Langsung ke konten utama

NHW#8

DIAWINASIS M. SESANTI_Nice HomeWork #8

MISI HIDUP DAN PRODUKTIVITAS

PETUNJUK MENGERJAKAN:

Bunda, setelah di materi sesi #8 kita belajar tentang bagaimana pentingnya menemukan misi hidup untuk menunjang produktivitas keluarga. Maka saat ini kita akan lebih menggali bagaimana menerapkannya secara teknis sbb :

a. Ambil salah satu dari ranah aktivitas yang sudah teman-teman tulis di kuadran SUKA dan BISA (lihat NHW#7)

b. Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan “BE  DO HAVE” di bawah ini :
1. Kita ingin menjadi apa ? (BE)
2. Kita ingin melakukan apa ? (DO)
3. Kita ingin memiliki apa? (HAVE)

c. Perhatikan 3 aspek dimensi waktu di bawah ini dan isilah:
1. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)
2.Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan ( strategic plan)
3. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)

Mulailah dengan PERUBAHAN, karena pilihannya hanya satu BERUBAH atau KALAH

Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulsi IIP/

***

JAWABAN
Saya mengambil kegiatan membersamai pendidikan anak.

Be-Do-Have
Be : Profesional Mother - Ranah Bunsay
Do : Mendidik anak dengan benar sesuai Qur’an dan Hadits
Have : Anak-anak yang sholih-sholihah terjaga fitrahnya

Aspek dimensi waktu:
Lifetime purpose :
Sepanjang Allah masih memberikan amanah umur, saya berharap dapat menjalankan peran terbaik di muka bumi, dalam hal ini peran sebagai ibu. Peran ini terus berkembang dan tidak akan berhenti, menyesuaikan tugas perkembangan tiap tahap usia, jumlah anak, serta tantangan lain yang ikut berkembang.
Bekal amal yang tak putus saat saya tiada, salah satunya adalah anak-anak sholih/sholihah. Maka “how to educate children” ini menjadi hal yang sangat penting menuju kampung akhirat sebagai “Finish line” perjalanan panjang kehidupan. Karena syarat diterimanya amal adalah ilmu, maka saya sebaiknya tahu ilmu mendidik anak yang benar sesuai kehendakNya

Strategic plan:
*Pada 5 tahun ke depan saya berharap TELAH mencapai predikat “IBU PROFESIONAL” dengan 10.000 jam terbang. Memiliki komitmen dan konsisten untuk terus belajar, terus mengupgrade diri sehingga anak, keluarga, dan lingkungan sekitar dapat mendapatkan dampak positif dari kesungguhan saya.
*Pada 10 tahun ke depan saya berharap dapat membagikan apa yang saya lakukan di 5 tahun pertama. Sebenarnya sudah mulai dengan hal sederhana yaitu membuat album khusus di FB tentang “Playtime” yang berisi kegiatan bersama Farza. Semoga konsisten sampai Farza dewasa/punya adik lagi dalam bentuk yang lebih baik lagi (mencoba latihan ngeblog untuk berbagi apa yang saya dapatkan). Ke depan saya berharap dapat membuat buku atau forum yang dapat diakses para ibu pembelajar dengan mudah, minimal mengenalkan IIP atau bukunya lewat apa yang saya lakukan.

New Year Resolution
Menjelang 2017, saya memiliki rencana di tahun mendatang untuk FOKUS di KM 0-1 yaitu pilar pertama ibu profesional: BUNDA SAYANG.
*Baca buku Bunda Sayang dan referensi lain (buku, artikel, materi seminar, dsb) yang relevan dengan pilar ini
*Mengikuti seminar/workshop/kegiatan sejenis yang menunjang kegiatan membersamai pendidikan anak
*Komitmen dan konsisten dengan “time managemen” untuk menambah jam terbang
*Berkumpul dengan komunitas yang mendukung
*Praktek langsung yang dipelajari dari teori sesuai dengan kebutuhan anak
*Konsisten membuat catatan kegiatan harian, foto, dsb untuk dokumentasi
*Konsisten dengan cecklist kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan anak dan upgrade tiap 3 bulan
(melakukan yang sudah saya ketahui ilmunya di MIP batch #2 ini)
*Bersinergi dg suami agar lebih optimal dalam hal mendidik anak

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapata...

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...