Langsung ke konten utama

TANTANGAN 12.4 Kelas di Gadget

TANTANGAN 12.4
Diawinasis M Sesanti
Mlg, 06 Februari 2018

Bismillahirrahmanirrahiim.
Ternyata ada banyak sekali fasilitas yang disediakan oleh teknologi untuk membantu kita terus produktif. Fomo bisa mengintai jika kita tak bijak mengatur batu-kerikil-pasir yang memang kita butuhkan.


Bagi seorang ibu yang butuh belajar meng-upgrade diri dimanapun berada, keberadaan kelas online sangat membantu. Setelah WAG cukup menguras perhatian, ada salah satu kelas yang memakai aplikasi Google Classroom. Dari yang benar-benar zero, akhirnya bisa kenal dan belajar memakai media ini.

"Google Classroom"

Kelas seperti dalam genggaman. Kita tinggal download dan otomatis bergabung memakai email google yang dimiliki. Kita bisa membuat kelas atau bergabung ke kelas yang sudah dibuat lewat link yang dikirim via email atau kode konfirmasi. Setiap kelas yang diikuti akan menjadi list di halaman awal.

*Stream*
Kiriman Fasilitator/Guru akan muncul di halaman ini. Baik berupa materi, tugas, survey, dsb. Ini salah satu kelebihan, materi dan tugas belajar tidak "tenggelam" seperti saat belajar di WAG. Tentu ini memudahkan pencarian kita saat ingin belajar lebih lanjut.


*Classmate*
Daftar teman sekelas kita bisa dilihat di sini. Apakah sudah saling kenal???


*Your Work*
Jika ada tugas yang belum kita kerjakan, akan muncul notifikasi di sini. Ada juga list jadwal, nama fasilitator kelas, materi, dsb.
Ngomong-ngomong soal tugas, akan ada notifikasi di halaman awal jika ada tugas baru menanti. Bisa juga kita pilih menu "to-do" untuk memeriksa apakah list tugas kita sudah selesai atau belum. Dalam mengerjakan tugas, kita bisa memakai beragam *attachment* sesuai kebutuhan untuk diserahkan pada fasilitator. Pdf, word, g.doc, file gambar, link, dst.
Selama 3 bulan kenalan dengan g.classroom, barulah saya paham penggunaannya lewat pengalaman belajar. Alhamdulillah cukup efektif untuk belajar.


#Tantangan10Hari
#Level12
#KuliahBunsayIIP
#KeluargaMultimedia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Pulang ke Udik: Menggelar Kenangan, Membayar Hutang Kerinduan

Sebagai warga perantau, bagi Griya Wistara acara mudik bukan lagi hal baru. Entah pulang ke rumah orangtua di luar kota dalam propinsi maupun mertua yang lebih jauh, antar kota antar propinsi. Bukan hal mudah dalam mempersiapkan mudik, sebutlah H-3 bulan kami harus berburu tiket kereta agar tak kehabisan sesuai tanggal yang direncanakan. Pernah suatu waktu kami harus pasang alarm tengah malam, karena hari sebelumnya sudah kehabisan tiket kereta yang diharapkan. Padahal baru jam 00.15 WIB, artinya 15 menit dari pembukaan pemesanan. Belum lagi persiapan deretan kebutuhan selama sekian hari di kampung halaman. Mana barang pribadi, mana milik pasangan, dan persiapan perang ananda tak ketinggalan. Jangan tanya rancangan budget lagi, saat pengeluaran mendominasi catatan keuangan. Membawa sepaket koper alat perang, melipat jarak agar semakin dekat. Perjalanan selalu menyisakan hikmah. Bukan perkara mudah mengelola sekian jam di atas kereta bersama balita. Alhamdulillah, beberapa kali mele

Jurnal Belajar Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Usia 0-6 tahun : selesai dengan diri sendiri. Salah satu tantangan yang paling identik dengan tema level 7 ini, adalah saat orangtua mulai galau dan membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Atau yang paling dekat dengan saudara kandungnya sendiri. Seolah-olah anak harus mengikuti sebuah pertandingan yang belum tentu setara dengan dirinya. " Coba lihat, mas itu sudah bisa jalan. Kamu kok belum?" "Berani nggak maju ke depan seperti mbak ini? " Setiap anak memiliki sisi unik yang menjadikannya bintang. Allah tak pernah salah dalam membuat makhluk, maka melihat sisi cahaya dari setiap anak adalah keniscayaan bagi setiap orangtua. Berusaha dalam meninggikan gunung, bukan meninggikan lembah. Mengasah sisi yang memang tajam pada diri anak butuh kepekaan bagi orangtua. Dalam buku CPWU, dapat diambil teknik E-O-WL-W untuk menemukan kelebihan setiap anak. 1. Engage Atau membersamai anak dalam proses pengasuhan dan pendidikan dengan sepenuh hati (yang