Langsung ke konten utama

ENGAGE #RBI4

ENGAGE

Malang, 05 Juni 2017
D. M. Sesanti &  Farzana (2y10m)

Setelah kulwap kemarin, rasa-rasanya kok saya semakin jauuhh dari sempurna saat membersamai ananda. Perlu perbaikan sama sini agar tak hanya hadir secara kuantitas, tapi juga memperbaiki kualitas.

Ngomong-ngomong "engage" yang melibatkan anak di kegiatan bunda, kemarin kami melakukannya saat acara buka bersama IIP di panti asuhan. Bunda ikut jadi panitia, seperti biasa tukang foto (kayae tugas ayah dan bunda mirip-mirip kalau di kepanitiaan). Awalnya ananda mengekor kemana bunda pergi, sambil malu-malu kalau disapa orang dewasa. Tapi setelah ayah datang (baru sholat ashar di masjid) dan mbak Sabrina bangun tidur, Farza langsung ikut berbaur dengan anak-anak lain. Sabrina ini anak panitia yang lain, sudah sering bertemu saat IIP Malang punya acara sehingga sudah akrab. Mulai terbaca, sifat ini mirip dengan orangtuanya: bukan tipe woo yang ramah pada semua orang, kami lebih terbuka dengan orang yang sudah dikenal. #sifatkhas

Sebelum berbuka, ada acara Playdate membuat kartu lebaran. Ananda memilih gambar kupu-kupu untuk ditempel. Sambil dibantu ayah tentunya, ananda mewarnai kupu-kupunya dengan kapas dan pewarna makanan. Setelah itu bunda bantu mengelem sisi luar kupu-kupu, Farza lalu menaburkan beras warna hijau di atasnya. Wah, family team bikin kartu lebaran nih. ♥ #myfamilymyteam

Selesai acara, panitia masih membersihkan ruangan. Farza ikut memungut kacang-kacangan yang ada di ruangan, sambil menyebut namanya dan diberikan pada bunda: kacang merah, kacang hijau, kedelai, dan beras. Setelah ruangan bersih, giliran Farza&Sabrina bebas lari-larian (sudah tidak ada orang, jadi lega). Hingga endingnya, "Nggak mau pulang, Bun.. Di sini aja". Jawaban khas anak-anak saat sudah asyik bermain. #fitrahkesucian #fitrahsosial

Sepulang dari acara, sudah gelap di luar sehingga terlihat bulan bintang di langit. Ananda langsung menunjuk ke atas, "Bun, ada bintang.. Itu tu.. Ada bulan.. Bentuknya setengah lingkaran..". Lupa lah akhirnya dengan rengekan "nggak mau pulang" tadi. Sepanjang jalan pun kami mengamati bulan bintang yang katanya "bulannya ikut.. ngejar Farza". Ananda memang terlihat cukup peka dengan hal detail yang kadang tidak terpikirkan orangtuanya. Misal ada serangga (semut, laba-laba, dsb), ada kotoran di karpet, dst biasanya mata Farza lebih awas daripada Bunda. #fitrahbelajar #fitrahkeimanan #fitrahbakat.

Sampai rumah, kami kira ananda lelah dan langsung istirahat tetapi ternyata malah asyik main bubble wrap kemarin (ditempel di lantai, ananda berjalan/berlari/melompat di atasnya sambil membuat bubblenya meletus dengan menggunakan kakinya). #fitrahfisikdanindera

Saking senangnya, giveaway dari acara bukber tadi langsung dicoba: menggambar di buku gambar. Apa yang digambar? Kelinci & wortel, lalu ananda meminta bunda menggambar anak kecil "Ini Farza.. Mana gambarnya mbak Sabrina?" lalu bunda gambar 2 anak kecil dan diwarnai menggunakan krayon olehnya. #fitrahbelajar

Satu lagi aktivitas yang seru dan membuat ananda berbinar, membaca jurnal hariannya. Bunda memulai lagi menulis tangan di buku jurnal Farza dan biasanya ananda ikut menemani. Ananda akan membuka lembaran jurnal bulan sebelumnya, menunjukkan foto lama atau ilustrasi yang bunda buat. Sambil tertawa, sesekali langsung membongkar mainan ya saat menemukan gambar "DIY playing" di buku jurnalnya. Di usianya sekarang, anak sekecil ini sudah senang.. Apalagi nanti saat mereka dewasa. Menjadi satu semangat tersendiri saat membayangkannya, saat anak-anak sudah dewasa dan menemukan perannya. #SEMANGATMENGIKATMAKNA

Masih belajar lagi membersamai ananda, ternyata mereka bertumbuh dengan cepat sementara waktu kita engage sebagai orangtua hanya sampai mereka akil baligh. Semoga Allah senantiasa menjaga kami dan keluarga kami dalam lindunganNya sehingga kami dapat berkumpul di jannahNya. AAMIIN..

