Langsung ke konten utama

TANTANGAN 8.2

TANTANGAN 8.2
Mlg, 15 September 2017
Diawinasis M. Sesanti & Farzana A.W. (3y2m)

*Konsep Rejeki: Allah Yang Maha Kaya bisa Memberikannya Lewat Jalan Mana Saja *

Untuk menjelaskan hal ini, tentu lebih mudah ketika anak-anak melihat "real" atau yang benar-benar terjadi dan bisa dilihatnya. Sepemahaman ananda, saat ingin beli sesuatu maka minta uang ke ayah atau bunda. Setelah ngobrol kemarin, bunda coba perbaiki bahwa saat ingin sesuatu berdoa pada Allah Yang Maha Kaya. Rasanya seperti mengingatkan diri sendiri, membuang jauh rasa khawatir dan kurang bersyukur dengan apa yang sudah pasti dariNya.

Kemarin ananda ikut ayah bunda "sambang" ke tempat kakung diklat, masih bisa dijangkau dari rumah. Tak hanya Kakung yang kangen, si "kelas tiga" pun nempel mengikuti kemana pun Kakung pergi. Lebih seru lagi mengamati berbagai tanaman di sekitar gedung, ada pohon nangka yang buahnya lebaaat sekali, ananda yang penasaran ikut memegang. Ada juga pohon pepaya, jambu, cabe, selada, kangkung. Senang sekali banyak tanaman. Alhamdulillah ada moment untuk menjelaskan, bahwa rejeki tidak selalu lewat ayah. Allah bisa memberi lewat jalan mana saja, contohnya mendapatkan angpau.
#AllahMengaturRejeki

"Disimpan bun", katanya setelah mengucapkan terimakasih pada Kakung. "Disimpan ya, nanti kalau Farza mau beli-beli bisa pakai uang sendiri." Selama ini uang "sangu" milik Farza masih disimpan, bunda akan berikan ananda saat sudah mampu mengelola sendiri.
#menabung

*Membuat Catatan Keuangan*

Hal ini menjadi PR bagi Griya Wistara. Karena sistem gajian yang berbeda dengan keluarga lain, jadi kami pun belajar membuat catatan versi kami sendiri. Saling mengingatkan saat ada yang terlewat, belajar lagi sedikit demi sedikit. Seru-nya menjadikan belajar mengelola finansial ke dalam "ngobrol bareng, main bareng, dan aktivitas bareng". Kami pun mulai menemukan sumber-sumber yang sering menjadi slot bocor, hal yang sebenarnya "keinginan", bukan "kebutuhan". Semoga dapat komitmen dan konsisten untuk terus memperbaiki diri.

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Pulang ke Udik: Menggelar Kenangan, Membayar Hutang Kerinduan

Sebagai warga perantau, bagi Griya Wistara acara mudik bukan lagi hal baru. Entah pulang ke rumah orangtua di luar kota dalam propinsi maupun mertua yang lebih jauh, antar kota antar propinsi. Bukan hal mudah dalam mempersiapkan mudik, sebutlah H-3 bulan kami harus berburu tiket kereta agar tak kehabisan sesuai tanggal yang direncanakan. Pernah suatu waktu kami harus pasang alarm tengah malam, karena hari sebelumnya sudah kehabisan tiket kereta yang diharapkan. Padahal baru jam 00.15 WIB, artinya 15 menit dari pembukaan pemesanan. Belum lagi persiapan deretan kebutuhan selama sekian hari di kampung halaman. Mana barang pribadi, mana milik pasangan, dan persiapan perang ananda tak ketinggalan. Jangan tanya rancangan budget lagi, saat pengeluaran mendominasi catatan keuangan. Membawa sepaket koper alat perang, melipat jarak agar semakin dekat. Perjalanan selalu menyisakan hikmah. Bukan perkara mudah mengelola sekian jam di atas kereta bersama balita. Alhamdulillah, beberapa kali mele

Jurnal Belajar Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Usia 0-6 tahun : selesai dengan diri sendiri. Salah satu tantangan yang paling identik dengan tema level 7 ini, adalah saat orangtua mulai galau dan membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Atau yang paling dekat dengan saudara kandungnya sendiri. Seolah-olah anak harus mengikuti sebuah pertandingan yang belum tentu setara dengan dirinya. " Coba lihat, mas itu sudah bisa jalan. Kamu kok belum?" "Berani nggak maju ke depan seperti mbak ini? " Setiap anak memiliki sisi unik yang menjadikannya bintang. Allah tak pernah salah dalam membuat makhluk, maka melihat sisi cahaya dari setiap anak adalah keniscayaan bagi setiap orangtua. Berusaha dalam meninggikan gunung, bukan meninggikan lembah. Mengasah sisi yang memang tajam pada diri anak butuh kepekaan bagi orangtua. Dalam buku CPWU, dapat diambil teknik E-O-WL-W untuk menemukan kelebihan setiap anak. 1. Engage Atau membersamai anak dalam proses pengasuhan dan pendidikan dengan sepenuh hati (yang