Langsung ke konten utama

TANTANGAN 12.10 Ngeblog Yuk

TANTANGAN 12. 10
Diawinasis M Sesanti
Mlg, 12 Februari 2018

Bismillahirrahmanirrahiim.
Ceritanya kemarin ikutan ibu-ibu pembelajar di RumBel Menulis IIP Malang Raya. Jangan ditanya saya ngapain, nyempil aja biar tempatnya penuh. Nah, mumpung temanya pas dengan tantangan level 12 kali ini membahas manfaat multimedia untuk keluarga. Ini salah satu media menulis yang mudah, terutama bagi yang ingin berbagi pengalaman di keluarga.

"Blogger"

Meskipun teknologi yang kekinian digunakan adalah youtube dan instagram, ternyata blog masih punya tempat untuk "menghasilkan". Salah satunya yang mudah bagi pemula, kita bisa mencoba app blogger di smartphone. Memang sih, aplikasi ini cukup terbatas untuk sekedar posting namun cukup membantu. Untuk lebih lengkapnya kita bisa log in di browser saja, dan lebih nyaman memakai PC/laptop karena kita lebih bebas bereksplorasi.

Kemarin sempat menyimak sharing dengan salah satu blogger di kota Malang yang juga member IIP bahwa banyak job dari review, dari titip link, event sponsor, dsb. Meskipun kebanyakan dari kami memakai blog belum sampai tahap sana, tapi tentu saja "menulis"lah yang pertama dilakukan untuk mencapai tahap produktif.

Nah, tulisan atau KONTEN memang penting dalam dunia SEO tapi ada hal-hal lain seputar teknis yang juga perlu diperhatikan. Yang kedua adalah DESAIN, wah cukup njilmet bagi yang tak biasa utak-atik. Tapi bermodal rasa ingin tahu yang besar, ini bukan hal yang sulit. Selanjutnya kita juga perlu memerhatikan KEYWORD. Dimana kita bisa menyisipkannya? Bisa lewat judul, isi tulisan kita, heading, URL, gambar, dan meta deskripsi dalam artikel tersebut. Terakhir ada LINK baik yang internal, inbound, maupun outbond link. Apalagi ini? Boleh lah coba cari.

Link Download:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.google.android.apps.blogger

#Tantangan10Hari
#Level12
#KuliahBunsayIIP
#KeluargaMultimedia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapata...

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...