Langsung ke konten utama

TANTANGAN 5.8

Tantangan 5.8
Diawinasis M. Sesanti
Trenggalek, 15 Juni 2017

Ada rasa haru, ketika ananda sendiri yang minta dibacakan buku. Tiba-tiba menghampiri sambil membawa buku yang telah dipilihnya. Bukan hanya yang belum dibaca, yang sudah dibaca pun minta diulangi lagi dan lagi. Salah satunya tentang "musim".

Saat jalan-jalan sore, tiba-tiba ananda memberitahu bunda:
F: Bun, ada musim semi di sana..
B: (bingung) Mana?
F: Itu tu di situ.. Ada kupu-kupu (sambil menunjuk semak yang dihinggapi kupu-kupu).
B: (nahan ketawa) Bukan kak, di sini nggak ada musim semi. Adanya musim hujan dan kemarau.. Bla bla bla..
Setidaknya pertanyaannya belum berlanjut, entah Farza paham atau belum penjelasan bunda. Mungkin karena melihat ilustrasi musim semi di 3 buku yang pernah dibacanya, konsep musim semi bagi Farza adalah yang banyak tanaman dan kupu-kupu. Sementara di Indonesia, tanaman tumbuh sepanjang tahun. Jadi (tanaman) +(kupu-kupu) = musim semi.

Yang lebih seru lagi, ananda seolah membaca buku sendiri sambil melihat ilustrasi gambar. Jadi jalan ceritanya kadang nyambung, kadang ngarang. Anak-anak memang peniru paling hebat, siap untuk DITIRU?

Hari ini menambah 2 daun baru di pohon Farza, yang sudah pernah dibaca lalu dibaca ulang tidak masuk hitungan:
- Yuk Tidur Siang: membahas tentang sunnah tidur siang mengikuti Rasulullah Saw. Ternyata setan tidak tidur siang, jadi qailullah menyelisihi kebiasaan musuh manusia ini.
- Nabi Ibrahim dan 4 Ekor burung yang dicincang: kisah ini menunjukkan betapa mudahnya Allah menghidupkan kembali makhluk yang sudah mati, yaitu burung yang dicincang oleh Nabi Ibrahim. Termasuk kita nanti, ketika masa "menunggu" di alam kubur sudah usai maka mudah bagi Allah membangkitkan seluruh makhlukNya.

Alhamdulillah, kebiasaan membacakan buku untuk ananda ini menjadi pengobatan rindu bagi diri sendiri yang tak lagi sering bergaul dengan buku. Mencoba merutinkan diri membaca tiap harinya, meskipun hanya beberapa lembar. Ternyata dari yang sedikit ini, selama sepekan terakhir sudah lebih dari 150 halaman terbaca. Masuk bahasan "Lensa" di HIAIP, tentang virus belajar bagi seorang ibu. #neverstoplearning di tengah mudahnya belajar bagi para ibu saat ini. Teknologi begitu bersahabat, sebut saja WA dan FB hampir semua punya. Tapi memanfaatkannya untuk belajar tentu menjadi pilihan istimewa. Pilihannya tinggal mau atau MAU???
***

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Pulang ke Udik: Menggelar Kenangan, Membayar Hutang Kerinduan

Sebagai warga perantau, bagi Griya Wistara acara mudik bukan lagi hal baru. Entah pulang ke rumah orangtua di luar kota dalam propinsi maupun mertua yang lebih jauh, antar kota antar propinsi. Bukan hal mudah dalam mempersiapkan mudik, sebutlah H-3 bulan kami harus berburu tiket kereta agar tak kehabisan sesuai tanggal yang direncanakan. Pernah suatu waktu kami harus pasang alarm tengah malam, karena hari sebelumnya sudah kehabisan tiket kereta yang diharapkan. Padahal baru jam 00.15 WIB, artinya 15 menit dari pembukaan pemesanan. Belum lagi persiapan deretan kebutuhan selama sekian hari di kampung halaman. Mana barang pribadi, mana milik pasangan, dan persiapan perang ananda tak ketinggalan. Jangan tanya rancangan budget lagi, saat pengeluaran mendominasi catatan keuangan. Membawa sepaket koper alat perang, melipat jarak agar semakin dekat. Perjalanan selalu menyisakan hikmah. Bukan perkara mudah mengelola sekian jam di atas kereta bersama balita. Alhamdulillah, beberapa kali mele

Jurnal Belajar Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Usia 0-6 tahun : selesai dengan diri sendiri. Salah satu tantangan yang paling identik dengan tema level 7 ini, adalah saat orangtua mulai galau dan membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Atau yang paling dekat dengan saudara kandungnya sendiri. Seolah-olah anak harus mengikuti sebuah pertandingan yang belum tentu setara dengan dirinya. " Coba lihat, mas itu sudah bisa jalan. Kamu kok belum?" "Berani nggak maju ke depan seperti mbak ini? " Setiap anak memiliki sisi unik yang menjadikannya bintang. Allah tak pernah salah dalam membuat makhluk, maka melihat sisi cahaya dari setiap anak adalah keniscayaan bagi setiap orangtua. Berusaha dalam meninggikan gunung, bukan meninggikan lembah. Mengasah sisi yang memang tajam pada diri anak butuh kepekaan bagi orangtua. Dalam buku CPWU, dapat diambil teknik E-O-WL-W untuk menemukan kelebihan setiap anak. 1. Engage Atau membersamai anak dalam proses pengasuhan dan pendidikan dengan sepenuh hati (yang