Langsung ke konten utama

TANTANGAN 5.7

Tantangan 5.7
Diawinasis M. Sesanti
Trenggalek, 14 Juni 2017

"Bun mau tempel daun.", kata Farza pagi-pagi bahkan mandi pun belum. Kali ini buku yang dipilih:
*Little Baby-Ayo Bilang Tolong: saat meminta bantuan, kata ajaib "Tolong" biasanya manjur sekali. Rasanya bukan seperti "disuruh-suruh", tapi seperti diminta dengan tulus untuk melakukan sesuatu. Saya sebagai orang dewasa saja "males" saat ada orang yang suka memerintah, apalagi anak-anak. Ananda tentu saja sangat tertarik dengan ilustrasi bukunya. Disebutkan beragam mainan yang ada di gambar, pesawat mainan, kereta mainan, mobil-mobilan, bola, dst. Alhamdulilah ananda sudah mulai bilang "tolong" saat dirasa butuh bantuan. Meskipun sesekali masih butuh diingatkan.
*Adab Bersin: Narasi singkat saat kita bersin, doa saat bersin-orang di sebelah-menjawab doa.
*Musim: Mengajarkan jenis-jenis musim, dan tentu saja Yang Maha Mengatur Musim di Bumi. Ini juga ada di buku "Mengenal Kebesaran Allah"-Pida Siswanti yang sampulnya sudah hilang. Oleh karena itu ananda bisa membandingkan dan menyamakan tentang musim di kedua buku tersebut.

Sementara bunda masih asyik dg *HIAIP sampai sub LENSA. Para senior di IIP yang sudah profesional di awal, semakin cemerlang saat bergabung dengan IIP. Tak hanya yang di Indonesia, bahkan yang di luar negeri pun demikian. Ditambah dengan apresiasi positif dari pihak "ayah/suami" terhadap sisi positif yang muncul saat ibu mengupgrade diri menjadi profesional.

Yang tak kalah seru, saat kami membaca surat-surat pendek bersama setelah tarawih. Aduhai cepat sekali Ramadhan berlalu, semoga masih diberikan kesempatan untuk memaksimalkan hari-hari akhir di Ramadhan tahun ini.

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapata...

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...