Langsung ke konten utama

TANTANGAN 5.3

Tantangan 5.3
Diawinasis M. Sesanti
Trenggalek, 10 Juni 2017

Alhamdulillah, ananda sudah terlihat suka dengan buku meskipun belum bisa membaca alfabet. Jurus yang dipakainya: "Bun.. Bacain bun.."

Setelah sholat tarawih kami bisa bersama-sama membacakan buku di depan Farza. Masih dengan kisah-kisah yang tidak terlalu panjang, buku penuh ilustrasi dan menarik bagi ananda. Ada 2 buku hari ini, gantian ayah&bunda yang membacakan. Eh, kakak sepupu Farza ikut menyimak sambil malu-malu belum mau mendekat.

* Ular&Tongkat Nabi Musa a.s.: cerita singkat tentang mu'jizat Nabi Musa a.s. yang diberi Allah SWT berupa tongkat yang dapat berubah menjadi ular besar yang memakan ular-ular kecil milik penyihir anak buah Firaun. Para penyihir tersebut akhirnya beriman, namun Firaun tidak terima dan menghukum para penyihir dengan menyalib mereka. Hidayah itu datangnya dari Allah, penyihir yang pagi hari masih kafir menjadi beriman di sore harinya. Sedangkan Firaun yang sepanjang hidup berada di sisi seorang Nabi (Musa a.s.) tak juga beriman kecuali setelah ajal di depan mata dan artinya sudah tidak lagi berguna kesaksiannya.
* Kisah Nabi Isa a.s. : narasi singkat tentang nabi yang diangkat ke langit dan akan kembali turun ke bumi ketika kiamat tiba.

Sementara daun di pohon literasi bunda baru satu, itu pun belum khatam sempurna.. Ah, menikmati baca buku bagi ibu rumah tangga memang me-time yang sempurna. Tapi sadar diri, 24 jam perlu dibagi dengan hal lain yang juga butuh porsi waktu.
* HIAIP (hal 21-50): masih seru menikmati cerita-cerita para ibu menuju jalan suksesnya. Galaunya post power syndrom, dimana beliau sedang mencapai puncak karier kemudian harus realistis melepas semua itu untuk bisa menjaga amanah anak & keluarga.

Meskipun sedikit, mencerna hal yang dibaca dan mengikat maknanya lewat T10 ini begitu istimewa bagi saya. Ada hikmah yang diambil meskipun itu dari bacaan di buku anak-anak yang hanya berisi sekian lembar.

"Raise your child, Raise your self". Dengan membacakan mereka buku, secara tidak langsung kita pun ikut membaca. Kita pun ikut bertumbuh bersama mereka.
***
#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapata...

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...