Langsung ke konten utama

HE Wistara1: Latihan Menulis dan Serunya Mendongeng

Bismillahirrahmanirrahim...

Alhamdulillah di hari Jumat yang barokah, kakak belajar di rumah bareng Bunda dan Adik.

Terimakasih sudah bangun pagi, jamaah subuh, mengaji Ummi jilid 4 halaman 5, juga melanjutkan hafalan Al-Lail 1-5.

Mumpung masih pagi, kita olahraga berjemur di balkon utara. Stretching sebentar, lalu membuat track untuk latihan merangkak, lari zig-zag, dan melompat halang rintang.

Setelah sarapan dan mandi pagi, kita sholat dhuha lalu membaca Asmaul Husna yang ada di mushaf besar.



Wah, kali ini diminta menulis angka 11-13 di buku PR. Alhamdulillah kakak bisa menyelesaikan dengan baik. Hadiahnya ada vitamin bentuk huruf untul kakak dan adik.


Setelah selesai dengan tugas dari sekolah, kita asik-asik bebas. Kali ini kita mendongeng memakai buku pandu 45. Ada Ela si teguh hati yang suka menari. Kakak yang juga ikut talenta menari di sekolah kemudian mempraktekkan tarian yang pernah dipelajarinya, ada tari Rampak, tari Semut, tari Ikan, ada juga tari Manasai yang mulai lupa gerakannya. 


Saat membaca dongeng Emo-semut ramah, kakak meneliti teman-teman emo yang ternyata serangga. Wah, langsung dikeluarkan buku ensiklopedia serangga milik kakak lalu disebutkan nama-namanya: kumbang rusa, cangcorang, kecoak, nyamuk, kepik, dst. #connectedness

Ada lagi tokoh Saga yang tegas dan cepat membuat keputusan untuk teman-temannya yang berebut sesuatu. Kakak menganalogikan Saga seperti dirinya yang menjadi pemimpin pasukan saat upacara bendera. 

Terakhir lewat buku dongeng Kika, si kupu-kupu maximizer. Kakak bisa menemukan komposisi gambar sempurna menurut tokoh Kika. 

Insya Allah jumpa lagi di seru-seruan Selanjutnya.

Mlg, 20-03-2020.
Griya Wistara




Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapata...

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...