Langsung ke konten utama

ALIRAN RASA MATERI #3

Aliran Rasa #3 Kelas Bunda Sayang

Selalu ada ilmu baru di Kelas Bunda Sayang,  kali ini kami belajar tentang pentingnya kecerdasan untuk mencapai hidup sukses dan bahagia.

Kecerdasan memang identik dengan IQ tinggi bagi orang awam. Pinter itu ya pasti yang juara satu. Beragam tes IQ pun laris manis, sebut saja Binet, WISC, WAIS, SPM, CPM, APM, IST, dan tes IQ lainnya. Tapi kemudian kami refresh kembali tentang EQ, SQ, dan yang tak kalah penting AQ atau Adversity Quotient.  Yang poin terakhir pernah saya pelajari saat di tugas akhir saya, tapi terparkir rapi di rak lama tak tersentuh. Jadilah ingat lagi tentang climber, camper,  dan quitter; tentu ada ARP yang siap memetakan kita di level mana.

Tapi segala macam alat ukur itu hanya sebagai bahasa universal, yang penting adalah praktek nyata memanfaatkan segala macam kecerdasan itu untuk mencapai sukses dan bahagia kita, anak-anak, dan keluarga kita.

Nah, begitu beruntung kami yang belajar di kelas BunSay bisa melakukan "Family Projek". Meskipun dengan segala keterbatasan, akhirnya terwujud projek "Hometown Silaturahim" dan yang saat ini kami jalani "Get Ready for Ramadhan". Bukan seauatu yang "WAH" memang, projek kami adalah apa yang kami lakukan sehari-hari hanya saja dibuat lebih terencana sambil memasukkan indikator materi bunsay di dalamnya. 

Segala sesuatu yang sering dijalani, menjadi lebih bermakna ketika dilakukan bersama tiap anggota keluarga, dengan peran sesuai kemampuannya.

Karen setiap kita "very special limited edition" , maka makna sukses & bahagia akan sangat UNIK bagi tiap keluarga.

Malang,  11 April 2017
Diawinasis M. S

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Pulang ke Udik: Menggelar Kenangan, Membayar Hutang Kerinduan

Sebagai warga perantau, bagi Griya Wistara acara mudik bukan lagi hal baru. Entah pulang ke rumah orangtua di luar kota dalam propinsi maupun mertua yang lebih jauh, antar kota antar propinsi. Bukan hal mudah dalam mempersiapkan mudik, sebutlah H-3 bulan kami harus berburu tiket kereta agar tak kehabisan sesuai tanggal yang direncanakan. Pernah suatu waktu kami harus pasang alarm tengah malam, karena hari sebelumnya sudah kehabisan tiket kereta yang diharapkan. Padahal baru jam 00.15 WIB, artinya 15 menit dari pembukaan pemesanan. Belum lagi persiapan deretan kebutuhan selama sekian hari di kampung halaman. Mana barang pribadi, mana milik pasangan, dan persiapan perang ananda tak ketinggalan. Jangan tanya rancangan budget lagi, saat pengeluaran mendominasi catatan keuangan. Membawa sepaket koper alat perang, melipat jarak agar semakin dekat. Perjalanan selalu menyisakan hikmah. Bukan perkara mudah mengelola sekian jam di atas kereta bersama balita. Alhamdulillah, beberapa kali mele

Jurnal Belajar Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Usia 0-6 tahun : selesai dengan diri sendiri. Salah satu tantangan yang paling identik dengan tema level 7 ini, adalah saat orangtua mulai galau dan membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Atau yang paling dekat dengan saudara kandungnya sendiri. Seolah-olah anak harus mengikuti sebuah pertandingan yang belum tentu setara dengan dirinya. " Coba lihat, mas itu sudah bisa jalan. Kamu kok belum?" "Berani nggak maju ke depan seperti mbak ini? " Setiap anak memiliki sisi unik yang menjadikannya bintang. Allah tak pernah salah dalam membuat makhluk, maka melihat sisi cahaya dari setiap anak adalah keniscayaan bagi setiap orangtua. Berusaha dalam meninggikan gunung, bukan meninggikan lembah. Mengasah sisi yang memang tajam pada diri anak butuh kepekaan bagi orangtua. Dalam buku CPWU, dapat diambil teknik E-O-WL-W untuk menemukan kelebihan setiap anak. 1. Engage Atau membersamai anak dalam proses pengasuhan dan pendidikan dengan sepenuh hati (yang