#DiawinasisMawiSesanti #Post4 #RuangBerkaryaIbu #IIPMALANGRAYAJATSELA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oncek Tela; Tradisi Mengupas Singkong Bersama

 Sekitar tahun 2000-an, ada kegiatan membuka lahan baru di bukit seberang. Deru mesin pemotong kayu bersahutan. Pohon-pohon besar dicabut hingga ke akarnya. Entah kemana perginya hewan-hewan penghuni hutan. Berpindah tempat tinggal atau justru tersaji ke meja makan.  Aroma dedaunan serta kayu basah menyebar. Tak hanya lewat buku pelajaran IPA, aku bisa melihat langsung lingkaran tahun belasan hingga puluhan lapis. Pohon-pohon itu akhirnya menyerah dengan tangan manusia. Tunggu dulu... Mengapa orang-orang justru bersuka cita? Bukankah menggunduli hutan bisa berisiko untuk tanah di perbukitan seperti ini? Waktu berselang, pertama kalinya aku menapak ke bukit seberang. Setelah menyeberang dua tiga sungai, dilanjutkan jalan menanjak hingga ke atas. Terhampar tanah cokelat yang siap menumbuhkan tanaman baru. Aku melihat terasering di bukit seberang, rumahku tersembunyi di balik rimbun pohon kelapa. Di kiri kanan terhimpun potongan pohon singkong yang siap ditancapkan. Jenis singkon...

Jejak Bahagia RD 2023

 Bismillahirrahmanirrahim...  Sepertinya sudah terlalu lama saya tidak menulis di blog ini. Tiba-tiba 2023 sudah sampai di penghujung Desember, jadi kita akan langsung membuat selebrasi atas perjalanan setahun ini bersama Rinjing Destock.  Video Pecha Kucha & Ebook Story Of Success RD 2023 Video Portofolio RD 2023 di YouTube Rinjing Destock Garis besarnya sudah saya rangkum di Video Pecha Kucha: Portofolio RD 2023 yang bisa kalian simak di sini .  Selain video, kami juga membuat rangkuman perjalanan dalam bentuk e-book. Dari susunan tata letak /layout ebook ini saya belajar banyak menerapkan prinsip-prinsip desain. Bagaimana agar warnanya kontras, bagaimana agar informasi penting dapat diberi penekanan, bagaimana menerapkan keseimbangan, dst. Belum sempurna memang, tetapi sedikit banyak saya merasa ada progress dibandingkan dengan ebook sebelumnya yang pernah saya susun.  Saat menyusun ini, rasanya campuran antara bahagia, lega, bangga, lelah, heran juga RD ...

Jejak Ki Hadjar Dewantara di Hardiknas 2024

 Siapa nama pahlawan nasional yang hari lahirnya dijadikan Hari Pendidikan Nasional? Pasti kalian sudah hafal di luar kepala. Beliau yang lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Suryaningrat hingga akhirnya berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara di usia 40 tahun. Anak ke-5 dari 9 bersaudara yang memiliki keteguhan dalam memperjuangkan idealisme sepanjang hidupnya.  Kisah beliau seolah tak asing, seperti menonton perjalanan seorang changemaker yang bermula dari tumbuh suburnya empati. Meskipun lahir dari keluarga ningrat, Soewardi menangkap diskriminasi tentang hak pendidikan yang hanya dinikmati oleh keluarga priyayi dan Belanda. Sementara rakyat pribumi yang merupakan teman-teman bermainnya di masa kecil tak bisa mengakses fasilitas sekolah yang dibuat Belanda di zaman itu. Soewardi muda belajar di Yogyakarta, hingga berlanjut di STOVIA meskipun tidak sampai lulus. Tentu saja ini berkaitan dengan perjuangannya sebagai "seksi media" di Budi Utomo, menyebarkan tulisan yang ber...