Langsung ke konten utama

HE Griya Wistara: Get Well Soon

Bismillahirrahmanirrahiim,

Hari ini kakak sempat demam, naik turun dari 38°, 37°, bahkan sampai 39° sambil menggigil saat tidur peluk Bunda. Alhamdulillah masih mau minum obat, mau makan, mau minum vitamin, mau minum madu. "Aku nggak mau kunyit, mau madunya aja," katanya saat ditawari minuman kunyit madu.

Dan obrolan-obrolan saat seperti ini rasanya lebih bermakna.

Kak: "Sakit itu apa sih?"
Bun: "Ya kaya gini, nggak bisa main kaya kalau sehat."
Kak: "Emangnya sakit itu dari Allah?"
Bun: "Iya, makanya berdoa sama Allah biar cepet sehat. Kan Allah yang ngasih sehat"

Kak: "Badan kakak anget ya?"
Bun: "Iya, itu badannya lagi perang melawan penyakit makanya panas."
Kak: "Melawan virus?"
Bun: "Bisa virus bisa bakteri, kita nggak bisaa lihat. Tapi badan kita udah pinter, dia tahu kalau ada benda asing masuk tubuh dilawan nanti sama sistem imun. Ada yang bawa pedang, bawa pistol, bawa panah."
Kak: "Heee.. Kok pistol.. Dor dor dor.."

Kak: "Kenapa sih kalau orang sholat jenazah itu nggak pake sujud?"
Bun: (Deggg...) "Emang kakak tahu darimana?"
Kak: "Dari buku..  Kakak baca kemarin."
Bun: "Soalnya itu buat menghormati jenazahnya, masa mau sujud sama jenazah. Sujud kan cuma sama Allah."

Kak: "Kakak sayang Bunda..." (sambil memeluk Bunda)
Bun: Bunda juga.
(Lalu datang adik yang minta dipeluk juga.)

Pagi ini kakak lebih banyak tidur untuk istirahat. Meskipun sebenarnya bertanya terus, belajarnya kapan? Saat bunda bilang libur dulu, raut kecewa muncul. Sambil negosiasi, "Aku nanti kalau sudah bangun tidur, aku mau asik-asik ngerjain yang di buku."

#communication #discipline #responsibility #learner
Mengerjakan PR
Sore harinya, suhu tubuh kakak sudah semakin stabil. Sudah bisa main bareng adik, sudah bisa bikin asik-asik sendiri. Dan dengan bangga menunjukkan hasil coretannya ke ayah& bunda. Oiya, di belakangnya ada follower yang juga bikin coretan cakarayam meniru kakak.
#ideation #includer #belief #command #developer
Karya Kakak
Mlg, 27-03-2020
Griya Wistara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapata...

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...