan yang tak juga datang.

Tahun demi tahun kami lalui setelahnya. Kedua, ketiga, keempat, hingga tiba di tahun ini, tahun kelima. Kami pun berproses, mencoba belajar banyak hal bersama. Mengenal siapa aku, siapa pasanganku, siapa anak-anakku. Hingga lahir nama team keluarga kami, Griya Wistara. Di sinilah  "sekolah" kehidupan kami. Wistara  yang berarti pembelajar mengingatkan kami untuk terus belajar. Menjalankan tugas iqro' dan tholabul ilmi sepanjang hayat.

Tahun ini kami mendapat amanah baru dariNya, Wistara kedua. Siapa bilang semua mudah karena sudah pernah membersamai anak pertama? Justru kami memulai lagi remidi sebagai orangtua. Meskipun masih jauh dari mereka yang berputra tiga, lima, atau belasan. Tapi kami tak patah arang, saling menguatkan menjalani peran dalam keluarga.

Kadang susah senang membuat kami lupa, tetapi doa-doa yang kami panjatkan padaNya menjadi pengingat. Akan tujuan kami bersama, tak hanya berdua tapi juga bersama anak-anak dan generasi pengganti kami nantinya. Bahwa orang-orang yang beriman bersama di surga, bersama keluarga dan orang-orang yang dicintainya. Maka kami pun berusaha meraih ridhoNya semata. Menjalankan tugas kami di dunia, taat dan menebar manfaat. Dimulai dari yang terdekat, keluarga yang kami jangkau setiap hari. Jika Allah ijinkan, biarkan kami berbagi sepotong hikmah yang mungkin bisa berguna bagi yang menghendaki. Karena menyenangkan menjadi bukti, bukan egois menuntut sana sini.

Diawinasis M Sesanti
Tgk, 6 Juli 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapata...

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...