Langsung ke konten utama

TANTANGAN 4.11

TANTANGAN 4.11

Diawinasis M. S. 
Malang, 01 Mei 2017

Kemarin kami belajar banyak saat hadir ke acara kopdar IIP Malang Raya. Bunda ikut bantu-bantu dan ananda sibuk sendiri saat sudah berkumpul bareng teman-temannya.

Jadi acara keluar rumah menjadi "uji coba" apakah hasil belajar di rumah dibawa keluar? Dan serunya, nemu banyak kebiasaan baik yang ternyata tetap dilakukan saat di luar.

Ada yang asyik lari-larian bareng, makan kue bareng, ngobrol entah apa yang mereka bahas. Tiba-tiba ananda minta diambilkan buku. Lalu dibawanya ke "genk" mainnya tadi. "Mau baca buku ga?", katanya menawarkan ke teman-temannya. Bunda mendengarnya jadi "melted.." sambil kena tabok.. Bun, udah baca buku beloomm? Cara bacanya masih sama, "read aloud" karena memang ananda belum bisa membaca alfabet.

Anak lari-larian adalah hal biasa, mereka bukan tipe yang bisa duduk diam di waktu yang lama. Jadi sebelum acara kami buat kesepakatan kalau larinya di bagian belakang acara. Meskipun masih sesekali lewat depan sih, tapi alhamdulillah bisa dikondisikan.

Saat ingin BAK, ananda bilang ke bunda "bun, kebelet". Yeayy.. Toilet training di luar rumah pun berhasil, padahal lokasi kamar mandi lumayan jauh tapi masih bisa ditahan dan berhasil. Plus bonus main air di tempat wudhu, "airnya dingin" katanya.

Kebiasaan lain yang dibawa keluar rumah: minta ngaji, dan bahagia banget masuk masjid (sholatnya satu rakaat, habis itu lari-lari).

Yang seru lagi hari ini, kami naik angkot berdua.. #yeeaay. "Naik angkot.. Warna biru.." sambil ngobrol sepanjang jalan membicarakan apa yang dilihatnya. Finally ga mau pulang dan malah ngajak main di alun-alun 😂. Baiklah, jadi seharian kami piknik. Ditambah mampir ke kantor ayah, sambil nunggu ayah pulang kami gambar-gambar di papan sambil bercerita.

Jadi seharian kemarin banyak melakukan  aktivitas yang biasa kami lakukan di rumah. Hanya saja kali ini dilakukan di tempat yang berbeda.

Kalau dari gambar di atas, Farza: ungu 2, biru 3, merah 1. Dominan auditory sepertinya, tapi sekali lagi.. Ketiganya tetap ada dan perlu dikembangkan sebagai modalitas belajar di mana pun dan kapanpun.

#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Pulang ke Udik: Menggelar Kenangan, Membayar Hutang Kerinduan

Sebagai warga perantau, bagi Griya Wistara acara mudik bukan lagi hal baru. Entah pulang ke rumah orangtua di luar kota dalam propinsi maupun mertua yang lebih jauh, antar kota antar propinsi. Bukan hal mudah dalam mempersiapkan mudik, sebutlah H-3 bulan kami harus berburu tiket kereta agar tak kehabisan sesuai tanggal yang direncanakan. Pernah suatu waktu kami harus pasang alarm tengah malam, karena hari sebelumnya sudah kehabisan tiket kereta yang diharapkan. Padahal baru jam 00.15 WIB, artinya 15 menit dari pembukaan pemesanan. Belum lagi persiapan deretan kebutuhan selama sekian hari di kampung halaman. Mana barang pribadi, mana milik pasangan, dan persiapan perang ananda tak ketinggalan. Jangan tanya rancangan budget lagi, saat pengeluaran mendominasi catatan keuangan. Membawa sepaket koper alat perang, melipat jarak agar semakin dekat. Perjalanan selalu menyisakan hikmah. Bukan perkara mudah mengelola sekian jam di atas kereta bersama balita. Alhamdulillah, beberapa kali mele

Jurnal Belajar Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Usia 0-6 tahun : selesai dengan diri sendiri. Salah satu tantangan yang paling identik dengan tema level 7 ini, adalah saat orangtua mulai galau dan membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Atau yang paling dekat dengan saudara kandungnya sendiri. Seolah-olah anak harus mengikuti sebuah pertandingan yang belum tentu setara dengan dirinya. " Coba lihat, mas itu sudah bisa jalan. Kamu kok belum?" "Berani nggak maju ke depan seperti mbak ini? " Setiap anak memiliki sisi unik yang menjadikannya bintang. Allah tak pernah salah dalam membuat makhluk, maka melihat sisi cahaya dari setiap anak adalah keniscayaan bagi setiap orangtua. Berusaha dalam meninggikan gunung, bukan meninggikan lembah. Mengasah sisi yang memang tajam pada diri anak butuh kepekaan bagi orangtua. Dalam buku CPWU, dapat diambil teknik E-O-WL-W untuk menemukan kelebihan setiap anak. 1. Engage Atau membersamai anak dalam proses pengasuhan dan pendidikan dengan sepenuh hati (yang