Langsung ke konten utama

TANTANGAN 5.1 : POHON "DOODLE" LITERASI

Tantangan 5.1
Diawinasis M. Sesanti
Trenggalek, 08 Juni 2017

Alhamdulillah kembali lagi ke kelas Bunsay setelah liburan cawu 1. Masuk kelas dengan semangat baru, Fasilitator baru, ditambah suasana Ramadhan yang begitu istimewa. Kali ini masuk materi 5: Menstimulasi Anak Suka Membaca. Wah.. Tamparan keras buat bunda yang lebih sering baca status daripada baca buku. Oke, waktunya untuk memperbaiki diri dulu, agar bisa menjadi teladan dalam hal "SUKA MEMBACA".

TANTANGAN 5 RILIS, hal pertama yang dilakukan mencerna beberapa kali T10 kali ini sebelum dibawa ke family forum. Sambil menyiapkan mudik, artinya challenge kali ini akan dilalui di luar Malang. Setumpuk buku bacaan Farza (2y10m) ikut diangkut. Buku-buku yang saat ini disukai Farza adalah buku yang banyak gambar ilustrasi dan sedikit teks.

Mudik part 1: Trenggalek
🍀(06 Juni 2017)
Family forum dengan ayah, menjabarkan tantangan di level ini. "Kalau satu bulan 1 buku belum khatam, kapan rimbun ya?", kata ayah. Dan kami pun tertawa, sepertinya ayah lebih sering baca komik nih.

🍀(07 Juni 2017)
Saatnya menyiapkan "POHON LITERASI". Bahan seadanya, bekas wall sticker+spidol warna hitam&hijau. Sengaja memakai kertas ini, karena rencana kami akan mudik Tgk-Jkt-Mlg mulai pekan ini.
It's doodling time!! Bunda buat sepenuh hati, semoga bisa jadi motivasi untuk merimbunkan dedaunan di pohon ini. Awalnya bunda mau memakai kertas krep, tapi rupanya kertas ini tidak cocok untuk menulis keterangan judul buku+pengarangnya. Jadilah dipakai kertas HVS biasa, dipotong membentuk daun lalu siap digunakan. Tak usah buru-buru, sepertinya bisa dimulai dengan buku Farza yang sederhana.

Challenge kali ini, kami pun perlu berpacu dengan sinyal. Aduhai, tempat mudik kami ini ideal sekali untuk menikmati Ramadhan tanpa gangguan gadget. Eh tapi.. Ada tanggung jawab yang membutuhkan peran sinyal di dalamnya.

Daun pertama, buku yang hanya beberapa halaman "Yuk Mengenal Ka'bah". Buku ini sebenarnya ebook dari www.muslimkecil.com yang kami cetak untuk referensi bacaan. "Family reading time" satu jam sebelum buka puasa, sambil ngabuburit, sambil berdiskusi tentang Ka'bah. Ayah yang bacakan buku dengan suara lantang, Farza terlihat menyimak sambil sesekali menyahut bacaan ayah. Ini memang bukan buku baru baginya, tapi ananda belum hafal semua isinya. #stimulasiKemampuanMendengar

Setelah ayah selesai membaca, ananda menyanyi "Saya mau ke Makkah berkeliling keliling Ka'bah sambil baca talbiyah dan wujud di Arofah lalu melempar jumroh ula wustho Arofah si si dari Shafa ke Marwah.." Bonus mendengarkan ananda menyanyi. #StimulasiKemampuanBicara.

Get ready for Next Challenge.

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapata...

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...