Langsung ke konten utama

Part 3: Fisik

Dza, Pada suatu pagi.

Rara masih terlihat sibuk. Beberapa teman sekelasnya pun memiliki aktivitas yang sama, mengerjakan PR Kimia. Aku memilih balik kanan kembali ke kelas, enggan mengganggu. Padahal di kepalaku sudah berbaris rapi pertanyaan tentang kejadian kemarin.

Jam istirahat, tapi Rara tetap tak terlihat batang hidungnya. Baiklah, sepertinya lebih baik aku menyerah kali ini. Kembali ke kelas berarti aku harus belok kanan, tapi kakiku memilih belok ke kiri. Mendarat sempurna di salah satu bangku di kelas sebelah. Kelas Mikha.

"Gimana kemarin, jadi ketemuan?", gadis manis yang juga sahabatku itu tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.
Aku mengangguk pelan. "Tapi ada yang aneh sama Rara, sepertinya dia menghindariku. "
"Kemarin bareng dia kan?"
Sekali lagi aku mengiyakan. Dan kami pun memilih berganti topik pembicaraan setelah buntu soal Rara.

***

"Cantik nggak, jangan-jangan selama ini ngobrol sama..."

Jadi kalimat ini yang membuat Rara muntab. Kalimat yang didengarnya dari Dana sebelum bertemu denganku. Rasanya seperti berada diantara dua kutub, dan keduanya adalah temanku. Teman cerita di dunia maya, dan teman yang setiap hari kutemui. Yang satu tak terima disalahkan, yang satu tak terima jika aku dipandang sebelah mata.

Ketika laki-laki menilai dengan mata sedangkan perempuan menilai lewat kata-kata. Ternyata menjadi teman pun harus menarik bagi mata, bukan hanya soal berbagi cerita.

Aku pun menyerah.

***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapata...

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...