Langsung ke konten utama

TANTANGAN 5.4

Tantangan 5.4
Diawinasis M. Sesanti
Trenggalek, 11 Juni 2017

Kali ini Ananda memilih satu buku yang sudah sering didengarnya, kisah Umum Mahjan r.a. yang memang salah satu favoritnya. Jujur saja, referensi saya tentang kisah shahabiyah ini sangat terbatas. Jadi membaca narasi singkat untuk Farza ini sebenarnya saya sendiri juga belajar.

* Umum Mahjan r.a. Wanita yang Merawat Masjid : tentang seorang wanita yang beramal sesuai kesanggupannya, meskipun kecil namun membawa manfaat bagi umat.

* Doa Ibunda Syaikh Sudais : pesan yang begitu menancap sempurna untuk saya, apapun keadaannya senantiasa berpikir positif, berdoa yang terbaik untuk anak-anak.

Terbayang di kepala saya, betapa ibunda Syaikh Sudais ini tentu sudah mempraktekkan komunikasi produktif tingkat tinggi hingga dapat mengendalikan pilihan diksi hingga sedemikian rupa. Betapa tadzkiyatun nafs begitu penting dalam mendidik ananda.

* Hei Ini Aku: Ibu Profesional! (hal 50-70)
Ini judul buku yang legend di IIP, dan kisah di dalamnya pun memang begitu menginspirasi. Proses seorang ibu yang menganggap sebagai ibu itu hal yang mudah, semua wanita otomatis bisa. Lalu ketika langsung menjalani peran sebagai ibu, baru tersadar ada beragam tantangan yang tidak pernah diajarkan solusinya di bangku sekolah.

Pohon itu tumbuh dari satu tunas, bertambah lembaran daunnya satu per satu. Tak ada yang yang blm salabim, ada proses yang harus dilalui. Memilih pohon organik, bisa jadi butuh waktu lama untuk tumbuh besar, namun biasanya harapan hidupnya lebih lama.

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapata...

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...