Langsung ke konten utama

Rencana


Setiap orang berhak untuk membuat rencana terbaik menurut versinya. Namun hasil akhirnya tetaplah hak Allah sebagai penentu.

Tahun ini rencananya kami menunda rencana mudik ke ibukota. Dengan alasan tahun ajaran baru ini kakak akan mulai sekolah. Sudah menjadi rahasia umum tentang kebutuhan menjelang daftar sekolah. Mungkin bisa diganti akhir tahun atau hari lain, tak harus saat libur lebaran. Kesepakatan pun disetujui bersama.

Kemudian kabar baik tentang rencana pernikahan membuat kami mengubah rencana. Siapa yang mau melewatkan momen bahagia sekali seumur hidup. Akhirnya rencana pun diubah. Alhamdulillah, perburuan tiket tengah malam membuahkan hasil. Tiket mudik pulang pergi berhasil didapatkan untuk satu keluarga.


Kami pikir, perubahan rencana cukup sekali, dari rencana A ke rencana B. Tetapi ada kabar darurat yang kembali membuat kami merombaknya. Salah satu alasan kami mudik adalah birrul walidaini. Ketika salah satu dari orangtua berpulang ke rahmatullah, kami tak mau melewatkan kesempatan terakhir kami berbakti. Dan mudik pun akhirnya terealisasikan di luar segala rencana yang kami buat.

Ada rindu yang mungkin bisa terbayar dengan mudik ke kampung halaman. Namun kali ini kami mulai belajar membayar rindu lewat doa-doa yang tak pernah putus untuk yang tercinta, kakek duo Wistara. Semoga Allah masih memberi kesempatan untuk berbakti kepada beliau yang berpulang pun juga ketiga orangtua kami yang masih bisa kami temui.

#30HariMemetikHikmah #TantanganMenulisIPMalang #RumbelMenulisIPMalang
#IbuProfesionalMalang
#HariKe12

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapata...

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...