Langsung ke konten utama

Camilan Rabu 4.3

🍒🍈Cemilan Rabu 🍒🍈

Materi #4 Memahami Gaya Belajar Anak

🌱 *ANAK ADALAH BENIH KEHIDUPAN*  🌱

Banyak orang tua mengeluhkan anak tidak mau mengikuti perintah atau malah melakukan hal yang dilarang. Pada prinsipnya, anak bukanlah kertas kosong yang akan pasif menerima semua perintah atau perlakukan dari lingkungan sekitar.Sebaliknya anak memiliki gambar dan warna sendiri yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Maka pendidikan seharusnya tidak menyamaratakan anak, tetapi memahami keistimewaan anak dan mengembangkannya.

🐥 *Motivasi Eksternal & Motivasi Internal* 🐣

Penelitian yang dilakukan oleh Daniel Pink memberikan hasil bahwa dorongan dari luar berupa ganjaran dan hukuman pada anak, tidak efektif dalam mendidik anak. Apabila seorang anak diberikan iming-iming saat berhasil dengan satu tantangan, anak memang bisa lebih cepat bertindak, namun dampaknya cepat menghilang dan menimbulkan ketergantungan. Motivasi Internal berarti menumbuhkan kesadaran pada diri anak, menghargai anak sebagai benih kehidupan. Hasilnya tidak terlihat langsung, karena lebih lambat dalam membentuk perilaku. Namun motivasi internal ini memberikan dampak yang lebih lama, membangun kemandirian anak dan bisa membantu anak dalam menyelesaikan tugas yang kompleks dan butuh kreativitas.

Anak lahir dengan kecerdasan tertentu yang butuh ditumbuhkembangkan secara optimal. Keberagaman potensi anak perlu dipahami oleh orang tua dan kemudian mendidik anak sesuai dengan potensinya tersebut. Pendidikan yang menumbuhkan meyakini bahwa anak adalah benih kehidupan. Benih yang mempunyai karakteristik tertentu, bukan kertas kosong, anak akan bergerak sendiri, mencari tahu, mengenali, memuaskan rasa ingin tahunya.

Ibarat benih, anak lahir dengan kekuatan menggerakkan akar-akar ke dalam tanah untuk mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Anak akan terus menerus bergerak hingga menemukan jawaban yang memuaskan rasa ingin tahunya.  Anak dengan komposisi kecerdasan visual akan tertarik pada hal-hal yang memuaskan kebutuhan visualnya. Demikian juga anak dengan komposisi kecerdasan lainnya. Komposisi kecerdasan ini akan mengambil peran pada gaya belajar anak.

Apakah seseorang hanya mempunyai kecenderungan salah satu gaya belajar? Belum tentu, bisa saja ia memiliki modalitas belajar perpaduan dari ketiga ciri tersebut. Tugas kita para pendidik (orangtua/guru) adalah memberikan stimulasi dengan ketiga ciri gaya belajar dimaksud.

*Yang penting anak pernah merasakan semua gaya belajar. Secara fitrah dirinya akan belajar mengikuti "suara hati kecil" akan menggunakan gaya yang mana, atau mengkombinasikan banyak gaya bergantung badai yg dihadapi .Ikuti suara hati kecil itu biarkan dia yang bersujud membisikkan ke seluruh bumi dan diamini oleh seluruh penghuni langit. ( _Septi Peni Wulandani_)*. 🌏🌏

Sehingga ilmu itu jadi berkah.

Sumber:
Anak Bukan Kertas Kosong, 2015, Bukik Setiawan, Panda Media

Diskusi ringan di kelas Bunda Sayang Koordinator IIP bersama Ibu Septi Peni Wulandani, Founder Institut Ibu Profesional

Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Pulang ke Udik: Menggelar Kenangan, Membayar Hutang Kerinduan

Sebagai warga perantau, bagi Griya Wistara acara mudik bukan lagi hal baru. Entah pulang ke rumah orangtua di luar kota dalam propinsi maupun mertua yang lebih jauh, antar kota antar propinsi. Bukan hal mudah dalam mempersiapkan mudik, sebutlah H-3 bulan kami harus berburu tiket kereta agar tak kehabisan sesuai tanggal yang direncanakan. Pernah suatu waktu kami harus pasang alarm tengah malam, karena hari sebelumnya sudah kehabisan tiket kereta yang diharapkan. Padahal baru jam 00.15 WIB, artinya 15 menit dari pembukaan pemesanan. Belum lagi persiapan deretan kebutuhan selama sekian hari di kampung halaman. Mana barang pribadi, mana milik pasangan, dan persiapan perang ananda tak ketinggalan. Jangan tanya rancangan budget lagi, saat pengeluaran mendominasi catatan keuangan. Membawa sepaket koper alat perang, melipat jarak agar semakin dekat. Perjalanan selalu menyisakan hikmah. Bukan perkara mudah mengelola sekian jam di atas kereta bersama balita. Alhamdulillah, beberapa kali mele

Jurnal Belajar Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Usia 0-6 tahun : selesai dengan diri sendiri. Salah satu tantangan yang paling identik dengan tema level 7 ini, adalah saat orangtua mulai galau dan membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Atau yang paling dekat dengan saudara kandungnya sendiri. Seolah-olah anak harus mengikuti sebuah pertandingan yang belum tentu setara dengan dirinya. " Coba lihat, mas itu sudah bisa jalan. Kamu kok belum?" "Berani nggak maju ke depan seperti mbak ini? " Setiap anak memiliki sisi unik yang menjadikannya bintang. Allah tak pernah salah dalam membuat makhluk, maka melihat sisi cahaya dari setiap anak adalah keniscayaan bagi setiap orangtua. Berusaha dalam meninggikan gunung, bukan meninggikan lembah. Mengasah sisi yang memang tajam pada diri anak butuh kepekaan bagi orangtua. Dalam buku CPWU, dapat diambil teknik E-O-WL-W untuk menemukan kelebihan setiap anak. 1. Engage Atau membersamai anak dalam proses pengasuhan dan pendidikan dengan sepenuh hati (yang