Makanan memiliki masa tertentu untuk layak dikonsumsi. Untuk makanan kemasan, cukup cek tanggal kedaluarsa yang tertera di kemasan. Sementara makanan tanpa pengawet yang basi bisa dikenali dari rasa, bau, atau warna yang mulai berubah. Misalnya muncul jamur, bau menyengat, berubahnya warna serta tekstur, dsb.
Tetapi tak semua yang berjamur tak layak konsumsi. Justru ada sederet daftar menu makanan "berjamur" yang lezat dan bergizi. Sebut saja tempe, oncom, dan makanan hasil fermentasi lainnya. Justru tempe akan tetap berwujud kedelai saat tak ada jamur yang menyelimuti.
Indikator bau menyengat justru muncul dari si lezat durian, nangka, dan sejenisnya. Jangan ditanya, para penggemar durian tak akan meragukan kelezatan rasanya. Tetapi wangi aroma durian matang tentu berbeda dengan durian busuk.
Bicara soal tekstur, makanan basi biasanya lebih lembek daripada makanan yang bisa dikonsumsi. Tapi jangan lupakan menu bubur (bubur nasi atau bubur kacang hijau misalnya) memiliki tekstur yang memang berair.
Tapi yang layak konsumsi saja belum tentu "lolos" uji halal lagi baik. Sebut saja tuak, wine, dan banyak lagi nama lain yang lebih mudah disebut khamr. Untuk proses pembuatan serta penyebab haram-nya tentu masih banyak yang lebih berkompeten menjelaskan. Tugas kita saat sudah tahu, bukankah tinggal menjauhi segala yang membawa mudharat?
Seperti menilai makanan, kadang memang kita perlu mengenal lebih jauh segala sesuatu. Bukan hanya sekilas melihat warna, membaui dari jauh, atau menerka rasa hanya dari secuil bagian saja.
#30HariMemetikHikmah #TantanganMenulisIPMalang #RumbelMenulisIPMalang
#IbuProfesionalMalang
#HariKe6
#IbuProfesionalMalang
#HariKe6
Komentar
Posting Komentar