Langsung ke konten utama

Melawan Varicella di Tengah Hits-nya Corona

Apa kabar khalayak?
Masih waras di tengah kondisi #physical distancing?
Sebenarnya saya mulai bosan diam di rumah saja. Meskipun sesekali masih belanja ke kang sayur dekat rumah, anggaplah itu piknik sambil memilih bahan pangan penghuni kulkas.

Virus Tidak Hanya Corona

Di tengah ngetren-nya virus Corona belakangan ini, saya cuma mau mengingatkan bahwa virus-virus lain juga masih hidup seperti biasa. Meskipun tidak se-terkenal virus pendatang baru covid-19. Ibaratnya, jangan lupakan mbak Rossa, mbak Yuni Shara, mbak Titi DJ yang tetap jago menyanyi meskipun ada mbak Isyana lagi naik daun.

Tetep eling lan waspada, Gaes!

Fitrah Jasmani & Kesehatan

Nah, yang namanya fitrah itu sudah dari sononya kita bawa. Semua orang suka sehat, suka kebersihan. Nggak usah diajari pakai mata pelajaran khusus atau mata kuliah sekian sks. Artinya, kesehatan adalah kebutuhan setiap orang. Kalau mulai ada yang melenceng dari jalur dengan meremehkan kebersihan, akan ada sebab akibat. Yap, kesehatan tubuh mulai oleng dengan munculnya penyakit.

Tapi bagaimana jika sudah menjaga kebersihan dan kesehatan tapi ternyata virus masih menghampiri?

Ada Virus Mampir ke Rumah?

Pekan ini kami harus tirakat menghadapi demam. Sakit apakah gerangan yang sedang mampir?

Sore hari kakak memgeluh kedinginan, lalu harus begadang semalaman karena panas tinggi hingga 39°C. Beruntung kakak sukarela minum obat turun panas, madu, makan nasi, vitamin, dikompres. Intinya kakak jadi anak penurut sekali di sakit kali ini. Alhamdulillah kakak pun berangsur pulih. Esok hari kakak kembali sehat.

Namun gantian adik yang mulai demam. Mulai 38°-39°C. Meskipun sakitnya sama, tetapi jelas treatmennya beda antara anak 5 tahunan Vs 1 tahunan. Adik menolak makan karena mulutnya sariawan, hanya mau air madu, ASI, obat penurun panas. Ternyata muncul bintik-bintik merah di tangan dan kakinya kemudian. GTM juga muncul karena adanya sariawan di mulut. Awalnya bunda pikir riseola, ternyata varicela.


Jangan ke RS Jika Tidak Darurat

Kenapa tidak periksa ke dokter?

Saya benar-benar memantau himbauan dari para ahli berhubungan dengan wabah kali ini. Jangan ke RS jika tidak darurat. Apa saja syaratnya?

Alhamdulillah demam kakak-adik hanya 1-2 hari dan masih bisa diatasi dengan obat turun panas. Jadi kami memutuskan untuk merawat sendiri di rumah sambil banyak-banyak berdoa pada Dzat Yang Maha Menyembuhkan.

Menghadapi demam

Artikel dari IDAI berikut bisa dijadikan bahan rujukan.

Nah, kalau saya kemarin intinya tetap tenang dan mencoba ihtiar:

1. Sedia termometer.
Karena tangan meter itu tidak akurat. Oiya, kakak jadi bisa mengukur suhu tubuhnya sendiri karena demam kali ini.

2. Sedia handuk & air panas (kompres hangat)
Untuk mengompres dan membuat anak lebih nyaman beristirahat.

3. Sedia obat turun panas
Ini stock pertama yang kami beli sebelum masa physical distancing. Meskipun akhirnya beli lagi karena ada 2 anak yang demam bergantian. Obat ini diberikan jika demam di atas 38°C dan anak merasa tidak nyaman.

4. Gunakan baju tipis & longgar
Jika anak merasa dingin, cukup selimuti kakinya. Pakaian tebal&panjang membuatnya tidak nyaman karena akan mudah berkeringat.

5. Usahakan anak tetap mau makan/minum agar tidak dehidrasi.
Tawari makanan kesukaannya agar tetap mau makan meskipun sedikit.

6. Skin to skin dengan anak
Usap-usap lengan, dahi, arau tempat yang membuat anak nyaman.

7. Biarkan anak saat bisa tidur/istirahat agar cepat pulih kembali. Bagi batita, posisi digendong bisa jadi lebih nyaman karena seperti dipeluk.

Menghadapi cacar air
Varicella

Mengingat kembali pengalaman saya menghadapi varicella di usia 23 tahun, sedikit banyak saya punya amunisi untuk tetap waras melawan virus ini.

1. Mandi yang bersih, campur air mandi dengan antiseptik jika perlu.

2. Isolasi diri, bedakan barang yang dipakai penderita dengan orang lain.

3. Gunakan baju yang longgar agar tidak mudah berkeringat.

4. Saya pakaikan bedak dingin+revanol setelah mandi untuk mengurangi rasa gatal dan mengurangi bekas di kulit saat cacar air sudah kering.

Alhamdulillah tantangan varocella sudah terlewati. Saatnya melanjutkan bahagia bareng keluarga.

Tetap tenang, #diamdirumah.
Griya Wistara 07-04-2020~)
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Pulang ke Udik: Menggelar Kenangan, Membayar Hutang Kerinduan

Sebagai warga perantau, bagi Griya Wistara acara mudik bukan lagi hal baru. Entah pulang ke rumah orangtua di luar kota dalam propinsi maupun mertua yang lebih jauh, antar kota antar propinsi. Bukan hal mudah dalam mempersiapkan mudik, sebutlah H-3 bulan kami harus berburu tiket kereta agar tak kehabisan sesuai tanggal yang direncanakan. Pernah suatu waktu kami harus pasang alarm tengah malam, karena hari sebelumnya sudah kehabisan tiket kereta yang diharapkan. Padahal baru jam 00.15 WIB, artinya 15 menit dari pembukaan pemesanan. Belum lagi persiapan deretan kebutuhan selama sekian hari di kampung halaman. Mana barang pribadi, mana milik pasangan, dan persiapan perang ananda tak ketinggalan. Jangan tanya rancangan budget lagi, saat pengeluaran mendominasi catatan keuangan. Membawa sepaket koper alat perang, melipat jarak agar semakin dekat. Perjalanan selalu menyisakan hikmah. Bukan perkara mudah mengelola sekian jam di atas kereta bersama balita. Alhamdulillah, beberapa kali mele

Jurnal Belajar Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Usia 0-6 tahun : selesai dengan diri sendiri. Salah satu tantangan yang paling identik dengan tema level 7 ini, adalah saat orangtua mulai galau dan membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Atau yang paling dekat dengan saudara kandungnya sendiri. Seolah-olah anak harus mengikuti sebuah pertandingan yang belum tentu setara dengan dirinya. " Coba lihat, mas itu sudah bisa jalan. Kamu kok belum?" "Berani nggak maju ke depan seperti mbak ini? " Setiap anak memiliki sisi unik yang menjadikannya bintang. Allah tak pernah salah dalam membuat makhluk, maka melihat sisi cahaya dari setiap anak adalah keniscayaan bagi setiap orangtua. Berusaha dalam meninggikan gunung, bukan meninggikan lembah. Mengasah sisi yang memang tajam pada diri anak butuh kepekaan bagi orangtua. Dalam buku CPWU, dapat diambil teknik E-O-WL-W untuk menemukan kelebihan setiap anak. 1. Engage Atau membersamai anak dalam proses pengasuhan dan pendidikan dengan sepenuh hati (yang