Langsung ke konten utama

TANTANGAN 12.3 Dokumentasi DoodleArt

TANTANGAN 12.3
Diawinasis M Sesanti
Mlg, 05 Februari 2018

Bismillahirrahmanirrahiim. 

Menjadi keluarga multimedia, artinya multimedia lah yang bekerja untuk kita dan keluarga bukan sebaliknya. Salah satu ranah suka dan bisa yang saya jalani saat ini adalah membuat coretan/doodle, untuk mendapatkan file yang berkualitas biasanya saya memakai scanner. Tapi saat terburu-buru, kamera smart phone biasanya jadi pilihan. Tapi tentu ada kelemahan dari hasil jepretan HP tidak seperti memakai scanner. Nah, aplikasi satu ini pernah direkomendasikan oleh @emakdoodle untuk menyimpan gambar lebih berkualitas dengan bantuan fitur kameranya.


"Evernote"
Aplikasi ini sebenarnya tak hanya berfungsi dari fitur kamera, seperti namanya ada fitur berupa catatan, coretan, alarm, dsb. Cukup mudah tinggal download di playstore kemudian daftar dengan email, nanti akan ada email masuk untuk konfirmasi. Bagi yang baru menginstal, ada tutorial sederhana yang bisa diikuti untuk berkenalan dengan aplikasi berlogo gajah ini.


Tekan tanda "+" di pojok kiri bawah, lalu pilih sesuai kebutuhan kita. Misalnya saya yang lebih membutuhkan fitur kamera (berada di menu teratas) karena hasilnya nanti bisa disimpan dalam bentuk dokumen. Artinya kualitas gambar doodle yang dihasilkan mirip seperti saat kita memakai scanner. Bagi yang pernah mencoba, pasti tahu bedanya.
Selain Kamera, ada menu:
- Lampiran (berupa file)
- Audio (berupa suara)
- Pengingat
- Tulisan tangan (kita bisa membuat tulisan tangan atau coretan gambar sederhana di sini)
- Catatan teks

Mungkin bagi bunda yang butuh, fasilitas di aplikasi ini bisa dimanfaatkan. Bagi saya pribadi, menulis jurnal harian langsung di kertas lebih efektif dan menyenangkan.

#Tantangan10Hari
#Level12
#KuliahBunsayIIP
#KeluargaMultimedia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Pulang ke Udik: Menggelar Kenangan, Membayar Hutang Kerinduan

Sebagai warga perantau, bagi Griya Wistara acara mudik bukan lagi hal baru. Entah pulang ke rumah orangtua di luar kota dalam propinsi maupun mertua yang lebih jauh, antar kota antar propinsi. Bukan hal mudah dalam mempersiapkan mudik, sebutlah H-3 bulan kami harus berburu tiket kereta agar tak kehabisan sesuai tanggal yang direncanakan. Pernah suatu waktu kami harus pasang alarm tengah malam, karena hari sebelumnya sudah kehabisan tiket kereta yang diharapkan. Padahal baru jam 00.15 WIB, artinya 15 menit dari pembukaan pemesanan. Belum lagi persiapan deretan kebutuhan selama sekian hari di kampung halaman. Mana barang pribadi, mana milik pasangan, dan persiapan perang ananda tak ketinggalan. Jangan tanya rancangan budget lagi, saat pengeluaran mendominasi catatan keuangan. Membawa sepaket koper alat perang, melipat jarak agar semakin dekat. Perjalanan selalu menyisakan hikmah. Bukan perkara mudah mengelola sekian jam di atas kereta bersama balita. Alhamdulillah, beberapa kali mele

Jurnal Belajar Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Usia 0-6 tahun : selesai dengan diri sendiri. Salah satu tantangan yang paling identik dengan tema level 7 ini, adalah saat orangtua mulai galau dan membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Atau yang paling dekat dengan saudara kandungnya sendiri. Seolah-olah anak harus mengikuti sebuah pertandingan yang belum tentu setara dengan dirinya. " Coba lihat, mas itu sudah bisa jalan. Kamu kok belum?" "Berani nggak maju ke depan seperti mbak ini? " Setiap anak memiliki sisi unik yang menjadikannya bintang. Allah tak pernah salah dalam membuat makhluk, maka melihat sisi cahaya dari setiap anak adalah keniscayaan bagi setiap orangtua. Berusaha dalam meninggikan gunung, bukan meninggikan lembah. Mengasah sisi yang memang tajam pada diri anak butuh kepekaan bagi orangtua. Dalam buku CPWU, dapat diambil teknik E-O-WL-W untuk menemukan kelebihan setiap anak. 1. Engage Atau membersamai anak dalam proses pengasuhan dan pendidikan dengan sepenuh hati (yang