Langsung ke konten utama

Jurnal Belajar Level 4 : Belajar Lebih Baik dengan Quantum Learning



Judul Buku : Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan
Penulis : Bobbi DePorter & Mike Hernacki
Penerjemah : Alwiyah Abdurrahman
Penerbit : Kaifa, Bandung Ed.1 Cet. 26
Tahun Terbit : 2008

Buku ini memberi kita pengetahuan tentang belajar yang efektif. Di awal, buku ini menceritakan cara belajar yang diterapkan di Sekolah Bisnis Burklyn dan Super Camp ternyata mampu melejitkan potensi setiap siswa dengan optimal. Prinsip-prinsip belajar yang digunakan lebih holistik dan menyenangkan.


Selanjutnya dipaparkan tentang bagian-bagian  otak manusia. Ada si otak reptil yang membuat manusia bertahan hidup, sistem limbik yang mengatur emosi, serta neokorteks yang memiliki kecerdasan yang lebih tinggi. Ada juga peran otak kanan dan kiri. Di sini kita bisa mengetahui kapan setiap bagian otak berkembang dan stimulus yang tepat. Mengoptimalkan setiap bagian otak adalah pilihan, apakah kita akan menggunakannya atau justru mengabaikan kekuatan pikiran kita yang tak terbatas.



AMBAK-"Apa Manfaatnya Bagiku?", sebuah pertanyaan yang dapat menumbuhkan motivasi internal untuk belajar. Pertanyaan ini membantu membuat keputusan pada pilihan sederhana hingga kompleks. Saat kita paham manfaat dan akibat belajar sesuatu, minat belajar kita otomatis akan tinggi. Kita akan fokus pada tujuan sekaligus memancing rasa ingin tahu kita untuk terus belajar bidang baru yang berkaitan dengan minat kita. Saat paham minat, kita akan bertanggungjawab dan belajar aktif mencapai tujuan. Dengan sadar menyatakan "inilah saatnya" untuk belajar demi meningkatkan kualitas hidup.

Belajar yang menyenangkan dapat dilakukan dengan menata lingkungan belajar, baik fisik maupun mental. Dengan mengatur perabot, pencahayaan, musik, suhu ruang, tampilan visual, dsb. Keadaan pikiran yang ideal dapat muncul saat lingkungan belajar nyaman, dimulai dari ruang pribadi hingga di mana saja tempat belajar. Suasana nyaman ini akan beragam bagi setiap orang, pertama kita butuh membuat "visualisasi" kemudian merealisasikannya. Menambah musik yang sesuai, tanda positif, berinteraksi langsung dengan lingkungan, dan pentingnya "jeda istirahat" agar dapat mengingat banyak hal dengan lebih baik.

*Modalitas & Gaya Belajar*

Gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap (modalitas), dan kemudian mengatur serta mengolah informasi (dominasi otak). Modalitas ini umumnya setiap orang menggunakan tetapi ada kecenderungan menggunakan salah satu yang dominan:
- Visual : belajar dengan cara melihat.
- Auditory : belajar dengan cara mendengar.
- Kinestetik : belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh.

Terdapat satu cara mudah mengetahui mana modalitas yang dominan pada seseorang. Saat diminta merakit sesuatu, si visual akan melihat instruksi dan ilustrasi, si auditory akan meminta dibacakan instruksinya, sedangkan si kinestetik akan langsung merakit. Lebih lengkapnya terdapat indikator perilaku yang lebih detail dari setiap modalitas pada halaman 116-120. Dengan memahami modalitas diri, kita pun paham modalitas lawan bicara sehingga proses menyampaikan dan menerima informasi dapat lebih efektif dilakukan.


Setelah paham modalitas, selanjutnya buku ini membahas bagaimana kita mengolah informasi. Terdapat 4 kombinasi gaya berpikir:
- Sekuensial Konkrit
- Sekuensial Abstrak
- Acak Konkrit
- Acak Abstrak
Terdapat tes inventory sederhana pada halaman 125 untuk mengetahui mana gaya berpikir kita yang paling dominan disertai tips mengoptimalkan gaya berpikir. Semua gaya belajar dan berpikir itu baik, dapat berhasil jika kita belajar sesuai "cara"nya.


