Langsung ke konten utama

TANTANGAN 3.2: HOMETOWN SILATURAHIM

Diawinasis M. S
24 Maret 2017
TANTANGAN 10 HARI 3.2

Masih di tema besar aktivitas HOMETOWN SILATURAHIM,  ada beberapa hal yang menarik antara lucu dan menantang saat bersama ananda.

#230317
Setelah beberapa waktu ini mendeklarasikan diri sebagai "kakak",  hari ini ananda ketemu ade bayi.  Cukup lihat dari sebelah kasur karena ade bayi sedang tidur.  Penasaran sih,  tapi jadi sambil ngumpet di balik bunda karena ga mau diajakin ayah si bayi. Saat ditanya,  ade bayi ganteng apa cantik? "Cantik".  Lalu bunda beritahu bahwa adik bayi laki-laki,  jadi ganteng.  "Nggak,  yang ganteng ayah aja..". Dan semua pun tertawa mendengar kalimat Farza.

Setelah itu,  ananda ikut bunda dan uti ngaji di masjid.  Seperti biasa,  defense keluar saat disapa banyak orang. Tapi kemudian mulai "menjelajah"  keliling masjid seperti biasanya saat jamaah sholat ashar dimulai.  Mau membaca surat Al-Fatihah namun malu-malu saat dilihat ibu-ibu lain. Suasana beribadah yang menyenangkan sebagai stimulasi spiritual quotient bagi ananda. #fitrahkeimanan

Bertemu kembali dengan saudara yang lama tak jumpa, rupanya ananda butuh waktu untuk adaptasi kembali.  Semakin disapa,  anak semakin menarik diri dan bilang "nggak mau..".  Cukup menantang nih...  Apa ya yang perlu dilakukan agar ananda tetap ingat dengan saudara yang lama tak ditemuinya?

#240317
Hometown Silaturahim berikutnya menghadiri undangan walimah pernikahan.  Bersiap,  ananda memilih bajunya sendiri.  Sandal pun memilih sendiri dan memakainya sendiri.  #latihankemandirian

Sampai acara,  ananda bertemu kakak sepupunya yang ternyata memakai baju yang sama dengan yang dipilihnya tadi. Asik ke sana kemari explore tempat baru, dari tempat meja makanan sampai mencoba duduk di kursi pengantin.

Yang sudah oke:
- Mengenalkan ananda beragam acara silaturahim: menjenguk adik bayi, pengajian, walimatul ursy.

What Next:
- Eksplorasi alam sekitar untuk next projek

#TantanganHari2
#Level3 #MyFamilyMyTeam #KuliahBunsayIIP

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...

Alir Rasa Kelas Bunda Cekatan

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Ta'ala yang telah memberikan kelapangan hingga mampu menyelesaikan kelas Bunda Cekatan batch #1 Institut Ibu Profesional.  Challenge Buncek: Done! Terimakasih untuk Ibu Septi Peni Wulandani yang telah menjadi guru bagi kami, setia membawa dongeng istimewa di setiap pekannya. Terimakasih untuk team belakang layar Buncek #1 (Mak Ika dkk), teman-teman satu angkatan, dan tentu all team Griya Wistara yang mendukung saya belajar sampai di tahap ini. Apa yang membuat bahagia selama berada di kelas Bunda Cekatan? Kelas Bunda Cekatan menyimpan banyak sekali stok bahagia yang bisa diambil oleh siapa saja dengan cara yang tak pernah sama. Rasanya tak ada habisnya jika harus disebutkan satu per satu. Potongan gambar berikut cukup mewakili proses yang telah saya lalui. Tahap Telur-Telur Saya jadi tahu apa yang membuat saya bahagia. Apa yang penting dan urgent untuk segera dipelajari. Dan saya diijinkan untuk membuat pe...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...