Langsung ke konten utama

Jurnal 1.2 Pemilihan City Leader

Bismillahirrahmanirrahim... 

Pada pekan yang lalu, Hexagonia sibuk dengan kegiatan membuat rancangan hexa house dan menemukan tetangga co-housing memilih co-housing leader (cerita lengkapnya ada di postingan sebelumnya). Pekan ini kami melanjutkan tantangan memilih city leader

Sepertinya penting untuk catatan pribadi, peran apa yang ada di Hexagon city? 

1. Hexagonia
Semua warga Hexagon City disebut hexagonia. Semua berhak untuk menjalankan peran sesuai aturan yang ada di playbook. Sudah pasti saya juga termasuk di dalamnya. 

2. Co-housing leader 
Bertugas memimpin 10 hexagonia dalam satu co-housing. Saya berada di co-housing 3 Blok Desain dan berdasarkan musyawarah mufakat saya pun mengambil peran sebagai co-housing leader. 
Co-Housing Leader CH-3 Blok Desain


3. Cluster leader 
Bertugas memimpin beberapa co-housing dalam satu cluster. Cluster tempat saya tinggal adalah Hexa 7 yang terdiri dari 3 Blok Desain dan 4 Blok Kerajinan Tangan. Cluster Leader terpilih adalah Hexagonia Syafi'ah dari Blok KT. 
Cluster Leader Hexa-7



4. Wali kota 
Bertugas memimpin Hexagon City. Setiap cluster maupun individu berhak untuk mencalonkan diri melalui form pendaftaran dan seleksi oleh tim Formula. Berikut 6 nama yang menjadi calon walikota di pekan ini. 

Rabu kemarin, Hexagonia berkesempatan untuk berkenalan dengan enam calon ini di alun-alun kota. Masya Allah, dalam sehari bisa menjaring para leader cantik, cerdas, berkarakter seperti ini. Pemaparan visi misi pun bukan kaleng-kaleng, bukan sekedar janji politik tetapi betul-betul dipikirkan apa yang disampaikan dapat terealisasikan selama berada di Hexagon City enam bulan ke depan. 


5. Gubernur Bank 
Bertugas mengatur keuangan kota. 

6. Funding Mother 
Pendiri Hexagon City yaitu Bunda Septi Peni Wulandani. 
 
7. Tim Formula 
Perumus kebijakan bersama Funding Mother. Mardika Farida (leader di BunProd) yang menjadi pemimpinnya, dibantu beberapa tim yang tak kalah tangguh. 

***

Bagi saya yang awam dan cenderung menghindari politik praktis di dunia nyata, Hexagon city benar-benar memberi pengalaman baru dan luar biasa. Saya putuskan mengambil peran sebagai timses calon nomor 3. Endang Prasdianti yang diusung oleh Cluster Hexa 7. Baru saja di pekan ini saya mengenal beliau, tetapi semangat beliau dengan mudah menular pada saya sebagai Hexagonia. 

Berani untuk bahagia mengambil peran. 

Terasa sekali dirangkul oleh beliau. Apalagi saya berkesempatan menjadi host saat memperkenalkan dua sosok penting berikut kepada hexagonia Blok Desain. Satu jam terasa sangat singkat. Masya Allah... Pengalaman bertahun-tahun dari para leader ini benar-benar luar biasa. 
Perkenalan Cluster Leader dan Bakal Calon Walikota di Blok Desain Cluster Hexa 7 

Menjadi bagian dari timses nomor 3, membuat saya membuka mata betapa sibuknya para leader ini. Menyiapkan waktu dan pikiran lebih banyak untuk warga, mengakomodasi ide yang masuk,  membentuk tim yang menganalisis, mengatur jadwal kampanye, membuat desain dari flyer, baliho, meme, sticker WA, dan daftar panjang kebutuhan kampanye. Hanya dalam waktu singkat, semua sudah siap dan tampil cantik di FBG Hexagon City. Amazing!!! 

Oiya.. Jangan lupa siapkan ID-card sebagai syarat mengikuti pemilu. 


Rabu (30/09): Perkenalan 6 calon di alun-alun. 
Kamis (01/10): Pemaparan visi-misi calon 1-3
Jumat (02/10): Pemaparan visi-misi calon 4-6
Sabtu (03/10): Adu Argumen tentang Makna Produktif bagi Perempuan
Minggu (04/10): Pandangan Pengamat Politik dan Timses. 
Senin (05/10): Pemungutan suara
Selasa (06/10) : Penghitungan suara

Done Memilih sambil BDR

Wah, tidak sabar rasanya menyambut wali kota baru. Dan tentu saja tantangan baru di Hexagon City! 

Diawinasis M. Sesanti
Malang, 05 Oktober 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Pulang ke Udik: Menggelar Kenangan, Membayar Hutang Kerinduan

Sebagai warga perantau, bagi Griya Wistara acara mudik bukan lagi hal baru. Entah pulang ke rumah orangtua di luar kota dalam propinsi maupun mertua yang lebih jauh, antar kota antar propinsi. Bukan hal mudah dalam mempersiapkan mudik, sebutlah H-3 bulan kami harus berburu tiket kereta agar tak kehabisan sesuai tanggal yang direncanakan. Pernah suatu waktu kami harus pasang alarm tengah malam, karena hari sebelumnya sudah kehabisan tiket kereta yang diharapkan. Padahal baru jam 00.15 WIB, artinya 15 menit dari pembukaan pemesanan. Belum lagi persiapan deretan kebutuhan selama sekian hari di kampung halaman. Mana barang pribadi, mana milik pasangan, dan persiapan perang ananda tak ketinggalan. Jangan tanya rancangan budget lagi, saat pengeluaran mendominasi catatan keuangan. Membawa sepaket koper alat perang, melipat jarak agar semakin dekat. Perjalanan selalu menyisakan hikmah. Bukan perkara mudah mengelola sekian jam di atas kereta bersama balita. Alhamdulillah, beberapa kali mele

Jurnal Belajar Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Usia 0-6 tahun : selesai dengan diri sendiri. Salah satu tantangan yang paling identik dengan tema level 7 ini, adalah saat orangtua mulai galau dan membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Atau yang paling dekat dengan saudara kandungnya sendiri. Seolah-olah anak harus mengikuti sebuah pertandingan yang belum tentu setara dengan dirinya. " Coba lihat, mas itu sudah bisa jalan. Kamu kok belum?" "Berani nggak maju ke depan seperti mbak ini? " Setiap anak memiliki sisi unik yang menjadikannya bintang. Allah tak pernah salah dalam membuat makhluk, maka melihat sisi cahaya dari setiap anak adalah keniscayaan bagi setiap orangtua. Berusaha dalam meninggikan gunung, bukan meninggikan lembah. Mengasah sisi yang memang tajam pada diri anak butuh kepekaan bagi orangtua. Dalam buku CPWU, dapat diambil teknik E-O-WL-W untuk menemukan kelebihan setiap anak. 1. Engage Atau membersamai anak dalam proses pengasuhan dan pendidikan dengan sepenuh hati (yang