Pada bab berikutnya, buku ini membuka wawasan kita dalam membuat catatan sesuai dengan cara kerja otak: MIND MAP (PETA PIKIRAN) dan CATATAN TS (tulis susun). Mindmap efektif saat kita membuat catatan dari membaca buku, sedangkan catatan TS bisa digunakan saat mendengarkan materi dari pembicara langsung. Keduanya dapat dipakai langsung saat kita belajar untuk membuat kita lebih mudah mengingat subjek belajar. 

Seperti judul buku ini, kita menemukan cara-cara belajar yang "berbeda" dari belajar pada umumnya. Terdapat tips menulis yang tentu lebih efektif ketika dipraktekkan langsung. Jika anda butuh bagiamana mengingat dengan baik, terdapat teknik asosiasi dan cantol yang bisa dicoba. Tak ketinggalan ada trik membaca cepat, mengubur mitos membaca dan memaksimalkan pemahaman. Pentingnya kreativitas dan logika untuk memecahkan masalah dengan memaksimalkan fungsi otak kiri dan kanan.


Serangkaian tips, trik, serta pengetahuan yang ada di buku ini memang sangat berguna agar dapat belajar dengan lebih baik. Meningkatkan motivasi intrinsik dalam belajar, menjadi pembelajar aktif yang bertanggungjawab terhadap kehidupan. Tentu semua akan semakin berarti ketika tak hanya sekedar pengetahuan, tapi mengaplikasikan langsung dalam kegiatan belajar sepanjang hayat.

Diawinasis M Sesanti
Tgk, 06 Maret 2018
#JurBelajarLevel4
#ModalitasDanGayaBelajar
#KelasBundaSayang3Kordi
#ReviewBuku

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Pulang ke Udik: Menggelar Kenangan, Membayar Hutang Kerinduan

Sebagai warga perantau, bagi Griya Wistara acara mudik bukan lagi hal baru. Entah pulang ke rumah orangtua di luar kota dalam propinsi maupun mertua yang lebih jauh, antar kota antar propinsi. Bukan hal mudah dalam mempersiapkan mudik, sebutlah H-3 bulan kami harus berburu tiket kereta agar tak kehabisan sesuai tanggal yang direncanakan. Pernah suatu waktu kami harus pasang alarm tengah malam, karena hari sebelumnya sudah kehabisan tiket kereta yang diharapkan. Padahal baru jam 00.15 WIB, artinya 15 menit dari pembukaan pemesanan. Belum lagi persiapan deretan kebutuhan selama sekian hari di kampung halaman. Mana barang pribadi, mana milik pasangan, dan persiapan perang ananda tak ketinggalan. Jangan tanya rancangan budget lagi, saat pengeluaran mendominasi catatan keuangan. Membawa sepaket koper alat perang, melipat jarak agar semakin dekat. Perjalanan selalu menyisakan hikmah. Bukan perkara mudah mengelola sekian jam di atas kereta bersama balita. Alhamdulillah, beberapa kali mele

Jurnal Belajar Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Usia 0-6 tahun : selesai dengan diri sendiri. Salah satu tantangan yang paling identik dengan tema level 7 ini, adalah saat orangtua mulai galau dan membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Atau yang paling dekat dengan saudara kandungnya sendiri. Seolah-olah anak harus mengikuti sebuah pertandingan yang belum tentu setara dengan dirinya. " Coba lihat, mas itu sudah bisa jalan. Kamu kok belum?" "Berani nggak maju ke depan seperti mbak ini? " Setiap anak memiliki sisi unik yang menjadikannya bintang. Allah tak pernah salah dalam membuat makhluk, maka melihat sisi cahaya dari setiap anak adalah keniscayaan bagi setiap orangtua. Berusaha dalam meninggikan gunung, bukan meninggikan lembah. Mengasah sisi yang memang tajam pada diri anak butuh kepekaan bagi orangtua. Dalam buku CPWU, dapat diambil teknik E-O-WL-W untuk menemukan kelebihan setiap anak. 1. Engage Atau membersamai anak dalam proses pengasuhan dan pendidikan dengan sepenuh hati (yang