Langsung ke konten utama

HE Griya Wistara: DIY Parasut dan Satesuper

Bismillahirrahmanirrahiim,

Alhamdulillah hari ini masih diberi kesempatan untuk belajar di rumah. Kakak belajar bareng ayah saat adik minta ditemani bunda (masih sakit cacar air), misalnya saat sholat Dhuha & mengaji Ummi jilid 4 hal 15.


Sedangkan asik-asik bisa bareng bunda karena adik sedang istirahat.
 Kakak sudah semakin hafal gerakan senam sehat gembira, giliran bunda yang diajari ini.
 Nah kali ini belajar tentang benda gas. Kita nonton video di youtube tentang benda gas, terus kita lihat apa saja benda gas di sekitar kita. "Itu di belakang, buat masak!" kata kakak. Nah, selain itu ada udara, uap, asap, oksigen, dll. Hmmm.. Kentut juga udara sih, tapi ga usah ditulis deh. Cukup latihan menulis 4 aja. "Nanti kalau banyak-banyak, kakak capek," kata kakak.
DIY Parasut

Alat & Bahan:
Kantong kresek
Cetakan membuat lingkaran (piring)
Spidol
Gunting
Benang
Kertas kardus (untuk membuat orang)

Cara membuat:
∆ Ambil kantong kresek, cetak lingkaran memakai piring dan spidol kemudian gunting (jadi 2 lapis kresek).
∆ Lipat kresek menjadi 8 bagian (3x lipat), lubangi lalu pasang benang sama panjang.
∆ Buat pola orang di kardus, gunting, lalu lubangi bagian atasnya untuk diikat dengan tali.
∆ Ikat tali parasut ke orang-orangan dari kardus, siap digunakan untuk main!

Selanjutnya kita coba tutorial dari Kak Novi buat bikin parasut mainan dari kantong kresek. Wah, ini sih bunda yang lebih banyak ambil bagian terutama soal tali temali. Nah, kakak bagian yang mewarnai&menggunting orang-orangannya. Taraa... Jadi deh!

Wah, ini kaya tentara yang dulu dilihat kakak di Lanud, di rampal juga. Ada yang terjun payung kaya gini. "Tapi kalau itu kan dari pesawat," kata kakak. Lalu kita nonton deh video waktu kita dulu main ke acara HUT TNI di rampal. Ada penerjun yang membawa bendera TNI AD, AL, AU, Mabes, juga bendera merah putih.

"Mabes itu apa sih?"
"Markas besar, itu yang dulu kita sholat ied di sana waktu mudik ke rumah nenek. Tempat kerjanya budhe Ratik di sana juga."
"Waktu aku masih kecil?"
"Iya..."

#connectednes #context #learner #comnunication
***

Adik yang sedang sakit jadi sedikit bicara karena efek sariawan. Badannya mulai keluar bintik merata. Alhamdulillah masih mau minum ASI, minum madu, meskipun nafsu makannya turun drastis. Semoga lekas sembuh, syafakillah adek.

Mlg, 31-03-2020
Griya Wistara


Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Pulang ke Udik: Menggelar Kenangan, Membayar Hutang Kerinduan

Sebagai warga perantau, bagi Griya Wistara acara mudik bukan lagi hal baru. Entah pulang ke rumah orangtua di luar kota dalam propinsi maupun mertua yang lebih jauh, antar kota antar propinsi. Bukan hal mudah dalam mempersiapkan mudik, sebutlah H-3 bulan kami harus berburu tiket kereta agar tak kehabisan sesuai tanggal yang direncanakan. Pernah suatu waktu kami harus pasang alarm tengah malam, karena hari sebelumnya sudah kehabisan tiket kereta yang diharapkan. Padahal baru jam 00.15 WIB, artinya 15 menit dari pembukaan pemesanan. Belum lagi persiapan deretan kebutuhan selama sekian hari di kampung halaman. Mana barang pribadi, mana milik pasangan, dan persiapan perang ananda tak ketinggalan. Jangan tanya rancangan budget lagi, saat pengeluaran mendominasi catatan keuangan. Membawa sepaket koper alat perang, melipat jarak agar semakin dekat. Perjalanan selalu menyisakan hikmah. Bukan perkara mudah mengelola sekian jam di atas kereta bersama balita. Alhamdulillah, beberapa kali mele

Jurnal Belajar Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Usia 0-6 tahun : selesai dengan diri sendiri. Salah satu tantangan yang paling identik dengan tema level 7 ini, adalah saat orangtua mulai galau dan membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Atau yang paling dekat dengan saudara kandungnya sendiri. Seolah-olah anak harus mengikuti sebuah pertandingan yang belum tentu setara dengan dirinya. " Coba lihat, mas itu sudah bisa jalan. Kamu kok belum?" "Berani nggak maju ke depan seperti mbak ini? " Setiap anak memiliki sisi unik yang menjadikannya bintang. Allah tak pernah salah dalam membuat makhluk, maka melihat sisi cahaya dari setiap anak adalah keniscayaan bagi setiap orangtua. Berusaha dalam meninggikan gunung, bukan meninggikan lembah. Mengasah sisi yang memang tajam pada diri anak butuh kepekaan bagi orangtua. Dalam buku CPWU, dapat diambil teknik E-O-WL-W untuk menemukan kelebihan setiap anak. 1. Engage Atau membersamai anak dalam proses pengasuhan dan pendidikan dengan sepenuh hati (yang