Langsung ke konten utama

HE Griya Wistara: Latihan Menulis

Bismillahirrahmanirrahiim,

Alhamdulillah kakak hari ini masih beraktivitas seperti biasanya di rumah. Masih berusaha melawan rasa bosan meskipun harus #diamdirumah. Ada yang bergeser dari jam tidur kakak, menjadi lebih malam, perlu ditemani, dan berefek pada jam bangun tidur yang bergeser. Alhasil kakak tidak ikut sholat subuh pagi ini, tapi setelah dibicarakan penyebabnya akhirnya kakak mulai menyadari bahwa ada yang hilang saat bangun kesiangan. "Besok aku mau ikut sholat subuh bareng ayah bunda lagi," pintanya kemudian.

#connectedness #communication



Sarapan hari ini kakak nggak mau makan nasi, tapi roti sosis goreng. Kita tulis resepnya di sini, siapa tahu kapan-kapan pengen lagi.

Roti Sosis Goreng

Bahan:
- Roti tawar (1 lembar bisa menjadi 6 potong)
- Sosis (1 lembar roti:2 sosis)
- Keju
- Telur 1 butir
- Tepung roti secukupnya
- Tusuk gigi/tusuk sate
- Minyak goreng

Perbandingan: 1 lembar roti tawar: 2 buah sosis bisa jadi 6 potong roti sosis goreng.

Cara membuat:
- Ambil roti tawar, pipihkan dengan rolling pin, kalau tidak ada bisa pakai botol atau gelas kaca).
- Taburkan keju, kemudian taruh sosis di sisi pinggir roti, gulung sosis pertama, taruh sosis kedua, gulung kembali.
-  Sematkan tusuk gigi/tusuk sate agar gulungan tidak membuka kembali.
- Celup ke kocokan telur, kemudian gulingkan di tepung roti.
- Diamkan sebentar, goreng di minyak panas dengan api kecil.
- Nikmati dengan mayonaise, saus, atau sambal.

(Jangan tanya foto, sudah lenyap belum sempat dokumentasi)

Sholat Dhuha jangan lupa. Sempat jadi konflik sama ayah karena ayah lupa dokumentasi, kakak jadi sholat lagi (tambah 2 rakaat). Bunda kemana? Menemani adik habis mandi. 


Hari ini asik-asiknya latihan menulis di buku. Buku 1 dan buku 3 masing-masing 2 halaman. Untuk garis diagonal, kakak tidak berkomentar. Sementara menulis kalimat, kakak langsung protes, "Kakak nanti capek kalau banyak nulisnya."

Ahaaa.. Boleh lah nulis sambil main, sambil ngemil roti sosis goreng tadi, sambil apalagi yaa... Pokoknya semua selesai, semua waras dan bahagia.

#connectedness #futuristik

Mlg, 03-04-2020
Griya Wistara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Pulang ke Udik: Menggelar Kenangan, Membayar Hutang Kerinduan

Sebagai warga perantau, bagi Griya Wistara acara mudik bukan lagi hal baru. Entah pulang ke rumah orangtua di luar kota dalam propinsi maupun mertua yang lebih jauh, antar kota antar propinsi. Bukan hal mudah dalam mempersiapkan mudik, sebutlah H-3 bulan kami harus berburu tiket kereta agar tak kehabisan sesuai tanggal yang direncanakan. Pernah suatu waktu kami harus pasang alarm tengah malam, karena hari sebelumnya sudah kehabisan tiket kereta yang diharapkan. Padahal baru jam 00.15 WIB, artinya 15 menit dari pembukaan pemesanan. Belum lagi persiapan deretan kebutuhan selama sekian hari di kampung halaman. Mana barang pribadi, mana milik pasangan, dan persiapan perang ananda tak ketinggalan. Jangan tanya rancangan budget lagi, saat pengeluaran mendominasi catatan keuangan. Membawa sepaket koper alat perang, melipat jarak agar semakin dekat. Perjalanan selalu menyisakan hikmah. Bukan perkara mudah mengelola sekian jam di atas kereta bersama balita. Alhamdulillah, beberapa kali mele

Jurnal Belajar Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Usia 0-6 tahun : selesai dengan diri sendiri. Salah satu tantangan yang paling identik dengan tema level 7 ini, adalah saat orangtua mulai galau dan membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Atau yang paling dekat dengan saudara kandungnya sendiri. Seolah-olah anak harus mengikuti sebuah pertandingan yang belum tentu setara dengan dirinya. " Coba lihat, mas itu sudah bisa jalan. Kamu kok belum?" "Berani nggak maju ke depan seperti mbak ini? " Setiap anak memiliki sisi unik yang menjadikannya bintang. Allah tak pernah salah dalam membuat makhluk, maka melihat sisi cahaya dari setiap anak adalah keniscayaan bagi setiap orangtua. Berusaha dalam meninggikan gunung, bukan meninggikan lembah. Mengasah sisi yang memang tajam pada diri anak butuh kepekaan bagi orangtua. Dalam buku CPWU, dapat diambil teknik E-O-WL-W untuk menemukan kelebihan setiap anak. 1. Engage Atau membersamai anak dalam proses pengasuhan dan pendidikan dengan sepenuh hati (yang