Langsung ke konten utama

Day 10 : Celemek

Mlg, 21 Februari 2018
Diawinasis M Sesanti

Bismillahirrahmanirrahiim.

*Ar-Rahiim*
Allah Maha Penyayang

Luar biasa cara Allah agar kita semakin mendekat padaNya. Salah satunya lewat ananda di rumah. Saat adzan tiba, si makhluk surga selalu menjadi reminder "bunda, sholat". Ada lagi calon adik yang posisinya masih melintang, artinya mengajak bunda untuk lebih banyak sujud dan lebih banyak berserah diri pada Pemberi Amanah di keluarga kami.

❤ Alhamdulillah untuk nikmat kesehatan, nikmat iman dan Islam sehingga masih bisa melaksanakan rutinitas pagi seperti biasa. Masih dapat menjalankan tugas-tugas domestik. Masih bisa memasak makanan untuk keluarga dan makan bersama. Menu camilan iseng pun ternyata disukai, dadar gulung isi selai coklat. Satu lagi keisengan yang membuat bahagia, celemek untuk kakak dari kemeja yang tak dipakai lagi.

❤ Alhamdulillah untuk pasangan yang tulus mendampingi bumil. Yang siap dimintai bantuan ini itu saat ada di rumah. Alhamdulillah melihat pasangan bersemangat menjalankan peran hidup yang dipilih, tentang angka tentang pendidikan. Alhamdulillah melihat kedekatan ayah-anak di setiap hari.

❤ Alhamdulillah kakak yang hari ini banyak bereksplorasi. Mencoba menulis memakai spidol ayah (pink dan hijau) kemudian menggabungkan kedua warnanya "Wah, jadi ungu!", katanya kemudian. Menunggui bunda membuat celemek, kemudian terlihat senyum bahagia saat ada namanya dijahit di atasnya. "Mau masak", katanya. Ananda yang menunjukkan kemandirian makan sendiri, memilih dan memakai baju sendiri, dst.

❤ Alhamdulillah masih bisa menikmati udara pagi dan cuitan burung. Cuaca cerah hari ini sehingga cucian kering. Tanaman cabe dan tomat di balkon kembali segar setelah disiram. Sedikit berkeringat di siang hari, kemudian Allah dinginkan dengan hujan di sore hari. Allahumma shoyyiban naafi'an.

***

#GriyaWistara
#21Februari2018
#Malang
#3y7m
#KelasPortofolioAnakbyGPA
#GriyaPortofolioAnak
#MengikatMaknaSepenuhCinta
#PekaAkanUnikAnak

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapata...

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...