Langsung ke konten utama

Jurnal 3.2: False Celebration

Alhamdulillah, puasa pekan kedua sudah terlewati. Saya akui sudah cukup signifikan perkembangan diri sendiri dalam menahan diri dari godaan bacaan online di tengah padatnya jadwal penggunaan HP belakangan ini.

Alhamdulillah ada satu badge hijau di sana. Nah di sini sekalian saya mau bikin false celebration pekan ini. Betul peningkatan dari badge, tetapi saya 'terpaksa' melakukan puasa karena kondisi memang mewajibkan saya untuk meletakkan gadget bukan karena kesadaran diri 100%.

Why?
Ceritanya pekan ini kakak sedang demam, bersambung lusanya adek ikut demam kemudian diikuti munculnya cacar air. Nah, ternyata tantangan datang bergelombang mulai dari demam, begadang, gendong, sariawan dan GTM, dan tentu saja jadwal yang berantakan. Pekerjaan keteteran, cucian belum dilipat, SFH kakak, rasanya kepala ikut nyut-nyutan. Sariawan ikut muncul akibat begadang.

Tarik nafas panjang... Lepaskan...
Alhamdulillah semua tantangan sudah terlewati dengan baik, sudah kembali waras menata hati dan emosi.

Alhamdulillah ada partner dunia-akhirat yang mau ikut turun tangan. Membantu bebersih, mengajak kakak-adik main saat ditinggal memasak, membantu mengajari kakak menyelesaikan PR dari sekolah, dst.

Alhamdulillah, Terimakasih all team Griya Wistara. Semoga sehat-sehat semua, tetap bahagia bareng.

Oiya, meskipun sempat pesimis dengan proses puasa... Alhamdulillah masih bisa melanjutkan produktif di T30 juga tugas di Komunitas IP. Jangan lupa bahagia, Hamasah!


Diawinasis M Sesanti
3119331323
IP Regional Malang Raya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Pulang ke Udik: Menggelar Kenangan, Membayar Hutang Kerinduan

Sebagai warga perantau, bagi Griya Wistara acara mudik bukan lagi hal baru. Entah pulang ke rumah orangtua di luar kota dalam propinsi maupun mertua yang lebih jauh, antar kota antar propinsi. Bukan hal mudah dalam mempersiapkan mudik, sebutlah H-3 bulan kami harus berburu tiket kereta agar tak kehabisan sesuai tanggal yang direncanakan. Pernah suatu waktu kami harus pasang alarm tengah malam, karena hari sebelumnya sudah kehabisan tiket kereta yang diharapkan. Padahal baru jam 00.15 WIB, artinya 15 menit dari pembukaan pemesanan. Belum lagi persiapan deretan kebutuhan selama sekian hari di kampung halaman. Mana barang pribadi, mana milik pasangan, dan persiapan perang ananda tak ketinggalan. Jangan tanya rancangan budget lagi, saat pengeluaran mendominasi catatan keuangan. Membawa sepaket koper alat perang, melipat jarak agar semakin dekat. Perjalanan selalu menyisakan hikmah. Bukan perkara mudah mengelola sekian jam di atas kereta bersama balita. Alhamdulillah, beberapa kali mele

Jurnal Belajar Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Usia 0-6 tahun : selesai dengan diri sendiri. Salah satu tantangan yang paling identik dengan tema level 7 ini, adalah saat orangtua mulai galau dan membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Atau yang paling dekat dengan saudara kandungnya sendiri. Seolah-olah anak harus mengikuti sebuah pertandingan yang belum tentu setara dengan dirinya. " Coba lihat, mas itu sudah bisa jalan. Kamu kok belum?" "Berani nggak maju ke depan seperti mbak ini? " Setiap anak memiliki sisi unik yang menjadikannya bintang. Allah tak pernah salah dalam membuat makhluk, maka melihat sisi cahaya dari setiap anak adalah keniscayaan bagi setiap orangtua. Berusaha dalam meninggikan gunung, bukan meninggikan lembah. Mengasah sisi yang memang tajam pada diri anak butuh kepekaan bagi orangtua. Dalam buku CPWU, dapat diambil teknik E-O-WL-W untuk menemukan kelebihan setiap anak. 1. Engage Atau membersamai anak dalam proses pengasuhan dan pendidikan dengan sepenuh hati (yang