"Anak saya kurang di bidang linguistik, dilihat dari hasil psikotesnya anak saya lebih dominan di bidang matematika", cerita salah seorang ayah tentang anaknya. Kita sering mendengar hal serupa, khawatir dengan anak yang tak pandai matematika, nilainya kurang di bidang akademis, dan keluhan sejenis. Galau saat membandingkan anak sendiri dengan anak-anak orang lain. Padahal setiap anak adalah istimewa, setiap anak dilahirkan atas fitrahnya artinya anak lahir dengan membawa "potensi" masing-masing. Saat disebut tentang "kecerdasan", masih banyak orangtua di luar sana yang mengaitkan dengan kecerdasan intelektual semata. Mendewakan skor IQ (di atas rata-rata, superior, hingga jenius) agar anaknya dapat mencapai kesuksesan dan kebahagiaan. Padahal ada bentuk kecerdasan lain yang juga tak kalah penting yaitu kecerdasan emosi (Emotional Quotient), kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient), serta kecerdasan dalam menghadapi tantangan (Adversity Intellegence). S
Belanja Pengalaman Keluarga Wistara