Langsung ke konten utama

Jurnal 2.8: Hi, Buddy Madina!

Terimakasih sudah bersedia menjadi 'my buddy' di pekan ke-delapan tahap Ulat-ulat Bunda Cekatan, Madina!

Sejak Ibu Septi live diskusi di hari Kamis kemarin, di kepala auto-ingat namamu. Jadi tak perlu waktu lama berpikir segera 'melamar' jadi partner di pekan ini. Alhamdulillah... Terimakasih sudah diterima. Jangan bosan jadi temanku ya... sekelas sejak maba Psikologi UIN 2008, matrikulasi batch #2, Bunsay batch #1, hingga sekarang Buncek batch #1.

Tantangan bagi buddy yang sudah lama kenal seperti kita adalah sering kali obrolan yang offside dari topik utama mengerjakan tugas. Jadi-lah kita sepakat membuat alir rasa khusus untuk saling sharing tentang peta belajar, pengalaman, makanan, dan harapan ke depan.

Alir rasamu

Alir rasaku


Alir Rasa Buddy Madina


Ternyata perjuanganmu sampai di tahap ini diwarnai aneka tantangan. Jangan lupa bahagia, ya!!! Beri apresiasi untuk dirimu yang sudah melewati berbagai pengalaman berharga selama di Kelas Bunda semangat!. It's OK to not OK, saat ekspektasi tak sejalan dengan realita waktunya melakukan 'false celebration' dan merencanakan kebahagiaan berikutnya. Alumni Bunsay Batch #1 pasti akan berjuang sekuat tenaga! Apalagi kita sudah menantikan kelas ini sekian lama.

Road Map Bunda Cekatan

Yuk kita cari tahu serunya main dengan berbagai kejutan di kelas ini. Insya Allah kita bisa menjalankan semua amanah yang datang dengan sukacita, bersama-sama menjadi kupu-kupu cantik yang bahagia. 

Bekal Tahap Kepompong


Nah, sebentar lagi kita akan memasuki tahap kepompong. Sepertinya ilmu yang kamu pilih untuk dipraktekkan 30 hari ke depan juga sudah di genggaman. Ijinkan menambah bekal untukmu, semoga bermanfaat.

1. Strategi Menetapkan Tujuan (SMART)

Saat alir rasa kemarin, sempat kita singgung tentang topik di peta dengan waktu yang tersedia untuk praktek. Sepertinya kita perlu menetapkan tujuan yang lebih realistis untuk praktek selama 30 hari ke depan. Kita buka lagi materi matrikulasi dulu, semoga doodle literasi dari Mbak Wildaini Shalihah ini bisa menjadi panduan kita nanti. Apakah akan mempraktekkan semua atau kita pilih sesuai kebutuhan dan kemampuan. SMART sangat berkaitan dengan skala prioritas dan upaya membangun habit.

SMART

2. Berlatih Menjadi Asertif

Kemarin saya sempat jalan-jalan mencari tahu tentang topik asertif. Secara teori mungkin mudah menemukan sumber salah satunya di sini, tetapi untuk praktek butuh effort lebih. Terlebih dalam mengerem perilaku agar tetap asertif, bukan bablas menjadi permisif atau justru agresif. Mungkin dengan menemukan strong why bisa membantumu menerapkan ilmu tentang topik asertif sehingga bisa relevan dengan tantangan yang dihadapi. 

3. Menyiapkan Tabungan

Topik ini juga beririsan dengan peta belajar saya seputar manajemen finansial. Saya jadi ingat materi dari pak Eko Pratomo (Malang Talents Up Date 2020). Atau kamu juga bisa mencoba aplikasi HaloFina dimana kita bisa cek kesehatan keuangan, rencana tabungan, dst.

4. Mengasah Kreativitas Bunda

Topik yang paling seru menurut saya, merupakan topik utama saya juga. Semoga bisa terus melakukan mantra bahagia: "Main bareng, ngobrol bareng, beraktivitas bareng" biar semakin bahagia. Memaksimalkan amunisi pin, kartu, juga buki dongeng pandu 45 yang sudah dimiliki.

Maafkan buddy-mu ini nggak banyak bantu. Semoga nanti tetap bisa sharing-sharing bahagia-nya ya... Tetap semangat!


Terimakasih support bekal-nya buddy... Jazakillah khair..

Diawinasis M. Sesanti
3119331323
IP Malang Raya

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapata...

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...