Langsung ke konten utama

CAMILAN RABU 4.2

🥝🥑 Cemilan Rabu 🥑🥝
Materi #4 Memahami Gaya Belajar Anak

📑Fitrah Belajar📜
-------------------------------

"Anakku malas belajar"
Pernah dapat keluhan ini dari teman-teman sejawat?, atau dari tetangga?Saudara? atau kita sendirilah yang mengeluhkan hal ini.

Benarkah anak-anak kita malas belajar?. Atau jangan-jangan kitalah yang terlalu mengkotak-kotakkan pengertian belajar, sehingga menjadi "duduk diam di meja belajar sambil baca buku atau menulis/menyalin".

Fitrahnya setiap anak adalah pembelajar sejati, bagaimana tidak?.
Setiap bayi yang lahir adalah pembelajar tangguh, bayi tidak memutuskan merangkak seumur hidupnya, namun ia menuntaskan belajar berjalan dengan gigih, sampai bisa berlari dan melompat. Setiap bayi yang dilahirkan adalah penjelajah yang penuh rasa ingin tahu (discoverer, curiousity)setiap sudut rumah jadi targetnya. Setiap bayi yang lahir juga penuh dengan daya imajinasi kreatif. Lihat saja, di tangan kanak-kanak kita, sangkutan baju jadi pesawat, kursi jadi kuda pacu, awan dicat berwarna ungu, matahari berubah pink (merah muda) dan lain sebagainya. Tugas kita hanya memberi kesempatan, ruang yang aman dan semangat.

Lalu mengapa bisa berubah menjadi enggan atau malas belajar?. Jangan-jangan kitalah yang telah mengubur dan menyimpangkan fitrah belajarnya.

Apa saja yang bisa mencerabut fitrah belajar anak-anak kita?

1. pendidik (orangtua/guru) yang terlalu menyetir proses belajar anak, sehingga daya kreatif anak lumpuh.

2. pendidik yang terlalu banyak menyarikan materi, anak-anak tidak berkesempatan memaknai dan menemukan asosiasi antara ide-ide, sehingga daya pikirnya tidak terlatih

3. Buku teks yang digunakan tak mengandung ide-ide menggugah

4. Dipakainya kompetisi dan rasa takut sebagai pelecut belajar, sehingga anak-anak bukan belajar karena "rasa ingin tahunya".

*Kita tidak bisa memastikan buku mana yang akan menggetarkan jiwa seorang anak; lukisan atau komposisi mana yang akan memantik apresiasi seninya; kunjungan ke tempat historis mana yang akan membangkitkan kesadaran sejarahnya. Setiap anak akan memberi respon secara berbeda-beda sesuai keunikan minat dan kepribadian mereka. Yang bisa kita lakukan adalah membuka akses selebar-lebarnya untuk mereka pada seberagam mungkin ide yang berharga (Charlotte Mason)*

Banyak orang mengira, kemampuan manusia yang utama dalam belajar adalah adaptasi, padahal semua binatang dan tumbuhanpun, Allah ciptakan mampu beradaptasi. Demikian juga, jika kita menganggap kemampuan utama manusia itu adalah kompetisi, karena sesungguhnya hewan dan jin pun berkompetisi.

*Ketahuilah bahwa kemampuan manusia yang utama adalah mengelola, mengklasifikasi, menginovasi dan mewariskan pengetahuan sebagai produk dari potensi fitrah belajarnya.* Seribu kera bisa dilatih memancing ikan, namun tidak satupun dari mereka mampu menciptakan kail dan mewariskan pada anak-anaknya.

Sesungguhnya setiap anak yang lahir telah memiliki potensi fitrah belajar. Para orang tua/pendidik tidak perlu panik menggegas kemampuan belajar anak-anaknya. Anak-anak hanya memerlukan sebuah ruang terbuka di alam dan hati orangtuanya yang terbuka bagi imajinasi kreatifnya, bagi curiousity-nya, bagi ketuntasan eksplorasi belajarnya, bagi penjelajahan dan petualangan belajarnya, bagi kesempatan untuk semakin menjadi dirinya.

sumber bacaan:
Fitrah based Education, 2016, Harry Santosa, Yayasan Cahaya Mutiara Timur.
💾💾💾💾💾💾💾💾💾💾

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapata...

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...