Langsung ke konten utama

Matrikulasi Ibu Profesional Batch #2 MR-Jatimsel-La

Setelah sekian lama gabung IIP, muncul lah program matrikulasi untuk para member. "Ini dia yang saya tunggu-tunggu!!!". Tanpa pikir panjang langsung daftar (padahal ga tau prosesnya suruh ngapain aja), yang jelas SAYA MAU BELAJAR! Saya mau memperbaiki diri.

Lebih seru kan belajar bareng ibu pembelajar lain, langsung dari ahlinya pula!

Ini dia pengumumannya:

***

Matrikulasi IIP batch #2

Informasi tentang program  matrikulasi
1. Pendaftaran Matrikulasi akan berlangsung dari tanggal 6-13 Oktober 2016

2. Pembuatan WA grup peserta Matrikulasi akan dilakukan pada tanggal 14 -15 Oktober 2016

3. Sesi perkenalan fasilitator dan member , pemilihan ketua kelas dan sekretaris, akan dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2016

4. Kelas perdana akan dibuka pada tanggal 17 Oktober 2016 jam 20.00-21.00 wib dengan tema utama adalah RULES KELAS MATRIKULASI IIP dan ADAB MENUNTUT ILMU

5.  [Overview Ibu Profesional] Menjadi Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga (Senin, 24 Oktober 2016)

6. [Bunda Sayang] Membangun Peradaban dari dalam Rumah (Senin, 31 Oktober 2016)

7. [Bunda Sayang] Mendidik dengan Fitrah, berbasis Hati Nurani (Senin, 7 November 2016)

8. [Bunda Cekatan] Ibu Manajer Keluarga (Senin, 14 November 2016)

9. [Bunda Cekatan] Belajar Bagaimana Caranya Belajar (Senin, 21 November 2016)

10.[Bunda Produktif] Rejeki itu Pasti, Kemuliaan harus dicari (Senin, 28 November 2016)

11. [Bunda Produktif] Menemukan misi spesifik hidup (Senin, 5 Desember 2016)

12.[Bunda Shaleha] Ibu sebagai Agen Perubahan (Senin, 12 Desember 2016)

13.Pengumuman Kelulusan tanggal 22 Desember 2016

Fasilitator dalam kota akan bekerjasama dengan koordinator kota setempat untuk mengatur jadwal kopdar para peserta matrikulasi.

Program kelulusan nantinya akan serentak dilakukan secara nasional saat ULANG TAHUN IBU PROFESIONAL yang KE-5

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Pulang ke Udik: Menggelar Kenangan, Membayar Hutang Kerinduan

Sebagai warga perantau, bagi Griya Wistara acara mudik bukan lagi hal baru. Entah pulang ke rumah orangtua di luar kota dalam propinsi maupun mertua yang lebih jauh, antar kota antar propinsi. Bukan hal mudah dalam mempersiapkan mudik, sebutlah H-3 bulan kami harus berburu tiket kereta agar tak kehabisan sesuai tanggal yang direncanakan. Pernah suatu waktu kami harus pasang alarm tengah malam, karena hari sebelumnya sudah kehabisan tiket kereta yang diharapkan. Padahal baru jam 00.15 WIB, artinya 15 menit dari pembukaan pemesanan. Belum lagi persiapan deretan kebutuhan selama sekian hari di kampung halaman. Mana barang pribadi, mana milik pasangan, dan persiapan perang ananda tak ketinggalan. Jangan tanya rancangan budget lagi, saat pengeluaran mendominasi catatan keuangan. Membawa sepaket koper alat perang, melipat jarak agar semakin dekat. Perjalanan selalu menyisakan hikmah. Bukan perkara mudah mengelola sekian jam di atas kereta bersama balita. Alhamdulillah, beberapa kali mele

Jurnal Belajar Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Usia 0-6 tahun : selesai dengan diri sendiri. Salah satu tantangan yang paling identik dengan tema level 7 ini, adalah saat orangtua mulai galau dan membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Atau yang paling dekat dengan saudara kandungnya sendiri. Seolah-olah anak harus mengikuti sebuah pertandingan yang belum tentu setara dengan dirinya. " Coba lihat, mas itu sudah bisa jalan. Kamu kok belum?" "Berani nggak maju ke depan seperti mbak ini? " Setiap anak memiliki sisi unik yang menjadikannya bintang. Allah tak pernah salah dalam membuat makhluk, maka melihat sisi cahaya dari setiap anak adalah keniscayaan bagi setiap orangtua. Berusaha dalam meninggikan gunung, bukan meninggikan lembah. Mengasah sisi yang memang tajam pada diri anak butuh kepekaan bagi orangtua. Dalam buku CPWU, dapat diambil teknik E-O-WL-W untuk menemukan kelebihan setiap anak. 1. Engage Atau membersamai anak dalam proses pengasuhan dan pendidikan dengan sepenuh hati (yang