Langsung ke konten utama

TANTANGAN 4.3: GAYA KOMBINASI

TANTANGAN 4.3

Diawinasis M. S.
Malang, 22 April 2017

Hari ini Farza meminta dibacakan buku. Kami punya buku "Kompilasi Muslim Cilik", ebook gratis yang bisa dicetak sendiri. Sambil dibacakan buku- ananda melihat gambar ilustrasi di buku lalu menjadi bahan obrolan kami.

"Ini ada rumput-rumput.. Ada lompat-lompatnya", katanya. Lompat-lompat maksudnya batu pijakan di taman, biasa dipakai farza untuk track melompat.

Lalu ada gambar padang pasir, "Yang coklat ini apa bun?"
"Padang pasir"
"Mana sekopnya? "
Sambil menahan tertawa, bunda pun menjelaskan kalau di padang pasir itu panas, main pasirnya di pantai atau taman aja. Rupanya kata "pasir" menurut ananda pasti bisa buat main seperti di pantai. Kami pun melanjutkan membaca beberapa cerita lain sambil berdiskusi.

Tampaknya di sini gaya visual-auditori dominan saat ananda dibacakan buku. Ananda bisa mengamati hal detail di gambar ilustrasi, sambil bertanya jika ada gambar yang tidak diketahuinya. Mengobrol juga menjadi favoritnya, membahas hal yang di buku atau yang pernah dialami.

Misalnya tadi pagi saat pergi ke tukang kue di dekat jalan raya bersama ayah. Ananda melihat suatu objek dan langsung bertanya ke ayah, "apa itu yah?". Saat mobil sudah jauh, baru ayah perhatikan ada mobil yang mengangkut sapi. Jadilah bahan obrolan, "ada  sapi naik mobil".

Dari aktivitas di atas, dominan visual-auditori memang. Tapi di malam hari saat ayah baru pulang, kebetulan ananda belum tidur dan mengajak ayah main lempar tangkap bola. Koordinasi mata-tangan-kaki untuk bisa menangkap bola yang ayah lempar ternyata begitu menantang. Saat gagal menangkap pun ananda tetap tidak mau berhenti dan mengulang lagi aktivitas ini.

Ternyata gaya belajar ananda mengikuti kebutuhannya untuk memproses informasi. Bisa satu gaya, kombinasi dua bahkan 3 sekaligus.

Tanggal:
Jum’at, 21-04-17
Aktivitas:
-Dibacakan buku
-Ikut ayah membeli kue
-Bermain lempar tangkap bola
Visual
Ananda pengamat yang jeli, memperhatikanhal yang menarik/baru ilustrasi gambar, mobil lewat berisi sapi, dsb.
Auditori
Meminta dibacakan buku, banyak bertanya dan membicarakan topik tertentu.
Kinestetik
Main lempar tangkap bola, menggunakan tangan-kaki dan aktivitas fisik.

#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Pulang ke Udik: Menggelar Kenangan, Membayar Hutang Kerinduan

Sebagai warga perantau, bagi Griya Wistara acara mudik bukan lagi hal baru. Entah pulang ke rumah orangtua di luar kota dalam propinsi maupun mertua yang lebih jauh, antar kota antar propinsi. Bukan hal mudah dalam mempersiapkan mudik, sebutlah H-3 bulan kami harus berburu tiket kereta agar tak kehabisan sesuai tanggal yang direncanakan. Pernah suatu waktu kami harus pasang alarm tengah malam, karena hari sebelumnya sudah kehabisan tiket kereta yang diharapkan. Padahal baru jam 00.15 WIB, artinya 15 menit dari pembukaan pemesanan. Belum lagi persiapan deretan kebutuhan selama sekian hari di kampung halaman. Mana barang pribadi, mana milik pasangan, dan persiapan perang ananda tak ketinggalan. Jangan tanya rancangan budget lagi, saat pengeluaran mendominasi catatan keuangan. Membawa sepaket koper alat perang, melipat jarak agar semakin dekat. Perjalanan selalu menyisakan hikmah. Bukan perkara mudah mengelola sekian jam di atas kereta bersama balita. Alhamdulillah, beberapa kali mele

Jurnal Belajar Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Usia 0-6 tahun : selesai dengan diri sendiri. Salah satu tantangan yang paling identik dengan tema level 7 ini, adalah saat orangtua mulai galau dan membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Atau yang paling dekat dengan saudara kandungnya sendiri. Seolah-olah anak harus mengikuti sebuah pertandingan yang belum tentu setara dengan dirinya. " Coba lihat, mas itu sudah bisa jalan. Kamu kok belum?" "Berani nggak maju ke depan seperti mbak ini? " Setiap anak memiliki sisi unik yang menjadikannya bintang. Allah tak pernah salah dalam membuat makhluk, maka melihat sisi cahaya dari setiap anak adalah keniscayaan bagi setiap orangtua. Berusaha dalam meninggikan gunung, bukan meninggikan lembah. Mengasah sisi yang memang tajam pada diri anak butuh kepekaan bagi orangtua. Dalam buku CPWU, dapat diambil teknik E-O-WL-W untuk menemukan kelebihan setiap anak. 1. Engage Atau membersamai anak dalam proses pengasuhan dan pendidikan dengan sepenuh hati (yang