Langsung ke konten utama

TANTANGAN 12.14: Yuk Belajar Bahasa

TANTANGAN 12.14: Yuk Belajar Bahasa
Diawinasis M Sesanti
Mlg, 16 Februari 2018

Bismillahirrahmanirrahiim.
Dengan semakin pesatnya teknologi, perkembangan bahasa pun tak terbatas. Dengan mudah masuk bahasa serapan baik dari bahasa daerah maupun bahasa negara lain. Nah, menjadi ujian tersendiri saat bahasa bercampur-campur dan kita kesulitan mengetahui bahasa Indonesia yang benar. Dulu saat saya masih sekolah, kamus besar bahasa Indonesia itu hanya ada di perpustakaan dan beratnya MasyaAllah luar biasa. Sekarang, KBBI bisa diakses dengan mudah dari mana saja.

Link Download :

Kita dapat mencari arti kata dengan memasukkan kata yang kita cari. Kemudian akan muncul kata tersebut disertai kata lain yang mirip. Tentu sangat mudah daripada membuka buku kamus tebal.

Selain itu ada menu-menu lain yang juga menarik untuk dipelajari.
*Bahasa: ada beberapa bahasa lain di luar bahasa Indonesia, sehingga kita bisa mengetahui artinya dalam bahasa indonesia. Misalnya dalam bahasa Jawa "abang" artinya merah.
*Bidang: kita dapat menemukan berbagai kata yang familiar dengan bidang tertentu. Misalnya kesehatan, administrasi, psikologi, dst.
*Kelas Kata : pengelompokan kata berdasarkan kelompoknya, ada adjektiva, nomina, verba, dst.
*Ragam : kita bisa lihat berbagai penggunaan kata yang agak kasar, lebih halus/terhormat, klasik, dst.
*Jenis: ada kata dasar, kata turunan, gabungan kata, peribahasa, ungkapan, kiasan. Jadi nostalgia kembali belajar bahasa semasa sekolah dulu.

Yuk belajar bahasa, agar bisa menulis dengan lebih baik.

#Tantangan10Hari
#Level12
#KuliahBunsayIIP
#KeluargaMultimedia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Pulang ke Udik: Menggelar Kenangan, Membayar Hutang Kerinduan

Sebagai warga perantau, bagi Griya Wistara acara mudik bukan lagi hal baru. Entah pulang ke rumah orangtua di luar kota dalam propinsi maupun mertua yang lebih jauh, antar kota antar propinsi. Bukan hal mudah dalam mempersiapkan mudik, sebutlah H-3 bulan kami harus berburu tiket kereta agar tak kehabisan sesuai tanggal yang direncanakan. Pernah suatu waktu kami harus pasang alarm tengah malam, karena hari sebelumnya sudah kehabisan tiket kereta yang diharapkan. Padahal baru jam 00.15 WIB, artinya 15 menit dari pembukaan pemesanan. Belum lagi persiapan deretan kebutuhan selama sekian hari di kampung halaman. Mana barang pribadi, mana milik pasangan, dan persiapan perang ananda tak ketinggalan. Jangan tanya rancangan budget lagi, saat pengeluaran mendominasi catatan keuangan. Membawa sepaket koper alat perang, melipat jarak agar semakin dekat. Perjalanan selalu menyisakan hikmah. Bukan perkara mudah mengelola sekian jam di atas kereta bersama balita. Alhamdulillah, beberapa kali mele

Jurnal Belajar Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Usia 0-6 tahun : selesai dengan diri sendiri. Salah satu tantangan yang paling identik dengan tema level 7 ini, adalah saat orangtua mulai galau dan membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Atau yang paling dekat dengan saudara kandungnya sendiri. Seolah-olah anak harus mengikuti sebuah pertandingan yang belum tentu setara dengan dirinya. " Coba lihat, mas itu sudah bisa jalan. Kamu kok belum?" "Berani nggak maju ke depan seperti mbak ini? " Setiap anak memiliki sisi unik yang menjadikannya bintang. Allah tak pernah salah dalam membuat makhluk, maka melihat sisi cahaya dari setiap anak adalah keniscayaan bagi setiap orangtua. Berusaha dalam meninggikan gunung, bukan meninggikan lembah. Mengasah sisi yang memang tajam pada diri anak butuh kepekaan bagi orangtua. Dalam buku CPWU, dapat diambil teknik E-O-WL-W untuk menemukan kelebihan setiap anak. 1. Engage Atau membersamai anak dalam proses pengasuhan dan pendidikan dengan sepenuh hati (yang