Langsung ke konten utama

TANTANGAN 8.10

TANTANGAN 8.10
Mlg, 23 September 2017
Diawinasis M. Sesanti & Farzana A.W. (3y2m)

"Beli eskrimnya jangan 2, beli buat ayah bunda sama Farza.", sambil mewek di gendongan. Karena bunda tidak bawa uang lebih, jadi negosiasi pun dilakukan. "Bunda nggak bawa uang banyak, tapi boleh beli 2. Mau rasa apa?" Akhirnya kami membeli 2 es krim, rasa coklat dan jagung menjadi pilihan si kecil. Belajar cerdas finansial juga nih, jangan sampai memaksakan jika memang tidak membawa uang nanti jadi "besar pasak daripada tiang".

Tak biasanya ada drama mewek+gendong-gendong. Ada apa??? Jadi ceritanya hari ini jadwal imunisasi di posyandu. Karena nakes-nya belum datang, jadi kami jalan-jalan dulu di dekat sungai. Wah, ada mas-mbak yang sedang belajar di sungai. Karena di seberang, kami jadi tidak bisa bertanya mereka belajar apa. Yang jelas si kecil berbinar melihat ada yang mbak-mas mengambang mengikuti aliran sungai sambil memeluk tas ranselnya. Dan tentu tak ketinggalan, si kecil seru memetik bunga liar dan biji bunga yang bisa meletus saat terkena air. Anak-anak tak perlu mainan mewah, segala sesuatu yang ada di sekitar kita adalah mainan yang seru bagi mereka.

Saat kami kembali ke posyandu, gantian si kecil negosiasi di depan pintu. "Bunda aja yang imunisasi, Farza tunggu depan pintu ya", katanya sambil memeluk "Gani". Sambil mengantri, ada beberapa anak yang mengenali si teman Tayo. Ada yang datang mendekat sambil senyum-senyum, tiba-tiba merebut Gani tapi Farza lebih sigap mempertahankan barang miliknya. #egosentris #fitrahindividual

Anak itu kemudian tantrum menangis ketika Farza menolak meminjamkan si Gani. Anak kedua (kali ini usianya lebih besar) malu-malu bertanya, "Itu Tayo?" tanyanya, dilanjutkan bertanya dimana bisa membelinya, dst. Sepertinya ada banyak fans Tayo dimana-mana, bisa jualan "bis Tayo" nih. 😍

Si #deliberative sudah menunjukkan defense saat antri, "Nggak mau imunisasi, Bun.. Sakit.." saat melihat anak sebelumnya menangis. Padahal tadi masih nyaman sambil bercerita tentang kisah Gani yang disuntik cairan pembersih mesin. 😂 Alhamdulillah si kecil pun akhirnya mau disuntik, dapat kue dan susu kedelai. Ditambah 2 eskrim dari bunda untuk anak cantik yang selesai imunisasi.

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Pulang ke Udik: Menggelar Kenangan, Membayar Hutang Kerinduan

Sebagai warga perantau, bagi Griya Wistara acara mudik bukan lagi hal baru. Entah pulang ke rumah orangtua di luar kota dalam propinsi maupun mertua yang lebih jauh, antar kota antar propinsi. Bukan hal mudah dalam mempersiapkan mudik, sebutlah H-3 bulan kami harus berburu tiket kereta agar tak kehabisan sesuai tanggal yang direncanakan. Pernah suatu waktu kami harus pasang alarm tengah malam, karena hari sebelumnya sudah kehabisan tiket kereta yang diharapkan. Padahal baru jam 00.15 WIB, artinya 15 menit dari pembukaan pemesanan. Belum lagi persiapan deretan kebutuhan selama sekian hari di kampung halaman. Mana barang pribadi, mana milik pasangan, dan persiapan perang ananda tak ketinggalan. Jangan tanya rancangan budget lagi, saat pengeluaran mendominasi catatan keuangan. Membawa sepaket koper alat perang, melipat jarak agar semakin dekat. Perjalanan selalu menyisakan hikmah. Bukan perkara mudah mengelola sekian jam di atas kereta bersama balita. Alhamdulillah, beberapa kali mele

Jurnal Belajar Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Usia 0-6 tahun : selesai dengan diri sendiri. Salah satu tantangan yang paling identik dengan tema level 7 ini, adalah saat orangtua mulai galau dan membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Atau yang paling dekat dengan saudara kandungnya sendiri. Seolah-olah anak harus mengikuti sebuah pertandingan yang belum tentu setara dengan dirinya. " Coba lihat, mas itu sudah bisa jalan. Kamu kok belum?" "Berani nggak maju ke depan seperti mbak ini? " Setiap anak memiliki sisi unik yang menjadikannya bintang. Allah tak pernah salah dalam membuat makhluk, maka melihat sisi cahaya dari setiap anak adalah keniscayaan bagi setiap orangtua. Berusaha dalam meninggikan gunung, bukan meninggikan lembah. Mengasah sisi yang memang tajam pada diri anak butuh kepekaan bagi orangtua. Dalam buku CPWU, dapat diambil teknik E-O-WL-W untuk menemukan kelebihan setiap anak. 1. Engage Atau membersamai anak dalam proses pengasuhan dan pendidikan dengan sepenuh hati (yang