Langsung ke konten utama

Setiap Anak Pasti Berbakat

*"Setiap Anak Pasti Berbakat"*

_Oleh : Rima M_
_Santri abah Rama_

Seorang ibu merenung di sudut ruang tamu. Hatinya gundah, kecewa, dan sedih. Bagaimana tidak, ditempat arisan tadi teman temannya sibuk membanggakan prestasi anak anak mereka. Seperti Rayhan anak bu Yuli yang baru saja menyabet medali emas cabang taekwondo di Porda kemaren. Juga Agnes yang yang baru saja lolos audisi pemilihan bintang tarik suara. Atau Bagas yang mewakili sekolah dalam olimpiade matematika.

Si ibu merasa sedih mengapa anaknya, Doni tidak seprti anak anak lain? Mengapa anakanya tidak memiliki prestasi apapun? Jangankan meraih medali emas, mengikuti perlombaan pun Doni segan. Tidak suka memilki bakat, begitu yang dikatakan temannya untuk menyindir Doni. 
Benarkah anak semata wayangnya itu tidak memiliki bakat? Pentingkah bakat? Lalu jika iya bagaimna dengan masa depan Doni?
Benarkah Allah hanya memberi bakat pada orang orang tertentu saja? Atau orang tuanyalah yang belum mengenal bakat anaknya?

Sesungguhnya Allah maha adil. Jika satu orang diberikan bakat, maka begitu juga yang lain. Bakat adalah salah satu dari fitrah yang diberikan oleh Allah pada setiap manusia dalam awal penciptaaanya. Bakat itu fitur unik, fitrah yg telah terinstal sebelum seorang manusia dilahirkan. Ada dua sumber yang bisa didefinisikan sebagai bakat. Yaitu *potensi fisik/panca indera*(ini yang biasa kita kenal sebagai bakat selama ini) misalnya melukis, menari, acting, olahraga, dsb.  Dan ada pula potensi berupa *sifat produktif*. 

Inilah mengapa selama ini kita menganggap hanya orang tertentu saja yang memiliki bakat. Karena kita selama ini mengenal bakat hanya dari kelebihan fisik atau inderwi saja. Sedangkan sifat produktif tidak kita anggap sebagai bagian dari bakat. Inilah yang disebut dengan *Potensi kekuatan*

Rumus yang paling mudah  untuk menemukan bakat anak adalah dengan *4E. Easy, Enjoy, Excellent, dan Earn.*

Lalu bagaimana cara mengetahui bakat anak?
1⃣Memahami bakat yang dimiliki orang tuanya.

2⃣Memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan.
Ada beberapa anak yang cepat menemukan AHA nya, ada beberapa yang membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk itu. Ini berhubungan dengan pengalaman dan pengetahuan tadi. Maka memberikan banyak pengalaman akan sangat membantu anak untuk mnemukan passion, minat, dan bakatnya. Bu Septi memperkanalkannya dengan Pandu 45. Memberikan banyak ragam kegiatan, akan membantunya menemukan apa yang paling dia sukai.

3⃣Emisol
Empati (Menyerap)
Imajinasi (Mengolah)
Solusi (Menyajikan)

Menyerap adalah bagian dari proses mengamati anak, bisa dilakukan dengan mengamati saat melakukan kegiatan bersama, dokumentasi kegiatan, juga dengan banyak bertanya. Kemudian diolah/dipikirkan kemungkinan kemungkinan terbaiknya, dan terakhir disajikan sebagai sebuah solusi kegiatan. Ulangi proses secara berputar (melingkar) dan selalu dipikirkan untuk mekar. Mekar di sini adalah usaha untuk mempertajam/mengasah bakat anaknya
 

4⃣Membuat catatan atau portofolio. 
Catatan2 khusus ini akan kita perlukan untuk akhirnya dapat mengelompokkan mana yang sebetulnya bagian dari 4E yang dimiliki anak. Dan mana yang tidak.

5⃣Memfasilitasi
Memfasilitasi dsni bukan berarti kita harus siap dengan segala fasilitas dan kemewahan yang memudahkan. Memberi fasilitas disni artinya 
��memberikan ruang, kebebasan bagi anak untuk mengekspresikan apa yang menjadi bakat yang dimilikinya.
��Memberikan apresiasi atas kelebihan yang dilimilikiny, sehingga anak akan merasa percaya diri dengan kelebihan yg dimilikinya
��Memberi tantangan
��Merancang kegiatan bersama dalam rangka mengembangka talents anak

6⃣Selalu siap untuk memulai kembali
Try and trial itu sangat dibutuhkan dalam menemukan passion. Jadi ketika anak kehilangan passion dalam satu hal, tidak perlu terlalu rendah diri dan merasa gagal.  Maka bersiap siaplah ketika mereka menawarkan sebuah minat yang baru.
Tidak perlu merasa khawatir ketika minat anak cenderung berubah ubah dan sering berganti. Karena passion yang sesungguhnya tidak akan pernah berganti. Passion itu akan selalu sama, dan dia akan terus 'nagih' sepanjang hidupnya.

��Menemukan bakat anak anak dan membantu mereka mengembangkan bakatnya menjadi sebuah kekuatan��

*_"The real task of parenting is not to prepare the path of our children_* 
*_-rather , to prepare them for the path they will inevitably need to walk"_*
Wayne Hammond

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapata...

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...