Langsung ke konten utama

ALIRAN RASA : Kuncinya KOMUNIKASI PRODUKTIF

Diawinasis M. Sesanti
Trenggalek, 17 Februari 2017

Alhamdulillah, bisa belajar di kelas Bunda Sayang di tahun ini. Materi pertama tentang KOMUNIKASI PRODUKTIF. Saya pikir materinya akan sama seperti di buku bunsay, ternyata TIDAAAKKK! Materi di kelas lebih KAYA dan kumplit -spesial pake telor-, bareng para bunda pembelajar membuat wawasan kami lebih luas.

Setelah materi, jadi introspeksi cara berkomunikasi dengan diri, dengan pasangan, dan dengan anak. Setiap hari sudah dilakukan, tapi apakah sudah produktif???

Kali ini bukan "nice home work" yang jadi tantangan, tapi GAME dengan level-levelnya. Dengan istilah ini membuat santai menjalaninya, tapi tetap serius praktek.

Ah, jadi tahu banyaakkk yang perlu diperbaiki. Tak berhenti di sana, mempertahankan yang sudah baik itu yang lebih menantang!

Di luar Game yang jadi tantangan kelas, sedikit banyak jadi semakin "dekat" dengan keluarga kecil kami. Dengan lebih banyak mendengar dan mengatakan di family forum, membuat FoE dan FoR saya dan pasangan lebih terbuka. Lebih mudah melakukan aktivitas bersama anak dalam rangka "how to educate children".

Oiya, ternyata beliau sudah tahu lebih soal ini.. saya tahu di hal lain..oiya saya butuh ini, beliau butuh ini juga.. ternyata ini misi keluarga kami. Dan kami seperti mengumpulkan puzzle, kecil-keciiiil setiap harinya hingga kami pun tak tahu seberapa besar sebenarnya gambar utuhnya.

Dan kuncinya ternyata ada pada KOMUNIKASI PRODUKTIF.

Bismillah, ready for the next level!!

Special thanks to:
*Bu Septi Peni Wulandani & Bapak Dodik Maryanto +Mbak Enes+Mbak Ara+Mas Elan
*Fasilitator kelas bunda sayang Malang Raya-Jatimsel-Lamongan: Bunda Fathiya&Bunda Yasmin
*Teman-tema sekelas, para bunda pembelajar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapata...

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...