Langsung ke konten utama

HE Wistara #1: Benda Padat di Rumah (1)

Bismillahirrahmanirrahim.

Sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona, mulai hari ini (16/03/20) kakak Farza belajar di rumah dulu. Seperti biasa ada sesi sholat dhuha & mengaji (Ummi jilid 4 hal 1) meskipun jamnya molor menjadi jam 9.

Alhamdulillah nggak bingung mau belajar apa karena sekolah kakak sudah menyiapkan bahan belajar.



Hari ini kami belajar tentang benda padat.

Apa itu benda padat? Benda yang bentuk dan isinya tidak berubah (tetap).

Ada apa saja benda padat di rumah? Wah, hampir semua barang-barang di rumah ternyata benda padat.

Benda Padat di Rumah
Mari kita tulis satu per satu di form yang  dari sekolah. "Sebelas aja ya, Bun... Kakak capek." OK, Kakak! Good Job!

Menulis Nama Benda Padat, Bentuk, Warna, dan Jumlahnya

Wah, ternyata ada beragam bentuk dan warnanya juga. Ayo kita kelompokkan! Ini kelompok lingkaran, ini segiempat, ini segitiga.

Kelompok Benda Padat Berdasarkan Bentuknya

Satu lagi tugas dari sekolah, menggambar salah satu benda padat di rumah. "Hemmm... Aku mau gambar piring aja!"
Ternyata isi piringnya juga ikut digambar. "Ini nasi, telur, wortel, kentang, sama tahu bacem."

Menggambar piring

Alhamdulillah, meskipun di rumah kakak Farza tetap bisa belajar. Semoga #viruscorona segera berlalu dan bisa belajar bersama Kakak-kakak dan teman-teman di SAAM.

Malang, 16-03-2020
Griya Wistara

#fitrahbelajar
#fitrahkeimanan
#fitrahindividual
#fitrahestetikadanbahasa
#fitrahbakat
#fitrahperkembangan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Pulang ke Udik: Menggelar Kenangan, Membayar Hutang Kerinduan

Sebagai warga perantau, bagi Griya Wistara acara mudik bukan lagi hal baru. Entah pulang ke rumah orangtua di luar kota dalam propinsi maupun mertua yang lebih jauh, antar kota antar propinsi. Bukan hal mudah dalam mempersiapkan mudik, sebutlah H-3 bulan kami harus berburu tiket kereta agar tak kehabisan sesuai tanggal yang direncanakan. Pernah suatu waktu kami harus pasang alarm tengah malam, karena hari sebelumnya sudah kehabisan tiket kereta yang diharapkan. Padahal baru jam 00.15 WIB, artinya 15 menit dari pembukaan pemesanan. Belum lagi persiapan deretan kebutuhan selama sekian hari di kampung halaman. Mana barang pribadi, mana milik pasangan, dan persiapan perang ananda tak ketinggalan. Jangan tanya rancangan budget lagi, saat pengeluaran mendominasi catatan keuangan. Membawa sepaket koper alat perang, melipat jarak agar semakin dekat. Perjalanan selalu menyisakan hikmah. Bukan perkara mudah mengelola sekian jam di atas kereta bersama balita. Alhamdulillah, beberapa kali mele

Jurnal Belajar Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Usia 0-6 tahun : selesai dengan diri sendiri. Salah satu tantangan yang paling identik dengan tema level 7 ini, adalah saat orangtua mulai galau dan membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Atau yang paling dekat dengan saudara kandungnya sendiri. Seolah-olah anak harus mengikuti sebuah pertandingan yang belum tentu setara dengan dirinya. " Coba lihat, mas itu sudah bisa jalan. Kamu kok belum?" "Berani nggak maju ke depan seperti mbak ini? " Setiap anak memiliki sisi unik yang menjadikannya bintang. Allah tak pernah salah dalam membuat makhluk, maka melihat sisi cahaya dari setiap anak adalah keniscayaan bagi setiap orangtua. Berusaha dalam meninggikan gunung, bukan meninggikan lembah. Mengasah sisi yang memang tajam pada diri anak butuh kepekaan bagi orangtua. Dalam buku CPWU, dapat diambil teknik E-O-WL-W untuk menemukan kelebihan setiap anak. 1. Engage Atau membersamai anak dalam proses pengasuhan dan pendidikan dengan sepenuh hati (yang